Pemimpin tertinggi Khatolik Paus Franciskus telah menyatakan pendiriannya bahwa ia menolak keputusan Presiden Amerika Serikat  Donald Trump yang mengumumkan Yerusalem sebagai ibukota Israel. Hal ini ditegaskan Paus ketika Presiden Turki  Erdogan berkunjung ke Vatikan. Erdogan dan Paus duduk bersama untuk membicarakan masalah perdamaian dan konflik di Timur Tengah.
Lawatan Erdogan ke Vatikan adalah kunjungan pertama kalinya  Presiden Turki setelah 59 tahun. Karena itu penjagaan sangat ketat, sepanjang jalan yang dilalui oleh Erdogan tertutup untuk umum. Meski diwarnai insiden kecil karena bentrokan antara pendemo dengan polisi. Pertemuan kedua pemimpin berjalan lancar. Selama 50 menit mereka membahas kondisi terkini dari negara-negara yang dilanda konflik.
Sebenarnya, kunjungan Erdogan merupakan balasan atas kunjungan Paus Franciskus pada tahun 2014. Â Baru pada tahun inilah Erdogan berkesempatan datang ke Vatikan, selain karena keadaan yang mendesak. Situasi Timur Tengah yang semakin panas dan porak poranda mendorong Erdogan untuk segera menguatkan upaya perdamaian.
Pada bulan Desember,  Erdogan telah menghubungi melalui telepon beberapa saat setelah Presiden  Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan dukungannya kepada Israel dan mengakui Yerusalem Timur sebagai ibukota Israel.  Paus sepakat bahwa setiap perubahan status kota di suatu negara konflik harus dihindari.
Dalam pertemuan tersebut, Vatikan memberi pernyataan resmi mengenai pentingnya meningkatkan perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah. melalui dialog dan negosiasi. Vatikan menekankan penyelesaian masalah Timur Tengah  dengan menghormati Hak Asasi Manusia dan hukum internasional. Menurut Paus, keputusan Trump hanya akan membuat upaya perdamaian terhenti.
Vatikan mendukung solusi kedua negara (Vatikan dan Turki), untuk menyelesaikan masalah Palestina dan Israel. Bagi Vatikan dan Turki, Yerusalem tetap merupakan tempat suci bagi tiga agama, yaitu Islam, Yahudi dan Kristen. Â Karena itu Yerusalem tidak boleh diklaim oleh satu pihak saja. Penguasaan Yerusalem oleh Israel merupakan tindakan semena-mena.
Sebagai salah satu pemimpin spiritual dunia, kebijakan Paus sangat berarti bagi para pengikutnya. Sebagaimana agama lain, penganut Khatolik ada di setiap negara. Bahkan juga di negara-negara konflik di Timur Tengah seperti Suriah, Irak, Iran, bahkan Palestina. Mereka juga menyaksikan dan merasakan langsung akibat penindasan yang dilakukan negara-negara zionis seperti Israel dan Amerika Serikat.
Paus menjalankan tugasnya sebagai pemimpin spiritual dengan berdiri di atas semua agama dan golongan. Ia harus memberikan keputusan yang bijaksana untuk umat manusia tanpa diskriminasi. Perdamaian dunia adalah salah satu misi yang wajib dilakukan, dengan mendorong semua pihak untuk berpartisipasi.
Karena itulah dukungan Paus merupakan hal yang sangat penting bagi Turki untuk terus berupaya mencari jalan terbaik bagi negara-negara konflik di Timur Tengah. Tidak hanya memberikan dukungan moril, bahkan Paus menghadiahkan medali perunggu kepada Erdogan dengan lambang malaikat yang dibuat oleh seniman Italia.Â
"Ini adalah simbol dunia yang didasarkan pada perdamaian sebagai keadilan," kata Paus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H