Perebutan jalur minyak dan gas di Timur Tengah diduga menjadi penyebab utama antara kubu negara-negara Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan kubu Timur yang dikomandani oleh Rusia. Kedua kubu berusaha menancapkan kaki-kakinya di kawasan itu sejak mereka menyadari potensi sumber daya alam tersebut. Akibatnya negara-negara Timur Tengah menajdi korban.
Konflik-konflik yang terjadi di negara-negara Timur Tengah tidak lain diciptakan oleh mereka agar dapat menguasai sumber minyak dan jalur yang dibutuhkan. Baik itu Afghanistan, Libya, Irak, Yaman dan negara-negara kawasan teluk lainnya. Begitu pula yang terjadi sekarang ini di Suriah, dimana Amerika Serikat dan sekutunya nekad menyerang untuk menjatuhkan pemeirntahan yang sah.
Timur Tengah menjadi porak poranda karena di antara negara-negara di sana, ada yang menjadi pengikut Amerika Serikat seperti Arab Saudi dan Uni emirat Arab. Kedua negara ini bukan membela sesama negara Teluk, tetapi justru membantu Amerika Serikat dan sekutunya untuk memecah belah dan menguasai mereka.
Seorang penduduk Suriah telah menemukan jalur di pedesaan Al Raqqa, pada bulan April 2013 (sumber: AFP). Hal itu mengungkap jalur-jalur distribusi minyak dan gas yang berada dalam kekuasaan dua kubu, Barat dan Timur. Meski sebenarnya, jalur tersebut pernah diberitakan oleh Wikileaks ketika terjadi kebocoran data CIA tahun 2003.
Rusia jelas tidak menghendaki jalur sekutu melintasi Suriah karena wilayah Suriah menjadi jalur distribusi gas produksi negara beruang merah itu untuk disalurkan ke Eropa. Jika kubu Barat memaksakan hal itu, nantinya akan mengganggu perniagaan gas Rusia. Berarti juga melemahkan ketergantungan Eropa terhadap kebutuhan gas dari Rusia.
Perlu diketahui, pasar Eropa menyerap 80% dagangan gas alam Rusia dan ini menjadi pemasukan devisa terbesar bagi Rusia. Pembangunan jalur ini bekerja sama dengan Iran. Jalur milik Rusia ini melintasi Irak, Suriah hingga Yunani. Patut dimengerti jika Rusia tidak akan rela jika jalur ini juga diambil oleh Amerika Serikat dan sekutunya.
Penolakan Assad membuat Amerika Serikat dan sekutunya berang. Mereka lantas mengatur sebuah rencana besar untuk menjatuhkan Assad dari tampuk kekuasaan di Suriah.Kubu Barat ini lantas mendanai pemberontakan yang dilakukan oleh oposisi agar dapat merongrong pemerintahan Assad. Selain itu, melalui media mereka membangun opini bahwa Assad adalah dikator yang kejam.
Jalur pipa gas dan minyak yang melewati Suriah adalah hal yang menjadi impian Amerika Serikat dan sekutunya. Sebenarnya dahulu mereka berharap bisa membangun jalur melalui Iran, tetapi ternyata Iran adalah negara yang cukup sulit untuk dijatuhkan. Karena itu mereka beralih mengincar Suriah, dengan harapan Assad lebih lemah.
Rusia tidak tinggal diam. Putin harus memastikan bahwa jalur ini tetap merupakan wilayah kekuasaan Rusia. Bersama Iran, Rusia melindungi Suriah dari serbuan koalisi Amerika Serikat dan sekutunya. Masalahnya, sekarang negara-negara Barat sangat nekad dan menggunakan segala cara untuk dapat merebut jalur yang diinginkan.Â