Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Betulkah Assad Menggunakan Senjata Kimia?

14 April 2018   16:00 Diperbarui: 14 April 2018   16:12 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penduduk di Douma, Goutha Timur, Suriah telah dihujani bom kimia selama beberapa hari terakhir. Korban kembali berjatuhan, termasuk wanita dan anak-anak tewas di tempat. Serangan keji ini sangat tidak berkemanusiaan. Senjata kimia memberikan efek yang lebih dahsyat daripada bom biasa dan sangat mematikan.

Tak berapa lama setelah senjata kimia memusnahkan penduduk sipil, Amerika Serikat memberikan 'reaksi keras'. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menuduh pemerintah Suriah telah dengan sengaja melancarkan serangan keji tersebut.  Ia mengancam bahwa Assad akan segera menerima pembalasan yang setimpal.

Namun benarkah Assad yang melepaskan senjata kimia tersebut? sampai sejauh ini tidak ada konfirmasi  resmi dari pemerintah Suriah. Justru yang semakin ribut adalah Amerika Serikat sendiri. Trump telah mengirim kapal-kapal perang Amerika Serikat menuju Suriah dan perbatasan Rusia. Mengapa Amerika Serikat terburu-buru ingin menyerang Suriah?

Memang betul bahwa pemerintah Suriah menggempur Goutha Timur, tetapi bukan berarti bahwa pihak Assad yang melepaskan senjata kimia. Ada beberapa hal yang  meragukan dari tuduhan Amerika Serikat. Hal itu berdasarkan penemuan para saksi yang sedang berada di lokasi pertempuran, terutama petugas dari PBB.

Pertama, adanya hasil investigasi yang dilakukan seorang ilmuwan yang bekerja sebagai Head of the Independent UN Comission, Carla Del Ponte. Petugas PBB yang mewawancarai para korban, menemukan bahwa senjata kimia tersebut bukan berasal dari pihak Assad, melainkan dari pihak oposisi yang berperang melawan Assad.

pernyataan Carla Del Ponte (dok.TV Italia/Swiss)
pernyataan Carla Del Ponte (dok.TV Italia/Swiss)
Jika benar pihak oposisi yang menggunakan senjata kimia, maka hal itu berarti Amerika Serikat-lah yang memerintahkannya. Sebagaimana diketahui, oposisi mendapatkan dukungan dari Amerika Serikat dan sekutunya. Pihak oposisi  mendapatkan supply persenjataan dari negara-negara Barat, dan sangat mungkin juga termasuk senjata kimia.

Kedua, Amerika Serikat terburu-buru menuduh pemerintah Suriah sebagai pelaku senjata kimia sebelum ada hasil investigasi. Bagaimana mungkin memastikan hal itu begitu cepat sebelum ada bukti. Setelah pengiriman kapal-kapal perang, barulah Inggris dan Perancis menyatakan mereka memiliki bukti bahwa Rezim Assad yang melancarkan senjata kimia.

Ketiga, pola yang sama dimainkan Amerika Serikat dan sekutunya  terhadap Rusia. Mereka menjalankan sebuah sandiwara, seakan-akan pelaku kejahatan adalah pihak lain. Dan kemudian disusul dengan tindakan dramatis untuk menguatkan adegan tersebut. Tuduhan pembunuhan agen ganda di London kepada Rusia, diikuti ancaman dan penarikan duta-duta besar negara-negara Barat.

Begitu pula dengan peristiwa di Suriah, mereka yang melepaskan senjata kimia, tetapi tuduhan dijatuhkan kepada pemerintah Suriah. Toh, selama ini Assad yang diketahui  selalu menggempur wilayah Ghouta Timur. Semua orang akan melihat kepada Assad. Pembentukan opini dibantu dengan pemberitaan yang gencar dari media massa Barat, lalu disusul ancaman dari Amerika Serikat.

Kasarnya, apa yang dilakukan Amerika Serikat adalah gaya koboi yang kedaluarsa. Dalam istilah kita mungkin cocok disebut Maling teriak maling, atau dengan pepatah 'lempar batu sembunyi tangan'. Mumpung tangan Assad basah oleh darah rakyatnya, sekalian saja diceburkan untuk memperlancar tujuan Amerika Serikat di Suriah.

Rusia telah membaca rencana-rencana Amerika Serikat, karena itu Putin telah melakukan persiapan-persiapan. Rusia telah bersiaga menghadapi berbagai kemungkinan. Salah satunya adalah melindungi Assad dari serangan yang akan diberikan Amerika Serikat dan sekutunya. Sejauhmana hal itu akan terealisir, kita lihat perkembangannya segera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun