Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Uni Eropa Gamang dalam Persoalan Iran

22 Mei 2018   05:49 Diperbarui: 22 Mei 2018   07:17 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertemuan Komisaris UE dan Menteri energi Iran (dok.middleeast.net)

Keluarnya Amerika Serikat dari kesepakatan nuklir Iran memengaruhi kebijakan Uni Eropa.  Terutama dalam hal kerja sama tentang perdagangan minyak dan gas. Beberapa negara Eropa mungkin akan menarik investasi dari Iran.

Sebenarnya,  sejak adanya kesepakatan nuklir tahun 2015,  investasi Uni Eropa meningkat pesat di Iran. Misalnya Perusahaan raksasa Perancis,  French Gas and Power Grap Energy,  menanam investasi senilai 20 Miliar Euro.  Demikian pula perusahaan dari Jerman,  Polish Gas Firm PGNIG and German Lender.

Namun lkeputusan Amerika Serikat yang keluar dari kesepakatan tentang nuklir  membuat mereka ragu ragu untuk melanjutkan investasi.  Keraguan ini jelas karena mereka adalah sekutu dari Amerika Serikat.  Dalam hal ini,  Perancis yang sudah menyatakan dukungan kepada Donald Trump beberapa waktu yang lalu. 

Walau begitu,  Komisaris  Uni Eropa untuk Iklim dan Energi, Miguel Arias Canete datang ke Teheran.  Ia membicarakan beberapa kemungkinan yang terjadi dengan lima menteri Iran.  Hal terburuk adalah jika Uni Eropa terpaksa menarik semua investasi dari Iran. 

Menurut  Bizan Zanganeh,  Menteri minyak Iran,  keluarnya Amerika Serikat dari kesepakatan tentang nuklir,  tidak akan memengaruhi ekspor minyak Iran jika Uni Eropa dapat mempertahankan investasi di sana.  Namun agaknya tipis kemungkinan hal itu terjadi. 

Dalam cuitannya di akun Twitter @MAC_Europe,  Miguel mengatakan bahwa investasi Uni Eropa tergantung sikap Washington.  Jika Amerika Serikat tidak keberatan,  maka investasi berlanjut.  Sayangnya,  Amerika Serikat justru hendak menggempur Iran bersama Israel. 

Di sisi lain,  dalam waktu dekat akan ada pertemuan antara Uni Eropa,  Rusia dan Cina.  Mereka juga bakal membicarakan masalah kesepakatan nuklir tersebut. Termasuk mengenai investasi yang dapat dipertahankan. 

Cina  telah menyatakan  bahwa dia siap menggantikan Uni Eropa dan menanamkan investasi di Iran.  Hal ini sungguh menarik,  karena membuat Uni Eropa menjadi gamang.  Bagaimana pun investasi di Iran memberikan keuntungan yang tidak sedikit bagi Uni Eropa. 

Masuknya Cina menjadi titik keseimbangan yang sangat penting.  Cina telah menjadi raksasa ekonomi dunia. . Negara ini menjadi saingan berat yang tidak bisa diabaikan. 

Kegamangan Uni Eropa,  seperti juga mendapat buah simalakama.  Jika bertahan di Iran,  bakal berhadapan dengan Amerika Serikat.  Sedangkan jika meninggalkan Iran,  ada kerugian ekonomi yang harus ditanggung. 

Padahal,  Uni Eropa  masih belum pulih dari kebangkrutan.  Hanya Jerman dan Perancis yang mampu bertahan.  Selama ini mereka sudah keberatan menanggung beban bangkrutnya sebagian besar negara negara yang menjadi anggota Uni Eropa. 

Sebenarnya ini adalah taktik dan strategi jitu dari Rusia untuk menyelamatkan Iran.  Rusia adalah partner Iran dalam perniagaan minyak dan gas.  Jika Iran jatuh,  maka Rusia juga akan terkena dampaknya. 

Sementara Cina,  justru menjadi kuda hitam yang akan mendapatkan keuntungan dari kedua kubu.  Negara tirai bambu ini memang cerdik dalam masalah ekonomi.  Dia bisa memainkan peran dengan baik. 

Namun jjika Cina berhasil menggantikan Uni Eropa dalam investasi di Iran,  harus menanggung resiko berhadapan dengan Amerika Serikat.  Setidaknya,  Cina bisa membawa soal kesepakatan nuklir Iran  ke sidang PBB.  Toh Cina juga memiliki hak veto seperti Amerika Serikat. 

Tampaknya Iran akan dalam posisi aman untuk beberapa lama.  Iran cukup menunggu perundingan negara negara adidaya yang memperebutkan investasi minyak dan gas miliknya.  Iran masih bisa bernafas lega karena belum akan menghadapi pasukan Israel dan Amerika Serikat dalam waktu dekat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun