Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengenal Jalur Pipa Gas dan Minyak di Timur Tengah

19 April 2018   17:07 Diperbarui: 19 April 2018   17:17 2988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jalur pipa dari Qatar (dok.middleeast.net)

Perebutan jalur minyak dan gas di Timur Tengah diduga menjadi penyebab utama antara kubu negara-negara Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan kubu Timur yang dikomandani oleh Rusia. Kedua kubu berusaha menancapkan kaki-kakinya di kawasan itu sejak mereka menyadari potensi sumber daya alam tersebut. Akibatnya negara-negara Timur Tengah menajdi korban.

Konflik-konflik yang terjadi di negara-negara Timur Tengah tidak lain diciptakan oleh mereka agar dapat menguasai sumber minyak dan jalur yang dibutuhkan. Baik itu Afghanistan, Libya, Irak, Yaman dan negara-negara kawasan teluk lainnya. Begitu pula yang terjadi sekarang ini di Suriah, dimana Amerika Serikat dan sekutunya nekad menyerang untuk menjatuhkan pemeirntahan yang sah.

Timur Tengah menjadi porak poranda karena di antara negara-negara di sana, ada yang menjadi pengikut Amerika Serikat seperti Arab Saudi dan Uni emirat Arab. Kedua negara ini bukan membela sesama negara Teluk, tetapi justru membantu Amerika Serikat dan sekutunya untuk memecah belah dan menguasai mereka.

Seorang penduduk Suriah telah menemukan jalur di pedesaan Al Raqqa, pada bulan April 2013 (sumber: AFP). Hal itu mengungkap jalur-jalur distribusi minyak dan gas yang berada dalam kekuasaan dua kubu, Barat dan Timur. Meski sebenarnya, jalur tersebut pernah diberitakan oleh Wikileaks ketika terjadi kebocoran data CIA tahun 2003.

jalur pipa dari Qatar (dok.middleeast.net)
jalur pipa dari Qatar (dok.middleeast.net)
Jalur pipa pertama, diduga merupakan jalur yang dibangun Amerika Serikat dan sekutunya.  Pipa itu berawal dari Qatar, melewati Arab Saudi, dan Yordania. Kubu Barat yang dipimpin Amerika Serikat menghendaki agar pipa itu berlanjut juga ke Suriah, agar lebih mudah menyalurka minyak dan gas ke Eropa Barat. Tetapi Presiden Suriah, Bashar Al Assad menolaknya atas permintaan Moskow.

Rusia jelas tidak menghendaki jalur sekutu melintasi Suriah karena wilayah Suriah menjadi jalur distribusi gas produksi negara beruang merah itu untuk disalurkan ke Eropa. Jika kubu Barat memaksakan hal itu, nantinya akan mengganggu perniagaan gas Rusia. Berarti juga melemahkan ketergantungan Eropa terhadap kebutuhan gas dari Rusia.

Perlu diketahui, pasar Eropa menyerap 80% dagangan gas alam Rusia dan ini menjadi pemasukan devisa terbesar bagi Rusia. Pembangunan jalur ini bekerja sama dengan Iran. Jalur milik Rusia ini melintasi Irak, Suriah hingga Yunani. Patut dimengerti jika Rusia tidak akan rela jika jalur ini juga diambil oleh Amerika Serikat dan sekutunya.

jalur pipa gas dari Arab (dok.middleeast.net)
jalur pipa gas dari Arab (dok.middleeast.net)
Kubu Barat yang serakah, berusaha merebut jalur yang dikuasai oleh Rusia. Ada beberapa hal yang mendorong kenekadan Amerika Serikat dan sekutunya. Pertama, kondisi perekonomian yang tidak menggembirakan. Kedua, sumber minyak yang semakin menipis, jadi mereka harus mengambil alih gas sebagai gantinya. Ketiga, dominasi Barat yang kian melemah di dunia internasional.

Penolakan Assad membuat Amerika Serikat dan sekutunya berang. Mereka lantas mengatur sebuah rencana besar untuk menjatuhkan Assad dari tampuk kekuasaan di Suriah.Kubu Barat ini lantas mendanai pemberontakan yang dilakukan oleh oposisi agar dapat merongrong pemerintahan Assad. Selain itu, melalui media mereka membangun opini bahwa Assad adalah dikator yang kejam.

Jalur pipa gas dan minyak yang melewati Suriah adalah hal yang menjadi impian Amerika Serikat dan sekutunya. Sebenarnya dahulu mereka berharap bisa membangun jalur melalui Iran, tetapi ternyata Iran adalah negara yang cukup sulit untuk dijatuhkan. Karena itu mereka beralih mengincar Suriah, dengan harapan Assad lebih lemah.

Rusia tidak tinggal diam. Putin harus memastikan bahwa jalur ini tetap merupakan wilayah kekuasaan Rusia. Bersama Iran, Rusia melindungi Suriah dari serbuan koalisi Amerika Serikat dan sekutunya. Masalahnya, sekarang negara-negara Barat sangat nekad dan menggunakan segala cara untuk dapat merebut jalur yang diinginkan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun