3. Baik materi berita yang diangkat, redaksi wawancara dan running teks di Al Arabiya sangat provokatif dan terlihat sekali kebohongannya seperti; Para teroris itu tidak ada agamanya karena mereka berani membom tempat-tempat suci, bahkan di depan pintu Masjid Nabawi. Sebab itu dunia internasional harus bekerjasama menghadapi/memerangi mereka, dan berbagai ungkapan lainnya.
4. Seperti biasa, provokasi dan kebohongan itu mereka dukung dengan tampilan rekayasa gambar dan video kejadian.
Saya katakan pada sahabat yang menonton Al-Arabiya bersama; demi Allah ini adalah kebohongan media. Bom yang terjadi jauh dari Masjid. Mereka syuting dari arah gerbang utama Masjid Nabawi, kemudian di-zooming seakan kejadiannya di samping Masjid Nabawi. Pembawa beritanya bilang bom terjadi di depan pintu gerbang Masjid Nabawi.
Kalau ucapan perempuan pembawa acara itu benar, kami mungkin sudah luka atau  mungkin juga tewas karena dari sebelum berbuka sampai shalat maghrib tadi, puluhan ribu jamaah persis berada di depan gerbang utama Masjid Nabawi karena tidak bisa masuk ke dalam saking banyaknya jamaah.
Dari kejadian bom Madinah ini, saya semakin yakin bahwa umat Islam sekarang sedang menghadapi fitnah dan konspirasi dari segala arah yang sangat luar biasa dari musuh-musuh Allah dan musuh-musuh mereka dengan menggunakan segala cara keji dan kebohongan agar umat Islam tidak bisa bangkit  dari kelemahan dan keterpurukan.
Sebenarnya hal tersebut sangat wajar karena Allah dan Rasulullah telah mengingatkan akan hal tersebut dalam beberapa ayat dan hadits. Pertanyaannya kapan wabil khusus para pemimpin negeri muslim sadar? Hanya Allah Yang Maha Tahu.
Kemudian yakinlah bahwa rekayasa tidak akan berhasil karena pada hakikatnya berhadapan dengan Allah Yang Maha Dahsyat rekayasanya. Di tangan-Nya kendali jagad raya ini.
Ya Allah, aku sudah sampaikan, aku sudah sampaikan.., aku sudah sampaikan..., Maka saksikanlah..
Samping Masjid Nabawi, Malam ke 30 Ramadan 1437 H
Hamba-Mu yang berharap ampunan, kasih sayang dan syurga-Mu.Â
Fathuddin Ja'far.Â