Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tiga Opsi Rusia untuk Sekutu

10 Mei 2018   21:48 Diperbarui: 10 Mei 2018   22:33 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dmitry Peskov, jubir Kremlin (dok.middleeast.net)

Seluruh dunia memberikan reaksi keras terhadap keputusan Amerika Serikat yang keluar dari kesepakatan tentang nuklir Iran.  Para pemimpin negara negara besar memberikan statement mengenai hal tersebut.  Termasuk Perdana Menteri Inggris,  Theresa May,  salah satu sekutu terdekat Amerika Serikat. 

Theresa May menyatakan bahwa langkah Amerika Serikat mengandung konsekuensi serius.  Sedangkan mantan Presiden  Amerika Serikat,  Obama,  mengatakan keputusan ini adalah suatu kesalahan.  Kanselir Jerman,  Angela Merkel mengatakan hal senada bahwa Amerika Serikat harus menanggung resikonya kelak. 

Keputusan Amerika Serikat telah melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang dikeluarkan tahun 2012.  Lima negara anggota tetap DK PBB,  yaitu Rusia,  Jerman,  Cina,  Inggris dan Amerika Serikat menandatangani resolusi tersebut.  Hanya Amerika Serikat yang menyalahi kesepakatan,  sedangkan empat lainnya tetap mempertahankan resolusi itu. 

Rusia,  sebagai negara yang paling terlibat dalam konflik Timur Tengah,  memberikan reaksi sangat keras,  Juru bicara Kremlin,  Dmitry Peskov menyampaikan bahwa Amerika Serikat akan segera merasakan hasil dari keputusan tersebut.  Bisa dikatakan ini adalah sebuah 'ancaman'  halus dari negara beruang merah. 

Namun ada tiga opsi yang akan dilakukan Rusia. Antara lain : 

Pertama adalah memberi kesempatan pada Amerika Serikat dan sekutunya,  terutama Israel,  untuk melakukan negosiasi dengan Rusia.  Hal ini dimungkinkan karena ada rencana bahwa Perdana Menteri Israel,  Benjamin Netanyahu berkunjung ke Moskow minggu depan. 

Memang belum jelas apa maksud kedatangan Netanyahu ke Rusia.  Namun diperkirakan mencoba membujuk agar Rusia berhenti melindungi Iran,  dengan janji sekutu tidak akan mengganggu kepentingan Rusia.  Terutama dalam perdagangan minyak dan gas. 

Kedua,  Rusia menggalang dukungan dari negara besar lainnya untuk menentang keputusan Amerika Serikat.  Misalnya dengan Jerman,  yang juga menandatangani resolusi DK PBB,  atau juga Cina yang masih diam soal ini. 

Jika Rusia berhasil mendapatkan dukungan dari sebagian besar masyarakat internasional,  maka Rusia bisa menekan Amerika Serikat untuk membatalkan keputusannya.  Atau Amerika Serikat akan menghadapi pengucilan dari dunia internasional.  Namun hal ini sangat kecil kemungkinannya. 

Ketiga,  Rusia mempersiapkan diri untuk berperang bersama Iran.  Mereka telah menjadi mitra sekian lama di kawasan Timur Tengah.  Utamanya dalam perniagaan minyak dan gas. 

Opsi ketiga inilah yang paling memungkinkan untuk dilakukan Rusia.  Pasukan Rusia telah siap siaga,  kapal kapal perang telah diberangkatkan.  Putin bahkan telah memperingatkan rakyatnya untuk bersiap menghadapi perang besar besaran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun