Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Berburu Sunset di Titik Nol Anyer-Panarukan

21 Maret 2018   12:42 Diperbarui: 21 Maret 2018   13:04 997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
latar belakang adalah mercu suar dari zaman Belanda (dok.Tiwi)

Pantai selalu menjadi tempat paling eksotis untuk menikmati panorama senja yang indah. Terutama pada saat matahari beranjak ke peraduan atau lebih dikenal dengan istilah kerennya, sunset. Karena itu banyak  orang yang senang  berburu foto sunset di pantai.

Kita beruntung Indonesia menjadi negara kepulauan yang kaya akan jalur pantai. Dengan demikian  kita bebas memilih pantai mana yang akan didatangi. Tergantung kemampuan kantong dan waktu luang yang dimiliki.

Saya adalah penikmat sunset Saat-saat menunggu sunset menjadi sensasi tersendiri. Bagi saya, nuansa sunset mendatangkan imajinasi tak berkesudahan. Panorama sunsetterasa begitu fantastis, mendatangkan gairah spiritual dari dalam diri.

Karang Bolong

Biasanya saya menyasar ke pantai-pantai yang jauh. Maklum sekalian dengan kunjungan kerja atau wisata bersama teman-teman. Namun kali ini saya justru mendatangi pantai yang tidak begitu jauh dari Jakarta, yaitu di wilayah Banten.

Dengan menggunakan kereta, sampailah saya ke Cilegon yang dikenal sebagai kota baja. Cilegon menjadi tujuan saya karena ada seorang teman yang sudah menyediakan rumahnya untuk saya bermalam, dan bersedia mengajak saya ke pantai Anyer yaitu mbak Dewi yang berprofesi sebagai guru. Selain itu ada satu teman lagi yang bakal menemani, namanya Tiwi.

Kami bertiga berangkat menuju pantai pada keesokan harinya.  Di sepanjang jalan Anyer- Panarukan ini bertebaran tempat-tempat wisata. Ada yang dikelola oleh Pemda setempat, dan ada yang berupa resort milik swasta. Hotel-hotel dan penginapan tersedia dalam beragam tarif, dari hotel berbintang lima hingga sekelas losmen.

Pantai pertama yang kami singgahi adalah Karang Bolong. Pantai ini termasuk obyek wisata paling tertua di Banten, sudah ada semenjak saya masih kecil. Dengan membayar tiket seharga Rp 15.000/orang, kita bisa masuk ke kawasan wisata ini.

Jangan heran dengan banyaknya pedagang asongan di dalam kawasan wisata. Mereka mejual makanan kecil, kopi, ikan asing dan juga buah-buahan. Selain itu, mereka juga menyewakan tikar dengan harga Rp 20.000,- selama kita berada di sana.

Karang bolong masih kokoh berdiri. Di sini selalu menjadi spot yang menarik untuk ambil foto. Lengkungan yang berada di tengah seakan pintu dari dunia lain. Karena cuaca yang mendung dan gelap, maka foto yang saya ambil lebih mirip siluet.

foto diri di Karang Bolong (dok.Tiwi)
foto diri di Karang Bolong (dok.Tiwi)
Setelah itu kami naik ke atas melalui tangga yang cukup terjal. Di atas ada pemandangan yang menarik, dari akar-akar pohon yang sudah tua dan tepat berada di atas kepala. Tangga itu lalu berakhir di tempat paling atas, dimana ada sebuah gazebo untuk beristirahat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun