Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Stasiun Cibinong, Seperti Villa Di Atas Bukit

20 Oktober 2015   15:57 Diperbarui: 20 Oktober 2015   15:57 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="stasiun Cibinong (dok.pribadi)"][/caption]

Sudah pernah naik Commuter Line melalui stasiun Cibinong? Stasiun ini lain dari yang lain, memiliki keistimewaan tersendiri. Kalau stasiun lain berdiri pada tanah yang datar, sedangkan stasiun Cibinong justru berada pada suatu  ketinggian. Jadi kalau dilihat malah lebih mirip sebuah villa di atas bukit. Kalau tidak ada nama Stasiun Cibinong, kita tak akan mengira bahwa bangunan tersebut adalah sebuah stasiun kereta.

Ada dua macam jalan untuk sampai ke depan stasiun, yaitu jalan aspal yang landai agar mobil dan motor bisa berhenti persis di depan stasiun, dan juga jalan tangga bagi pengguna Commuter line yang berjalan kaki. Namun kita harus naik undak-undakan tangga lagi untuk masuk ke bangunan stasiun dan membeli tiket di loket. Resikonya bagi pejalan kaki, sudah jelas harus'memanjat' dan mendaki. Agak payah buat orangtua dan orang yang bertubuh gemuk. Sebalknya menjadi olahraga yang menyehatkan bagi sebagian orang.

Stasiun itu benar-benar mirip villa dari kejauhan. Apalagi ada sebatang pohon besar yang sudah tua di depannya. Tersedia lahan parkir yang cukup luas di bawah, bahkan bisa masuk truk dan mobil besar di sana. Kalau kita berada di atas stasiun,  Namun di bagian jalan masuk dimanfaatkan beberapa pedagang untuk berjualan, baik pedagang makanan maupun barang. Bahkan ada odong-odong yang mangkal dan menjadi langganan anak-anak.

Dari atas, kita juga bisa melihat pemandangan yang cukup menarik. Rumah-rumah penduduk dan Sekolah Dasar ada  di balik pagar halaman stasiun. Letaknya jauh lebih rendah membuat kita mudah melihat anak-anak berlari-larian. Di sisi kiri, agak jauh ada kolam-kolam ikan tempat petani ikan lele. Sedangkan di sebelah kanan juga berderet rumah penduduk yang tak beraturan. Semua membuat kita benar-benar merasa di atas bukit. Pada pagi dan sore hari, cukup menyenangkan duduk-duduk di stasiun sambil memandang ke bawah dan sekitarnya.

[caption caption="view dari atas stasiun Cibinong (dok.pribadi)"]

[/caption]

Stasiun Cibinong ini baru beroperasi sekitar enam bulan yang lalu. Sebelumnya tak ada Commuter Line yang lewat disini. Jalur kereta hanya digunakan kereta barang yang menuju Nambo.  Lalu PT KCJ mengoperasikan Commuter line jurusan Duri-Nambo yang harus melewati stasiun Cibinong. Maka stasiun ini direnovasi menjadi apik seperti sekarang, bak Villa di atas bukit. Sayangnya, Commuterline jalur Duri-Nambo baru ada lima kali sehari. Malah satu diantaranya, hanya sampai  stasiun Depok Lama. Dengan jumlah kereta yang terbatas itu, tak heran jika selalu padat oleh penumpang, kecuali di hari Sabtu dan Minggu.

Tidak ada penunjuk jalan

Masih banyak orang yang tidak mengetahui keberadaan stasiun Cibinong ini. Padahal, stasiun ini tidak begitu jauh dari jalan raya Bogor-Jakarta. Tepatnya ada jalan kecil di seberang super market Ramayana dan terminal bus Cibinong. Jalan masuk itu menuju Pabuaran, memang tidak begitu lebar, hanya pas-pasan untuk dua mobil.  Jalan masuk itu pun dipenuhi oleh tukang ojek yang mangkal.

[caption caption="papan penunjuk jalan tanpa petunjuk ke stasiun di seberang Ramayana (dok.pribadi)"]

[/caption]

Bahkan papan penunjuk jalan yang ada di dekat mulut jalan masuk tersebut tidak menyebutkan adanya sebuah stasiun. Karena itu, bagi yang belum pernah kesana, harus bertanya-tanya terlebih dahulu. Ada juga yang terjebak harus naik ojek, karena tukang ojek langsung menawarkan diri ke stasiun. Hal ini cukup merugikan orang yang kantongnya pas-pasan, sebab stasiun bisa dicapai dengan jalan kaki kurang dari 200 meter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun