Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

7 Cara Mengatasi 'Lapar Mata' terhadap Makanan Lebaran

9 Juli 2016   01:38 Diperbarui: 10 Juli 2016   11:04 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kue nastar (dok.pribadi)

Hidangan lebaran yang beraneka macam memang menggugah selera. Sebenarnya hal ini didorong oleh adanya 'lapar mata'. Perut tidak betul-betul lapar dan menginginkan makanan, tetapi karena mata telah melihat begitu banyak makanan dan mengirimnya ke otak, maka seakan-akan perut ini lapar. Apalagi dalam sebulan makanan kita sangat terbatas, kita harus mengekang diri. Lantas,, begitu lebaran tiba seperti kuda binal yang tak bisa mengendalikan diri terhadap makanan lebaran.

Memang betul bahwa makanan-makanan itu hanya disajikan pada hari raya. Makanan itu telah dengan susah payah dibuat (atau dibeli) untuk merayakan lebaran, tak mungkin disia-siakan. Tentu saja kita boleh memakan makanan lebaran tersebut, tapi harus ada batasnya. Kalau kebanyakan atau over dosis, dalam sekejap berat badan akan segera melunjak. Siapa sih yang ingin bertambah gemuk dan mengutuk pakaian-pakaian yang berubah menjadi sempit? Idealnya, kita merayakan lebaran tanpa resiko tersebut. Caranya adalah dengan mengatasi 'lapar mata' terhadap makanan lebaran.

Nah, berikut ini kiat meredam 'lapar mata'.

1. Once is enough. Sekali saja sudah cukup. Kita menyantap makanan lebaran seperti ketupat dan lauk pauknya cukup sekali sehari. Bukankan dengan itu berartisudah mencicipi dan menikmati makanan yang hanya ada pada hari lebaran. Tidak perlu kita menyantapnya berulangkali atau sampai berhari-hari.

2. Ingat kalori tinggi yang terkandung dalam makanan lebaran. Tidak dapat disangkal bahwa makanan lebaran lezat dan nikmat. Tapi coba hitung kandungan kalori yang terdapat pada makanan tersebut. Ketupat dan opor ayam serta rendang daging saja bisa mencapai lebih dari 1500 kalori. Hitunglah jika kita memakannya tiga kali sehari. Sedangkan kue-kue kecil seperti nastar dan kue keju, satu butir berkisar 120-130 kalori. Kita bisa menghitungnya jika memakan lebih dari satu. Sedangkan kebutuhan kalori tubuh kita sehari, paling banyak adalah 400 kalori. Bayangkan berapa banyak yang akan tertumpuk dan menjadi lemak di tubuh kita.

3. Jangan lupakan sayur dan buah. Kita butuh banyak serat untuk membantu pencernaan. Biasanya di hari lebaran kita tidak menjumpai buah-buahan dan sayur segar. Padahal kita justru lebih membutuhkannya sekarang. Selain untuk memenuhi kebutuhan serat, juga bisa mengganti keinginan makan kue dengan buah-buahan.

4. Banyak minum air putih. Supaya perut tidak terpengaruh oleh 'lapar mata' maka harus dikecoh seakan perut selalu dalam keadaan isi, yaitu dengan minum air putih.

5. Banyak bergerak. Mumpung pembantu lagi mudik, manfaatkan untuk berolahraga domestik dengan mengerjakan semua pekerjaan rumah. Hitunglah berapa kalori yang dimakan dan berapa energi yang digunakan untuk bergerak di dalam rumah, agar seimbang.

6. Lakukan puasa lagi. Ada puasa sunnah Syawal selama enam hari yang bisa kita lakukan agar tidak tergoda makan lebaran. Kita juga melanjutkan kontrol diri terhadap makanan. Selain itu bisa langsung membayar puasa yang batal (untuk perempuan), ada puasa sunnah Senin-Kamis, dan ada puasa sunnah Nabi Daud. Selain terjaga dari obesitas, kita juga dapat meraih pahala sebanyak-banyaknya.

7. Sodorkan makanan kepada anak-anak. Anak-anak di bawah usia 17 tahun masih merupakan masa pertumbuhan yang membutuhkan banyak asupan. APalagi mereka juga banyak bergerak, seperti olahraga di sekolah atau mengikuti klub tertentu. banyaknya makanan tidak terlalu memengaruhi mereka. Semakin cepat habis makanan, semakin baik buat kita agar tidak lagi tergoda oleh makanan lebaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun