Kemarin, Israel merayakan hari 'kemerdekaan' yang ke 70 tahun. Bagi bangsa Palestina dan umat muslim di seluruh dunia, justru dimulainya penjajahan Israel atas Palestina.Peristiwa dimana satu juta orang Palestina diusir dari tanah airnya sendiri.
70 tahun itu ditandai dengan pembantaian 62 orang Palestina yang melakukan protes di jalur Gaza. Korban tewas yang ditembak tentara Israel terdiri dari berbagai usia. Bahkan anak anak balita pun menjadi sasaran.Â
Pembantaian itu adalah perintah legal dari pemerintah Israel. Menteri Keadilan Israel, Ayelet Shaked mengatakan jika Israel ingin membersihkan Gaza, maka itu harus terlaksana. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu malah menyebut orang Palestina adalah Nazi.Â
Selama satu terakhir, pembangunan pemukiman Yahudi di jalur Gaza mencapai 17 persen. Orang - orang Palestina digusur secara paksa sehingga harus tinggal di kamp kamp pengungsi yang tidak layak. Mereka kekurangan makan, dan terserang penyakit.Â
Israel semakin membusungkan dada karena perayaan 70 tahun ini ditandai dengan pembukaan kedutaan Amerika Serikat di Yerusalem Timur. Langkah Amerika Serikat juga diikuti beberapa negara sekutu. Bahkan Pangeran William dari Inggris akan berkunjung secara resmi ke Yerusalem.Â
Israel telah bersiap siap menjadikan Yerusalem Timur terbebas dari orang orang Palestina. Para penjaga dan pengurus masjid Al Aqsa pun telah ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara. Mereka tidak menghormati tempat suci bagi umat muslim.Â
Seiring dengan itu, Israel melanjutkan penggalian terowongan di bawah masjid Al Aqsa. Penggalian tersebut untuk mencari situs nabi Musa AS. Namun akibatnya kelak, masjid Al Aqsa bisa runtuh.Â
Protes di seluruh dunia berlangsung ricuh. Tidak hanya umat muslim yang mengecam tindakan Israel. Ada sekitar 500 orang Yahudi Inggris yang memprotes pembantaian di Gaza.Â
Paus Franciscus Xaverius juga berpidato di depan umum. Ia menyerukan agar Israel menghentikan kekejamannya atas penduduk Palestina. Paus berharap bahwa Israel bisa mengembalikan hak hak Palestina.Â