Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sekarang Harga Nyawa Begitu Murah

16 Oktober 2015   21:51 Diperbarui: 16 Oktober 2015   22:36 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungguh mengerikan mendengar berita-berita kriminal yang terjadi setiap hari. Ada saja berita tentang hilangnya nyawa seseorang atau beberapa orang karena dibunuh oleh orang lain. Kasus terbaru adalah tewasnya ibu dan anak yang ternyata dibunuh oleh tetangganya sendiri yang merupakan residivis narkoba. Sebelum itu ada kasus pembunuhan gadis kecil yang dimasukkan ke dalam kardus. Kasus lain, ada anak yang tewas karena dipukul oleh gurunya.

Padahal jika ditilik sebab musababnya tampak sepele. Ada yang karena dendam, ada yang karena butuh uang, ada yang karena mabuk dan ada yang disebabkan oleh penyakit kejiwaan. Peristiwa-peristiwa tersebut terjadi tanpa kita duga sebelumnya sehingga tidak ada antisipasi yang bisa dilakukan, baik dari korban maupun dari lingkungan terdekatnya. Masyarakat baru tahu setelah si korban menjadi mayat.

Begitu murahkah harga nyawa sekarang? begitu mudahkah melenyapkan nyawa seseorang? apa yang sesungguhnya terjadi pada masyarakat kita. Apakah kita hidup dalam komunitas masyarakat yang sakit ataukah ada faktor lain yang menyebabkan semua itu. Kita seperti penonton yang hanya berdiam diri menyaksikan kejadian-kejadian berlalu begitu saja. Entah sampai kapan kita akan membiarkan nyawa demi nyawa melayang untuk sesuatu yang tidak pada tempatnya.

Kematian memang sebuah takdir Tuhan yang tak bisa digugat. Namun manusia diberi akal budi  untuk mencegah angkara murka. Salah satunya dengan mencegah terjadinya cara-cara kematian yang buruk. Tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa penyebab yang pasti. Tuhan melihat upaya kita dalam mewujudkan peri kehidupan yang baik dalam masyarakat. Jika kita hanya berdiam diri, Tuhan pun tidak akan menolong kita.

Mengapa begitu mudah nyawa melayang di tangan manusia?

1. Degradasi iman

    Lunturnya ketaatan seseorang pada ajaran agama membuat dia tidak lagi takut melakukan apapun, meski itu merugikan orang lain dan dirinya sendiri. Fenomenanya, agama hanya pengisi kolom KTP tanpa ada implementasinya. Ada yang salah dalam pola pendidikan agama, baik di rumah maupun di sekolah.

2. Masyarakat konsumtif

    Membanjirnya gaya hidup ala Barat menciptakan masyarakat yang konsumtif, ingin memiliki berbagai macam barang yang kadangkala tidak terjangkau. Akibatnya masyarakat  menjadi materialistis, hanya menilai sesuatu berdasarkan materi. Ketiadaan materi membuat banyak orang menjadi stress dan berbuat saja untuk mendapatkannya.

3. Narkoba dan Miras mudah didapat

   Benda-benda haram ini sangat mudah didapat sehingga banyak orang yang menggunakannya. Penyebarannya yang tak terkendali membuat masyarakat menjadi sakit. Sebab efek dari narkoba dan miras ini merusak fisik dan mental seseorang. Mereka yang sudah menjadi pecandu sulit disembuhkan. Mereka tidak pernah berpikir akan akibat dari semua yang dilakukannya.

4. Sistem yang salah

   Mungkin ada sistem yang salah yang selama ini diterapkan di dalam kehidupan bermasyarakat. Misalnya ulama yang tidak membumi, aparat hukum yang tidak menunaikan tugasnya dengan baik dsb. Semua menjadi faktor penunjang terjadinya tindak kriminalitas pembunuhan.

5. Minim keteladanan

   Dari kepemimpinan di puncak kekuasaan hingga tingkat RT, semakin jarang yang memberikan keteladanan yang baik. Lihat saja, kepala desa menjadi otak pembunuhan Salim Kancil. Kita mengalami krisis kepemimpinan.

Sampai kapan kita membiarkan tindak kriminal pembunuhan berlangsung? jawabnya ada pada diri kita sendiri. Masihkah mau menjadi penonton atau mau iku beraksi menghentikan dengan cara-cara yang kita ketahui. Mudah-mudahan hal ini menyadarkan kita untuk masa depan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun