Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Meredam Stres dengan Menggambar

23 Agustus 2017   17:48 Diperbarui: 24 Agustus 2017   04:33 1209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak kecil saya suka menggambar. Dalam pelajaran kesenian, menggambar adalah salah satu favorit saya. Obyek yang menjadi gambar saya, bisa apa saja. Pada umumnya anak-anak akan menggambar pemandangan. Namun apapun yang diperintahkan guru, saya bisa menggambarnya. Bahkan jika jam istirahat, sesekali saya membuat sketsa wajah teman dalam sehelai kertas kecil.

Sayangnya, hobi menggambar tidak pernah saya tekuni secara serius. Maklum hobi saya banyak, menyanyi, membaca. menulis dan jalan-jalan. Lagipula pada masa itu, orang tua belum tahu bagaimana mengarahkan bakat anak-anaknya. Apalagi jika kondisi keuangan sangat terbatas. Namun setidaknya, saya selalu mempunyai alat-alat gambar yang lengkap.

Bisa dipastikan, saya menyimpan buku gambar (dalam ukuran besar), penggaris, beberapa batang pensil dengan tingkat ketebalan berbeda, cat air dan pensil warna. Untuk membuat sketsa wajah, saya menggunakan pensil hitam, sedangkan menggambar obyek lain, saya lebih suka menggunakan warna-warna, bisa dari cat air, krayon atau pensil berwarna.

Nilai menggambar saya cukup baik, meski tidak setinggi mengarang. Karena hanya sebatas hobi, saya belum tertarik untuk meningkatkan kemampuan hingga seperti pelukis profesional. Karena itulah saya tidak berani menyebut bahwa gambar saya adalah sebuah lukisan. Karya-karya saya adalah sekumpulan gambar hasil  seorang amatir.

Satu hal yang saya ketahui, melakukan hobi mendatangkan perasaan bahagia. Jika saya merasa sedih atau tertekan maka saya akan melakukan hobi saya, entah itu menyanyi, menulis atau pun jalan-jalan. Kebetulan hobi-hobi tersebut tidak banyak mengeluarkan biaya. Saya bukan seperti kebanyakan perempuan yang senang shoppingatau berbelanja ke mal-mal.

Meredam Stress

Seiring dengan pertambahan usia, semakin kita dewasa semakin besar pula beban hidup. Saya harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dan membantu keluarga besar.  Ketika bekerja menjadi wartawan, maka mau tak mau berada di bawah tekanan tinggi karena harus mengikuti deadlineyang telah ditentukan oleh redaktur.

Nah, tidak banyak waktu luang yang tersisa untuk diri sendiri.  Pada suatu ketika, saya mencapai titik jenuh dengan keadaan yang saya hadapi sehari-hari. Saya pun 'melarikan diri'  dengan berkumpul bersama teman-teman seniman dan penulis di Taman Ismail Marzuki. Saya bertemu teman lama yang ternyata telah menjadi pelukis.

Kami saling bercerita. Hidupnya tampak tenang dan damai. Ia mencurahkan perasaannya ketika sedang melukis. Justru itu hasilnya menjadi maksimal. Lukisan-lukisan yang dihasilkan memiliki 'ruh', menyiratkan sesuatu yang langsung mengena ke dalam batin. Boleh dikatakan, lukisan mencerminkan jiwa sang pelukis.

Saya tergerak untuk kembali menggambar. Alat-alat gambar yang sudah lama tak disentuh, dikeluarkan dari tempat penyimpanan. Cat air sudah mengering dan membeku. Namun pensil-pensil warna masih berfungsi dengan baik. Dengan mengunci diri di kamar, saya mulai menggambar, menuangkan apa yang saya rekam dalam kehidupan telah dijalani.

Ada kepuasan batin tersendiri ketika gambar selesai. Saya merasa tenang dan lega. Seakan-akan ada beban di pundak yang terlepas.  Gambar itu saya biarkan terbuka di atas meja agar saya bisa memandanginya berulang kali. Kalau merasa ada yang perlu disempurnakan, maka saya perbaiki lagi. Saya merasa bersemangat lagi menjalani kerasnya kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun