Para koruptor tidak akan pernah berhenti berupaya melemahkan KPK. Gagal dengan rencana yang satu, mereka akan menyusun rencana berikutnya. Begitu pula sekarang ini dimana tim Srikandi sedang melakukan tugasnya menyeleksi Capim KPK. Suara-suara sumbang yang biasanya terdengar seakan menghilang. Ada apa? tak mungkin bahwa mereka sedang berdiam diri. Diam-diam mereka sedang menjalankan strategi baru.
Disinyalir ada desas desus bahwa gerombolan penyamun sedang melakukan 'operasi senyap' terhadap KPK. Tanpa banyak bicara, tanpa diketahui oleh khalayak umum, mereka berusaha menyusup dalam kegiatan seleksi Capim KPK. Bagaimana mereka beraksi menjalankan operasi senyap itu?
Pertama, dengan memasukkan orang-orang mereka sebagai salah satu calon pimpinan KPK. Orang-orang ini bisa menggunakan kendaraan berbagai institusi. Ada calon-calon yang terindikasi berhubungan dengan tersangka koruptor. Misalnya Ahmad Yani, politisi PPP yang kemarin lolos seleksi tahap awal. Tokoh ini diketahui cukup akrab dengan Suryadharma Ali. Tentu saja SDA sangat mendukung masuknya Ahmad Yani sebagai Capim KPK. Selain itu ada wakil Polri yang direkomondasikan oleh Budi Gunawan, yang jelas-jelas berseteru dengan KPK. Hal ini membuat cemas masyarakat. Bayangkan kalau salah satu dari orang-orang titipan berhasil menjadi pimpinan KPK, akan terjadi pembusukan dari dalam. KPK bisa menjadi macan ompong.
Kedua, para penyamun itu melakukan pendekatan-pendekatan khusus kepada pansel KPK. Misalnya dengan sering mengundang tim Srikandi dalam acara-acara atau pertemuan-pertemuan tertentu yang disamarkan. Mereka telah mempelajari kelemahan-kelamhann pansel KPK sehingga akan masuk melalui celah tersebut. Mereka akan berusaha menggiring secara halus untuk memilih calon titipan atau menjebloskan tim pansel ke dalam sebuah jebakan yang telah dirancang dengan sebaik-baiknya.
Ketiga, melakukan teror secara tidak langsung kepada institusi KPK. Sebagai contoh, kebakaran pada gudang yang menyimpan barang-barang bukti KPK di Tangerang. Apakah ada yang berani menjamin bahwa kebakaran itu hanya kecelakaan biasa? atau ada sebuah sabotase yang ditujukan untuk menakut-nakuti KPK. Terutama untuk membuat hati tim pansel menjadi gentar, karena teror berikutnya, bisa saja mengincar keluarga para Srikandi.
Dengan demikian, memasuki tahap kedua penyeleksian Capim KPK, tim Srikandi harus ekstra lebih hati-hati. Operasi senyap ini akan semakin menekan proses penting tersebut. Jangan sampai tim Srikandi melakukan kesalahan fatal yang pada akhirnya membuat lembaga antirasuah tersebut mati suri. Mudah-mudahan Tuhan melindungi dan membimbing seluruh tim pansel yang sedang melaksanakan tugas-tugasnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H