Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Blusukan ke Palyja Jadi Melek Tata Kelola Air

27 Maret 2016   22:35 Diperbarui: 27 Maret 2016   23:46 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika air sungai dengan kandungan amoniak tinggi itu harus diolah, maka membutuhkan waktu lebih lama dan biaya lebih banyak. Inilah yang menyebabkan harga air bersih terpaksa dinaikkan.  Sejak 15 Jjanuari 2007 harga jual air bersih Palyja terbagi dalam enam kategori. Harga terendah adalah Rp 1.050 per 0-10 m kubik air. Sedangkan yang tertinggi adalah RP 12.550 per m kubik air. Sejak tahun 2007 itu Palyja belum menaikkan tarif.

"Jadi selama sembilan tahun, tidak pernah naik harga," tandas Meyritha.

Apa saja yang telah dilakukan Palyja selama ini? cukup banyak. Pertama, adalah memperbaiki sarana dan prasarana pengolahan air. Misalnya dengan mengganti pipa-pipa yang mengalami kebocoran, baik di perjalanan dari waduk Jatiluhur hingga ke Jakarta, atau juga kebocoran di dalam area IPA 1. Salah satu  cara untuk mendeteksi kebocoran adalah  dengan mengunakan gas helium. Sebuah ide orisinil dari karyawan Palyja.

"Dengan teknollogi gas helium, kebocoran pada pipa yang tak nampak karena tertanam di dalam tanah, dapat dideteksi," papar Nancy Elvina. Cara lain adalah dengan metode JD7 yang mampu mendeteksi penyumbatan sambungan lateral dan sambungan ilegal.

Selanjutnya adalah melakukan perawatan rutin/berkala IPA I, Misalnya, akselerator dibersihkan setiap dua bulan sekali, Reservoir dibersihkan setahun sekali dan filter diperiksa setiap 72 jam. Perlu diketahui, ada 48 filter di IPA I Pejompongan ini.

Palyja juga harus menangani pencurian air oleh penduduk yang tidak bertanggung jawab. Pada tahun 2014, bekerjasama dengan Polda Metro Jaya berhasil membongkar pencurian air di Pejagalan, Jakarta Utara. Hebatnya, pencurian itu berkedok Instalasi Pengolahan Air. Pencurian air juga terjadi di wilayah-wilayah lain. Karena itu Palyja harus mengawasi dengan ketat pasokan air selama 24 jam. Untuk itu, ada ruang kontrol khusus yang bernama DMCC (Distribution Monitoring and Control Centre)  dimana ada petugas yang selalu memonitor secara terus menerus sepanjang hari. Ruang kontrol dengan teknologi cangih itu hanya dimiliki oleh Palyja.

Langkah lebih lanjut adalah mengupayakan agar air sungai dapat menjadi air baku. Palyja melakukan sebuah inovasi dengan menggunakan bakteri tertentu yang dapat memakan limbah yang masuk ke sungai. Bakteri itu bernama meteor. Untuk itu, bakteri tersebut harus dikembangbiakkan. Ada satu media khusus dimana bakteri itu bisa dikembangbiakkan, bentuknya mirip butiran berlubang berwarna hitam, terbuat dari plastik.

[caption caption="media untuk mengembangbiakkan bakteri pemakan limbah (dok.pribadi)"]

[/caption]Luar biasa, ternyata mendapatkan air bersih Palyja harus bersusah payah. Sunguh ironi dengan kenyataan yang harus dihadapi dimana persediaan air baku semakin menipis. Rendahnya kesadaran masyarakat untuk melestarikan air semakin memperparah kondisi air. Bukan hanya pencemaran, pemborosan, juga penyedotan air tanah yang tidak habis-habisnya. Maka sudah saatnya kita melek untuk menjaga kelestarian air. Kalau tidak, mungkin tidak lama lagi Jakarta akan mengalami krisis air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun