Melawan Hoaks dengan "Tabayyun"

Berita berita hoax yang beredar di media sosial sudah sangat mencemaskan.  Berita berita itu menyerbu secara masif sehingga memengaruhi sikap dan pola pikir masyarakat.  Meski beberapa organisasi bayaran penggerak hoax telah ditangkap,  tidak menjamin dunia maya telah aman. 

Masalahnya pihak pihak yang berkepentingan mengadu domba masyarakat melalui berita berita hoax tidak hanya satu.  Mereka bisa berasal dari dalam dan luar negeri.  Tujuannya ingin mengacaukan stabilitas Indonesia. 

Penyakit masyarakat Indonesia,  suka menyebarkan sesuatu tanpa dipikirkan dahulu apa akibatnya.  Mereka malas melakukan cek dan rice terhadap kebenaran suatu berita.  Jika menemukan asa hal yang menarik,  langsung dibagikan begitu saja. 

Hal itulah yang menjadi lahan subur para pembuat berita hoax.  Mereka menggugah emosi rendah masyarakat yang minim literasi.  Dan membangun opini sesuai dengan kepentingan mereka. 

Menyadari suatu itu,  maka Kementerian Agama RI mengajak masyarakat,  terutama yang eksis di dunia maya,  untuk melawan Hoax.  Kemarin,  Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin,  menjelaskan pentingnya melawan hoax di depan kompasianers.  Acara ini berlangsung di D'Consulate,  Jakarta Pusat. 

Keprihatinan Lukman  sampai dituangkan ke dalam puisi.  Salah satu karyanya dibacakan di depan para kompasianer yang bersemangat untuk menyimak.  Puisi puisi yang diciptakan Menag,  di kala ia tidak bisa tidur dalam suatu perjalanan jauh. 

Tema diskusi dengan kompasianers adalah melawan hoax menjaga hati.  Maksud Menteri Agama ini,  bagaimana pun untuk melihat suatu berita adalah hoax atau tidak,  berpulang kepada hati masing-masing.  Kalau hati seseorang dipenuhi iman,  tidak akan mudah dipengaruhi berita hoax. 

Di sisi lain,  kita juga harus menjaga hati dari kekotoran berita berita hoax.  Jika kita terlalu sering membaca berita hoax   hati akan menjadi kotor.  Kita akan menjadi mudah marah,  tersinggung dan berprasangka buruk.

Lukman Hakim menyarankan,  jika menemukan berita yang aneh,  jangan langsung disebarkan.  Sebaiknya ditelusuri dulu asal muasalnya.  Kita harus melakukan tabayyun. 

Tabayyun yang dimaksud adalah dengan mengecek kebenaran suatu berita kepada orang yang pertama menuliskan atau membagikan.  Kita akan tahu apakah hal itu disengaja,  atau tujuan dari penyebaran berita tersebut. Ini penting untuk memotong penyebaran berita hoax. 

Dengan menemukan sumber pertama   akan ketahuan siapa dan kelompok apa yang menggerakkan mereka.  Sudah jelas bahwa berita berita itu sengaja diciptakan untuk menimbulkan keresahan dalam masyarakat. 

Fenomena penyebaran berita hoax terjadi di seluruh dunia.  Seiring dengan perkembangan teknologi   dan terciptanya interaksi melalui dunia maya.  Gadget menjadi perangkat penting dalam penyebaran berita hoax. 

Sebetulnya penyebaran berita berita hoax diawali oleh agen agen asing dari negara adidaya.  Hal itu dilakukan untuk memecah belah masyarakat di negara yang ingin mereka kuasai.  Sasaran mereka adalah negara negara berkembang dimana masyarakatnya sangat naif dan mudah dipengaruhi. 

Kita harus membangun kesadaran masyarakat Indonesia agar tidak mudah menelan berita berita hoax.  Jangan sampai kita menjadi korban berikutnya dari keserakahan negara negara adidaya yang ingin mencaplok negeri ini. 

Di sinilah peran para penulis,  blogger dan penggiat media sosial.  Kita menyebarkan berita berita baik.  Kita harus mengedukasi masyarakat pengguna media sosial. 

Kompasianers anti hoax (dok. Isjet)