Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

City Tour dengan Commuterline

6 Desember 2015   23:45 Diperbarui: 8 Desember 2015   19:15 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 [caption caption="stasiun Nambo"][/caption]

Tak banyak orang yang berpikir bahwa sebenarnya kita bisa melakukan city tour dengan menggunakan Commuter line. Hampir dipastikan sebagian besar orang menganggap Commuter line sebagai alat transportasi untuk bekerja yang cepat, mudah dan murah. Hal itu benar, tetapi sebenarnya  kita bisa juga menggunakan kereta listrik ini untuk menikmati perjalanan bersama keluarga menyusuri wilayah-wilayah Jabodetabek.

Ide ini muncul ketika suatu hari saya bertemu dengan seorang ibu yang membawa satu putranya menumpang Commuter line di Depok. Kami lalu berbincang-bincang layaknya dua orang wanita. Saya heran ketika si ibu mengatakan tidak memiliki tujuan ke stasiun tertentu. Dia bilang cuma ingin mengajak putranya jalan-jalan dengan Commuter line supaya tidak bosan di rumah. Saat itu hari Sabtu, si anak sudah libur sekolah (dia bersekolah dari Senin hingga Jumat).

Commuter line memang jauh lebih sepi pada hari Sabtu, karena para karyawan tidak berangkat ke kantor. Jadi suasana dalam Commuter line juga lebih menyenangkan, terasa lega dan nyaman. Kita bisa memilih tempat duduk dalam gerbong mana saja. Karena itu, si ibu yang cerdas tersebut, mengajak anaknya menggunakan Commuter line pada hari itu. Dia menceritakan rute yang akan dicobanya.

"Kita mau ke Nambo. Soalnya stasiun Nambo sama sekali belum pernah saya lihat. Anak saya juga semangat sekali ingin kesana," ceritanya.

Saya pun mendukung rencana itu,"Nggak salah jika Ibu kesana. Pemandangannya lumayan bagus lho. Kita bisa melihat lembah dan gunung kapur dari dalam kereta. Jadi tidak perlu jauh-jauh ke Bandung untuk melihat lembah."

Mereka tambah semangat mendengar kata-kata saya,"Oh ya. Asyik nih. Anak saya paling suka melihat pemandangan."

Nah, kita bisa menikmati pemandangan yang berbeda dalam perjalanan jalur kereta yang lain. Kita tidak perlu memilih, jalani saja semua rute KRL  se-Jabodetabek. Sebelumnya, akan lebih baik jika kita mempelajari peta perjalanan Commuter line yang selalu ada di atas pintu dalam setiap gerbong.

mulai dari mana?

Kita bisa mulai dari mana saja, tergantung dimana tempat tinggal masing-masing. Namun untuk lebih memudahkan, maka kita ambil posisi yang paling strategis dahulu sebagai titik tolak keberangkatan, yaitu stasiun Manggarai. Melalui stasiun Manggarai, kita bisa melanjutkan perjalanan kemana saja, karena disinilah pertemuan kereta dari berbagai jurusan.

Nambo bisa menjadi pilihan pertama dengan beberapa alasan. Pertama, wilayah ini masih cukup eksklusif, belum terlalu banyak diketahui. Maklum, Commuterline ke jurusan ini baru beroperasi sekitar tujuh bulan. Kedua, Commuter line yang ke arah Nambo  masih sangat terbatas, yaitu empat kali sehari. Jadi ambil rute yang paling susah ini, setelah itu baru beralih ke rute yang lebih mudah. Ketiga, jalur ini sepi penumpang ke arah Nambo pada pagi hari, jadi perjalanan terasa lebih nyaman.

Setelah selesai menyusuri Nambo dan mengikuti kereta tersebut berbalik arah, kita bisa turun untuk transit di stasiun Citayam. Setelah itu kita menumpang kereta ke Bogor. Perjalanan kereta ke Bogor juga menyenangkan karena dapat menyegarkan mata, pemandangan hijau mendominasi sebagian besar rute ini, masih banyak kebun dan tanaman di sepanjang rel. Stasiun Bogor sendiri adalah stasiun tua yang antik dan menarik untuk diamati. Stasiun yang cukup besar ini telah ada sejak zaman penjajahan Belanda.

Setelah menikmati Bogor, kita naik lagi kereta yang ke arah Tanah Abang/Duri. Memang perjalanan ke sini lebih banyak menyuguhkan gedung-gedung tinggi  dan pemukiman di Jakarta. Jalur ini cukup ramai karena adanya para pedagang yang berbelanja ke pasar tanah Abang untuk mencari komoditi yang akan mereka jual. Kita hanya transit di Tanah Abang atau Duri. Setelah itu kita memilih kereta lain untuk dinaiki.

Perjalanan menarik selanjutnya adalah ke arah Serang/Banten. Tujuan akhir Commuter line adalah stasiun Maja, Banten. Selama perjalanan, kita menyaksikan pemandangan perkampungan, tak ubahnya jika kita melakukan perjalanan ke Jawa Tengah atau Jawa Timur. Pemukiman belum terlalu padat, dan kita masih bisa mendapati perkebunan milik penduduk setempat. Hanya saja stasiun-stasiun yang ada pada jalur ini kebanyakan kecil-kecil.

Namun kalau kita mengambil jalur Commuter line yang ke arah Tangerang, maka kita mendapati pemukiman yang cukup padat karena wilayah tangerang berkembang sangat pesat. Ada wilayah industri seperti pabrik dan semacamnya. Bahkan Tangerang tak kalah macetnya dengan ibukota Jakarta.

Lepas dari jalur Maja dan Tangerang, kita kembali transit di Duri. Kita bisa pilih Commuter line yang menuju Jatinegara. Rute ini cukup jauh karena memutari kota. Tetapi kita bisa melihat bangunan-bangunan antik zaman Belanda melalui rute yang membelah kota tua ini hingga melewati stasiun Senen sampai berhenti di Jatinegara. Setelah itu dari Jatinegara kita menggunakan Commuter line dari Bekasi mennuju Jakarta-Kota.

Jalur ke Jakarta-Kota adalah jalur paling ramai, sebab banyak kereta yang datang dari Bogor dan Bekasi.  Perjalanan dari Jakarta Kota melewati Manggarai dan beberapa stasiun lain. Jika tidak ada gangguan, waktu yang ditempuh cukup singkat. Stasiun jakarta Kota adalah stasiun besar, dengan jumlah lajur terbanyak yaitu 12. Disinilah Commuter line 'mentok', istirahat beberapa menit sebelum berbalik arah. Duduk-duduk di dalam stasiun Jakarta-Kota cukup menyenangkan, entah untuk merenung atau mengobrol bersama teman.

Satu jalur yang patut dicoba adalah dari stasiun Kota ke stasiun Tanjung Priok yang baru diaktifkan kembali setelah tertidur sekian lama. Jalur 'Belanda' ini cukup menari untuk dinikmati karena stasiun Tanjung Priok berada di wilayah Jakarta Utara, dekat dengan pelabuhan laut Tanjung Priok dimana kapal-kapal besar bersandar. Jalur ini dahulu juga digunakan untuk mengangkut barang-barang.

Bagaimana, apakah anda tertarik untuk mencoba city tour ini dengan keluarga? Jangan banyak pikir, sebab perjalanan menggunakan Commuter line sangat murah alias minim biaya. Selama kita hanya transit dan tidak keluar stasiun, kita tidak perlu membayar lagi. Bayangkan, kita bolak-balik dan berganti-ganti kereta tanpa mengeluarkan biaya lagi. Bandingkan jika menggunakan moda transportasi lain.

Sebagai catatan; anda boleh membawa bekal makanan dan minuman mengingat ada keluarga yang dibawa. Anak-anak tentu membutuhkan bekal tersebut. Tapi harus diingat bahwa kita harus menjaga kebersihan di dalam Commuter line, jangan ada sampah bekas makanan/minuman yang tercecer ke lantai kereta. Kumpulkan samapah-sampah tersebut dalam satu kantong plastik, simpan dulu di dalam tas. Kalau turun di salah satu stasiun, sampah itu bisa dibuang ke tempat sampah yang tersebar di area stasiun.

Selamat mencoba city tour Commuter line.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun