Salah satu sifat orang Indonesia adalah pasrah terhadap keadaan yang akan dihadapi. Seperti pepatah lama : Que sera-sera, What ever will be- will be, apa yang akan terjadi, terjadilah. Begitu kira-kira sikap kita jika tidak ingin pusing memikirkan sesuatu. Ini bukan sesuatu yang salah, karena tuntunan agama juga menghendaki kita memasrahkan segala sesuatunya dengan kehendak Tuhan. Namun dalam hal ini, pasrah bukan berarti 'nrimo' saja tanpa berbuat apa-apa.
Merencanakan masa depan adalah suatu hal yang mutlak harus dilakukan kalau kita ingin menjadi lebih baik dari sekarang.  Idealnya, kita pasti mengharapkan  adanya peningkatan taraf kehidupan. Terutama bagi orang yang sudah menikah dan memiliki keluarga. Ia pasti mempunyai target untuk  anak-anaknya agar bisa melebihi orang tuanya. Baik dari sisi pendidikan maupun tingkat perekonomiannya. Untuk itu, tentu saja dia tidak bisa berpangku tangan. Kita tidak bisa menunggu keajaiban datang dari langit, harus ada upaya dan kerja keras agar hal tersebut dapat diwujudkan.
Namun berapa banyak orang yang sudah siap menghadapi masa depan. Ternyata harus diakui bahwa belum banyak orang yang benar-benar menyiapkan masa depan. Alasannya bukan hanya bersikap 'nrimo' tadi. Selain itu adalah situasi yang dirasa tidak memungkinkan. Misalnya, penghasilan yang jauh daripada memadai dan kebutuhan-kebutuhan lain yang lebih urgent untuk dipenuhi. Jadi, mereka nyaris tidak punya peluang untuk menyiapkan masa depan.Â
Sebenarnya, jika kita lebih jeli dan cermat, tetap ada celah bagi semua orang untuk mempersiapkan masa depan. Langkah untuk meraih masa depan yang lebih baik, harus dimulai secepat mungkin, mulai hari ini dan dari sekarang. semakin matang persiapan akan semakin baik. Sebab kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada esok atau lusa. Bisa jadi hari ini kita masih hidup, entah bagaimana esok hari. Mungkin sekarang kita punya uang banyak, tetapi tidak tahu apakah akan menjadi miskin di kemudian hari.
Solusi dari Commonwealth
Lantas bagaimana sebaiknya merencanakan masa depan? Bagi PNS (Pegawai Negeri Sipil) mungkin tidak terlalu rumit. Mereka memiliki dana pensiun yang telah diatur pemerintah. Masalahnya adalah, orang yang bekerja di sekttor swasta belum tentu memiliki dana pensiun. Dana semacam itu justru harus dipersiapkan sendiri sesuai dengan kemampuan masing-masing. sayangnya tidak semua orang bisa mengatur penghasilannya untuk mengumpulkan dana pensiun.
Sebenarnya Commonwealth telah menancapkan kakinya di Indonesia sejak tahun 2007. Boleh dikatakan menyebar merata walau belum di 34 Provinsi. Â Namun 28 cabangnya berkiprah turut membangun negeri ini. Commonwealth mengembangkan diri sesuai dengan tuntutan zaman dan kebutuhan masyarakat. Kita lihat Commonwealth sangat produktif dan inovatif setiap tahun sehingga memberi kepuasan tersendiri bagi perusahaan maupun konsumennya.
Commonwealth Life hadir di Indonesia untuk membantu masyarakat Indonesia mempersiapkan masa depan. Commonwealth life menjadi salah satu perusahaan asuransi di Indonesia. Kiprah Commonwealth Life langsung dapat dirasakan oleh masyarakat melalui program-programnya yang inovatif dan memikat. Dalam acara Nangkring Kompasiana bersama Commonwealth Life beberapa waktu yang lalu di Jakarta, membuat saya semakin menyadari betapa pentingnya arti hari ini untuk masa depan. Apa yang menarik pada saat itu adalah Commonwealth Life tidak menyodorkan jualan tentang asuransi, tetapi mempersembahkan cara terbaik untuk mengedukasi masyarakat dalam mengelola keuangan dalam mempersiapkan masa depan.
Hal pertama yang harus dicamkan adalah bagaimana kita bisa memberi arti untuk kelangsungan hidup yang akan datang.
"Apapun yang diterima hari ini harus disyukuri untuk motivasi hari esok," jelas Denny Karim, Associate Director Operation Commonwealth Life.