Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Sudirman Cup Tak Disiarkan, Mana Nasionalisme TV Indonesia?

12 April 2015   21:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:12 1162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya menyebutnya sebagai bencana untuk dunia olehraga dan dunia pertelevisian. Sebab tidak ada satu pun stasiun televisi dalam negeri yang akan menyiarkan pertandingan bulutangkis Sudirman Cup yang akan berlangsung di Dongguan, Tiongkok 10-17 Mei mendatang. Dan ini mengundang keprihatinan yang mendalam, terutama para penggemar olahraga bulutangkis. Sampai-sampai berkicau di twitter dengan tagar #RIPTVNasional.

Padahal, yang namanya Sudirman Cup, penggagasnya adalah Indonesia. Seharusnya turnamen ini menjadi ajang yang paling dibela untuk ditayangkan. Bagaimana pun Sudirman Cup pernah menjadi sarana atlet bulutangkis Indonesia untuk menunjukkan dharma baktinya kepada negara. Dan sampai saat ini, di tengah merosotnya prestasi olahraga Indonesia, bulutangkis masih setia menjadi terdepan dalam mengukir prestasi.

Apa yang terjadi  dengan lembaga penyiaran di Indonesia?  Tidak lagi memiliki nasionalisme? Hanya money oriented? TV-TV di negeri ini rupanya dikuasai oleh para mafia dan pemilik modal  yang tidak peduli pada kepentingan nasional. Liberalisme lebih mendominasi  pikiran mereka yang gemar menjejali siaran TV dengan acara yang memiliki rating tinggi, meski tidak bermutu. Kita melihat berapa banyak sinetron dan siaran hiburan yang sama sekali tidak mendidik dan hanya mengumbar selera rendah.

Padahal, turnamen itu penting untuk disiarkan.  Mengapa?

1. Agar masyarakat memberikan doa dan dukungan kepada atlet-atlet Indonesia yang berlaga di turnamen tersebut. Percayalah, banyak di antara masyarakat yang menjadi penggemar bulutangkis, karena olahraga ini olahraga yang murah dan mudah. Mereka akan siaga di depan televisi untuk menonton turnamen skala nasional dan internasional. Semakin banyak yang menonton, tentu semakin banyak pula yang mendoakan para atlet agar menang dalam turnamen. Ingat, doa adalah kekuatan dahsyat yang tersembunyi, faktor X yang bisa mengubah sesuatu bila Tuhan menghendaki.

2. Memberikan kepercayaan diri kepada atlet-atlet Indonesia. Jika mereka tahu bahwa turnamen ini disiarkan secara nasional, para atlet akan berbesar hati, bersemangat untuk berusaha memenangkan turnamen, agar bisa memberi kebanggaan kepada bangsa Indonesia. Spirit ini yang sulit untuk didapat dari hal lain, yang menanbah kekuatan mental para atlet agar berjuang semaksimal mungkin.

3. Menumbuhkan minat dan motivasi kepada kaum muda untuk menekuni olahraga bulutangkis. Jika sering disiarkan, maka akan semakin banyak anak-anak dan remaja yang tertarik pada olahraga ini. Hal ini penting untuk mencari bibit baru yang berkualitas, agar bisa meraih prestasi di masa depan.

Sangat disayangkan, kesadaran para pemilik modal televisi nasional sangat rendah. Begitu banyak jumlah televisi swasta, tetapi berisi tayangan yang tidak memberi kemajuan bangi bangsa dan negara.  Apakah nasionalisme pertelevisian sudah terkikis habis oleh industri hiburan? Innalilahi Wa Inna Ilaihi Rojiun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun