Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ibu-Ibu, Rumah Aman dari Kebakaran dengan RCBO Schneider Electric Slim Domae

3 Desember 2017   18:28 Diperbarui: 3 Desember 2017   18:55 961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
produk Schneider Electric (dok.pri)

Bu ibu, ternyata kita bisa mengendalikan keamanan rumah dari bahaya kebakaran lho. Kenapa begitu? soalnya kebanyakan perempuan yang menjadi ibu rumah tangga, lebih banyak berada di rumah. Nah, karena ketiadaan laki-laki di rumah (pergi bekerja) maka mau tak mau kita menjadi harus serba bisa. Salah satunya menjadi 'tukang listrik' di rumah.

contoh saklar Schneider (dok.pri)
contoh saklar Schneider (dok.pri)
Menjadi tukang listrik bukan berarti kita otak-atik peralatan listrik sendiri, sebab itu cukup berbahaya. Namun kita harus aware terhadap masalah pelistrikan di rumah agar bisa terhindar dari kebakaran. Listrik rumah adalah hal yang bisa kita pelajari secara sederhana.  Setidaknya kita mengetahui tentang saklar, sekering dan fungsi-fungsi tombol.

Bu ibu tentu ingat, bahwa peralatan rumah tangga sebagian besar merupakan alat-alat yang berhubungan dengan listrik. Misalnya saja alat seterika, kipas angin, dispenser, kompor listrik, jet pump, blender, mixer hingga air mandi. Hampir semua alat yang kita pegang sehari-hari selalu membutuhkan listrik. Karena itu, pengetahuan tentang listrik rumah sudah menjadi suatu keharusan.

Kalau kita tidak berhati-hati dengan peralatan rumah tangga yang berhubungan dengan listrik, maka ada ancaman atau potensi kebakaran. Kita pasti tidak mau jika rumah yang menjadi tempat bernaung seluruh keluarga, musnah karena dilalap api. Mungkin ada yang menganggap remeh hal ini. "Ah, masa iya rumah saya bisa kebakaran". Nah, perlu diketahui, 73% penyebab kebakaran rumah adalah disebabkan oleh listrik.

Saya sendiri buta terhadap perlistrikan. Persoalan pasang lampu dan saklar saya serahkan pada abang saya. Jika ada lampu yang putus atau meledak karena korsleting, maka saya tidak bisa memperbaikinya. Sedapat mungkin saya hanya bisa meminimalisir potensi kebakaran dengan memastikan peralatan listrik rumah dalam keadaan baik.

Beruntung dalam Kompasiana Nangkring bersama Schneider Electric yang berlangsung beberapa hari lalu di sebuah kafe kawasan Blok S, saya mendapat pengetahuan tentang listrik rumah dari ahlinya. Hadir dalam acara itu adalah Rino Nainggolan dari Schneider Electric, perusahaan pembuat alat-alat listrik yang terkenal dari negeri Perancis. 

Saya dan teman-teman kompasianer lain menyimak penjelasan mas Rino dengan penuh perhatian. Maklum, memang kami tak tahu banyak tentang listrik, kecuali bagi mereka yang memang sekolah di STM atau kuliah jurusan teknik elektro. Apalagi di hadapan kami terletak sebuah kompartemen listrik yang semula tidak tahu namanya.

Rino Nainggolan (dok.pri)
Rino Nainggolan (dok.pri)
Mas Rino Nainggolan, Product Marketing Schneider Electrik yang ternyata juga blogger ini memaparkan mengapa 73% kebakaran rumah disebabkan oleh listrik. Data yang ada, 836 kasus  dari 1139 kasus kebakaran yang terjadi di Jakarta tahun 2016 adalah karena listrik.  Pada umumnya, peristiwa kebakaran karena adanya hubungan arus pendek atau korsleting pada peralatan yang biasa dipakai dalam rumah tangga.

Padahal, negara Asean lainnya seperti Vietnam, kasus kebakaran yang disebabkan listrik rumah, tidak setinggi itu. Di Vietnam, 'hanya' 50% kasus kebakaran karena arus pendek listrik. Sedangkan di negara Jepang yang sudah jauh lebih maju, listrik sebagai penyebab kebakaran sekitar 20%. Tingginya prosentase di Indonesia karena ketidaktahuan kita mengenai listrik rumah yang aman.

Data dari Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI, sejak Januari s/d Agustus 2017 terjadi 588 kasus kebakaran rumah yang disebabkan hubungan arus pendek listrik. Pemicunya adalah pemasangan instalasi listrik rumah yang asal-asalan atau tidak baik. Misalnya, pemasangan kabel-kabel tanpa pengaman, bahkan ada yang menggunakan kabel listrik untuk jemuran. Wow, memprihatinkan bukan?

Hal yang sering terabaikan adalah kabel-kabel yang berada di balik tembok atau di atas plafon rumah. banyak yang membiarkan kabel-kabel itu telanjang tanpa pelapis. Kita lupa bahwa ada binatang pengerat seperti tikus yang senang menggigit kabel di atas plafon. Lho, tikus makan kabel? Bukan makan kabel, ternyata gigi tikus selalu tumbuh. Untuk menghilangkan gatal dari gigi tumbuh itu, kaum tikus harus menggigit sesuatu. Kabel yang malang melintang menjadi sasarannya.

Kebakaran rumah ibu angkat

Saya jadi teringat peristiwa kebakaran yang menimpa rumah ibu angkat, di kawasan Pejaten sekitar sepuluh tahun yang lalu. Peristiwa itu terjadi pada waktu tengah malam. Beruntung tidak ada korban manusia yang jatuh, semua orang selamat. Namun tak urung, rumah senilai milyaran rupiah itu musnah dilalap api.

Berdasarkan pengusutan pihak yang berwajib, kebakaran tersebut disebabkan arus pendek listrik. Kebakaran bermula dari percikan listrik karena ada kabel yang sudah telanjang karena digigit tikus-tikus. Kabel-kabel yang korsleting tersebut ada di atas plafon kamar para asisten rumah tangga di belakang. Tetapi karena tengah malam semua sedang tidur, kebakaran itu tidak sempat diantisipasi.

Menurut Mas Rino, sebaiknya kabel-kabel yang dipasang di rumah bisa diperiksa minimal 15 tahun sekali untuk mengetahui apakah masih aman atau tidak. Lebih baik lagi jika diperiksa secara berkala, sebab kita tidak tahu apakah ada kabel-kabel yang rusak atau digigit tikus. Selain itu, kita harus mengupayakan agar memasang instalasi listrik yang aman.

Salah satu caranya adalah menggunakan alat-alat listrik yang terpercaya.  Kita harus menghindari membeli alat-alat listrik yang 'abal-abal', jika mudah rusak, maka ada ancaman kebakaran terhadap rumah kita.  Alat-alat listrik rumah yang penting seperti sekering atau RCBO, harus dipastikan keamanannya.

produk Schneider Electric (dok.pri)
produk Schneider Electric (dok.pri)
RCBO Slim Domae

Schneider Electric memproduksi RCBO Slim Domaeyang sangat pas dengan kebutuhan listrik rumah. Kita tentu sering melihat sekering yang dipasang di rumah,  lebih dikenal dengan MCB atau meteran listrik.  Biasanya, MCB enam ampere menanggung beban hingga 1300 VA. nah, kalau penggunaan listrik rumah lebih besar dari beban, maka meteran itu akan 'menjekrek' secara otomatis, alias turun tombolnya.

MCB berfungsi mematikan listrik jika kelebihan beban agar kabel tidak terlalu panas dan menyebabkan kebakaran. MCB yang berada di rumah, merupakan instalasi yang dipasang PLN berdasarkan peraturan pemerintah UU no 30, pasal 29 tahun 2009 tentang kewajiban konsumen melaksanakan pengamanan terhadap bahaya akibat pemanfaatan tenaga listrik.

 Rini mengungkapkan bahwa kabel listrik yang tersambung dengan tiang listrik serta meteran listrik adalah milik PLN. karena itu, jika konsumen berusaha mengubah atau mengotak-atik peralatan tersebut, bisa terkena hukuman pidana.  Tetapi kewajiban kita memasang peralatan yang aman, bisa terbantu dengan RCBO Schneider electric.

Sebelum mengenal RCBO, sebaiknya kita mengetahui tentang ELCB (Earth leakage Circuit Breaker) yang berfungsi melindungi manusia dari sengatan listrik dan bahaya kebakaran.  Kalau tanpa sengaja tersetrum listrik akibat terkena kabel telanjang, normalnya arus masuk ke dalam bumi. Untuk mencegah hal itu, tukang listrik menggunakan alas kaki yang aman seperti sepatu karet atau plastik.

Bahaya tersetrum listrik tergantung besarnya arus listrik yang ada. Kalau arusnya kecil, kita hanya merasa kesemutan. Tapi kalau mencapai satu ampere bisa membuat jantung terhenti dan mengakibatkan kematian. Itulah sebabnya pada setiap panel listrik, dipasang ELCB.

RCBO Slim Domae merupakan kombinasi antara MCB dengan ELCB untuk memproteksi kebocoran arus listrik atau arus pendek. RCBO ini akan memutus sambungan listrik secara otomatis jika mendeteksi adanya korsleting. RCBO mempunyai tiga fungsi, mendeteksi beban berlebih,  anti korsleting dan anti setrum.

Alat listrik yang baik, ada masa berlakunya. Tetapi bukan dihitung berdasarkan tahun. RCBO sudah harus diganti jika telah 'menjekrek' lebih dari 10 000 kali dalam keadaan terpasang sesuai penggunaan. Namun jika hanya dijekrek tanpa tersambung listrik, bisa sampai 20 000 kali. RCBO Slim Domae merupakan produk asli yang sesuai dengan SNI (Standar Nasional Indonesia).

RCBO Slim Domae asli, memiliki tombol di bawah selain yang di atas (yang biasanya menjekrek). Tombol itu untuk menguji apakah RCBO dalam keadaan baik.  Dengan fungsi maksimal, wajar saja jika RCBO Slim Domae dihargai sekitar Rp 263 450,-  Peralatan yang 'kudu' kita miliki dan pasang agar listrik rumah selalu terjamin keamanannya. 

Untuk info lebih lanjut mengenai RCBO Slim Domae ini, kita bisa lihat melalui
https://www.schneider-electric.co.id/id/work/products/product-launch/rcbo/

Belajar memasang RCBO

Tidak seperti biasanya, kali ini kompasianers ditantang berlomba memasang RCBO. Wah, rasanya nyemplung ke dunia antah berantah. Untunglah ada panduan dari tim Schneider Electric, yang sigap memberitahu jika kami melakukan kesalahan. Satu tim terdiri dari beberapa orang. Kebetulan tim saya hanya empat orang. Dua orang senior dan dua orang yunior.

Berhubung anak muda lebih cepat daya tangkapnya dan cekatan dalam bergerak, maka dua anak muda dalam tim saya, yaitu Deny Oey dan Eva Butar-butar, yang sibuk memasang kabel-kabel pada tempatnya. Saya hanya memberitahukan panduan yang diberikan oleh tim Schneider Electric dan mendokumentasikan kerja mereka. Wow, luar biasa. Saya nyaris tak percaya melihat hasilnya yang cepat dan tepat.

Sayangnya yang menjadi juara adalah tim lain. Berhubung yang mendapat hadiah hanya satu tim, maka kami tidak mendapat apa-apa. Tapi lumayanlah, setidaknya kami mendapat pengetahuan tentang hal itu. Pengalaman yang sangat berharga. Terima kasih Schneider electric.

banner nangkring (dokpri)
banner nangkring (dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun