Saatnya shalat,  kami yang muslim pergi ke masjid.  Mereka yang non muslim menunggu sambil minum kopi.  Obrolan  dilanjutkan setelah selesai shalat.
Waktu terasa berjalan sangat cepat, Â dan minum kopi sudah bertambah. Â Kami baru beranjak ketika teringat ada keluarga yang menunggu di rumah. Kami pulang sendiri sendiri karena memang arahnya berbeda.
 Persahabatan  kami sudah puluhan tahun lamanya.  Tidak pernah ada yang marah satu sama lain.  Kami saling memaklumi dan memahami sifat masing masing.  Tapi satu yang pasti,  kami selalu saling mendoakan.
Sahabat bagi saya adalah harta yang paling berharga. Â Mereka yang mau bersusah payah mengeluarkan tangan saat saya terjatuh. Â Mereka tanpa pamrih, Â tidak mengharapkan balasan apa pun.