Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Nikmat Bukber bersama Sahabat

19 Mei 2018   10:51 Diperbarui: 19 Mei 2018   11:16 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahu arti persahabatan?  Sahabat adalah orang terdekat yang betul betul mengenal dan menerima kita apa adanya.  Mereka tahu tentang kita dari A sampai Z. 

Saking kenalnya mereka tahu betul kelemahan dan kelebihan kita.  Mereka akan menegur jika kita melakukan kesalahan.  Sebaliknya,  mereka yang pertama akan memberi dukungan jika kita jatuh. 

Kedekatan dengan sahabat seringkali melebihi kedekatan dengan saudara kandung. Bahkan sebenarnya mereka lah yang pantas disebut saudara.  Sebab kepedulian mereka melebihi saudara kandung. 

Hebatnya   kedekatan dengan sahabat tak lelang dimakan waktu.  Walaupun terpisah jauh,  ataupun jarang bertemu,  tidak mengurangi perasaan sebagai orang terdekat.  Sebab ikatan kuat itu ada dalam batin kita. 

 Karena iitu adalah suatu kebahagiaan jika bisa berkumpul bersama sahabat.  Pada saat itulah kita bisa bersikap apa adanya,  tanpa ada yang ditutupi.  Kita bisa menangis atau tertawa lepas,  tidak jadi soal. 

Seperti pada bulan ramadhan ada waktu khusus untuk berbuka puasa dengan sahabat.  Tempatnya tidak harus mewah,  yang penting bisa bertemu di antara kesibukan masing masing.  Tapi pasti cukup strategis untuk semua. 

Sahabat saya tidak semuanya muslim.  Tetapi mereka ikut berpuasa saat kami berpuasa.  Dan mereka ikut repot mengingatkan sholat jika waktunya tiba. 

Tempat yang paling sering dipilih untuk buka puasa adalah di Taman Ismail Marzuki. Soalnya mudah didatangi  dari mana saja.  Ada banyak deretan warung makan dengan harga terjangkau.

 Pukul lima kami sudah di sana. Pertama  'ngadem'  dulu di bioskop sambil menunggu yang lainnya.  Setelah lengkap baru kemudian pindah ke warung.  Harus segera memesan,  karena banyak yang bukber nantinya antrean panjang.

Sembari menunggu adzan maghrib,  kami saling bercerita.  Jika ada masalah,  langsung diutarakan,  dan satu persatu memberikan pendapat atau solusi.  Rasanya plong bisa berdiskusi bebas.  Kadang saya terharu dengan perhatian mereka.

Kalau semua dalam keadaan baik-baik saja,  maka kami bercanda ria.  Sesekali menggoda tanpa menjatuhkan.  Dan biasanya kami sampai tertawa terbahak bahak.  Apalagi jika mengenang kekonyolan di masa lalu.

Saatnya shalat,  kami yang muslim pergi ke masjid.  Mereka yang non muslim menunggu sambil minum kopi.  Obrolan   dilanjutkan setelah selesai shalat.

Waktu terasa berjalan sangat cepat,  dan minum kopi sudah bertambah.  Kami baru beranjak ketika teringat ada keluarga yang menunggu di rumah. Kami pulang sendiri sendiri karena memang arahnya berbeda.

 Persahabatan  kami sudah puluhan tahun lamanya.  Tidak pernah ada yang marah satu sama lain.  Kami saling memaklumi dan memahami sifat masing masing.  Tapi satu yang pasti,  kami selalu saling mendoakan.

Sahabat bagi saya adalah harta yang paling berharga.  Mereka yang mau bersusah payah mengeluarkan tangan saat saya terjatuh.  Mereka tanpa pamrih,  tidak mengharapkan balasan apa pun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun