Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Yok, Bikin Top Indonesia

10 Januari 2014   13:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:57 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa sih yang kurang dari Indonesia? Negeri kepulauan yang paling besar di dunia dengan potensi alam yang luar biasa. Sayangnya, Indonesia belum dijadikan destinasi wisata utama masyarakat internasional. Sejak zaman kemerdekaan hingga masa reformasi,  jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan. Bahkan sebaliknya, semakin banyak orang Indonesia yang berwisata ke luar negeri.

Pasalnya adalah, Indonesia kurang dikenal di dunia Internasional. Boleh saja orang mengatakan bahwa Bali sangat terkenal. Namun hanya sebagian penduduk dunia yang mengetahui bahwa Bali ada di Indonesia. Mereka mengira bahwa Bali adalah suatu negara tersendiri. Hal ini dapat dilihat pada buku-buku acuan wisata yang diterbitkan di Eropa. Nama yang tercantum adalah Bali, bukan Indonesia. Maka tak salah jika Justin Beiber pernah 'ngeyel' bahwa Bali bukan Indonesia. Sedangkan Indonesia disebutnya sebagai negara terbelakang yang jauh dari modernisasi.

Kita tak perlu marah dengan arogansi penyanyi sekelas Justin,  atau orang-orang lain yang belum mengenal Indonesia. Pengalaman saya pribadi, bahkan lebih mengejutkan. Ketika berada di sudut Eropa, salah seorang yang mengobrol dengan saya, mengira Indonesia ada di benua Afrika. Jujur saya katakan, negara tetangga yang juga seteru kita, Malaysia lebih dikenal dunia internasional. Adanya Candi Borobudur yang pernah menjadi salah satu keajaiban dunia saja tidak mampu mendongkrak popularitas Indonesia.

Beruntung ada Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden yang berjuang keras agar Komodo menjadi salah satu keajaiban dunia sehingga Indonesia mulai disebut-sebut dalam pembicaraan wisatawan. Kemudian ada Raja Ampat di Papua, yang belakangan ini santer sebagai destinasi wisata yang menarik. Namun semua itu belum cukup, masih panjang perjalanan yang harus ditempuh agar Indonesia menjadi tujuan wisata dunia.

Pariwisata adalah salah satu sektor  penting untuk meningkatkan pendapatan nasional di luar migas.  Kita dapat melepaskan ketergantungan terhadap migas dengan memaksimalkan pariwisata. Kalau kita perbandingkan, negara-negara lain yang jauh lebih kecil, mampu memperoleh pemasukan yang besar dari pariwisata. Lantas kenapa kita tidak bisa? Padahal begitu banyak keindahan alam Indonesia yang layak dijadikan destinasi wisata.

Ada beberapa hal yang harus dibenahi :

1. Promosi.  Kita butuh iklan yang bombastis untuk memperkenalkan Indonesia pada dunia. Pemerintah masih terlalu perhitungan dalam hal ini. Promosi masih terbatas pada stand yang dibuka dalam sebuah event tertentu di sebuah negara. Perlu lebih banyak event yang digelar di Indonesia dan mengundang masyarakat Internasional untuk mengikutinya. Misalnya Tour de Singkarak di Sumatera Barat atau Tour de Bintan di Kepulauan Riau.  Jangan ragu menggunakan media massa luar negeri agar cepat menyebar di seluruh dunia.

2. Berdayakan para mahasiswa Indonesia yang belajar di luar negeri.  Alangkah baiknya jika mereka memiliki kemampuan memeragakan salah satu budaya  tanah air, sehingga jika ada acara kampus, mampu menarik minat teman-temannya untuk datang ke Indonesia. Setahu saya, mahasiswa-mahasiswa Indonesia di Turki, justru mengikuti lomba menyanyi dalam bahasa Turki. Kita jusru harus mendorong mereka untuk memperlihatkan kekayaan keanekaragaman budaya di Indonesia. Kalau perlu, pemerintah memberikan bea siswa kepada para pelajar yang merangkap sebagai duta wisata. Selain itu pemerintah dapat bekerja sama dengan universitas-universitas di dalam dan luar negeri untuk menggalakkan program pertukaran pelajar. Sebaliknya, kita juga bisa mengadakan kontes semacam itu di tanah air untuk para pelajar dari luar negeri. Misalnya mengadakan lomba menari tradisional atau menyanyikan lagu-lagu daerah yang hanya boleh diikuti oleh orang asing.

3. Pembenahan sarana infrastruktur  di kawasan wisata. Bali dan Yoyakarta memang sudah ditunjang oleh infrastruktur yang memadai dengan jalan-jalan yang rapi dan bersih. Tetapi di wilayah-wilayah lain, masih memerlukan banyak perbaikan. Demikian pula  fasilitas yang diperlukan untuk melayani para wisatawan seperti penginanapan dan transportasi.

4. Birokrasi. Salah satu yang membuat wisatawan senang ke suatu negara adalah kemudahan dalam mengurus surat-surat yang diperlukan. Para pelancong tak suka direpotkan oleh masalah birokrasi karena hanya membuang waktu dan uang. Memang kalau ke tempat wisata yang sudah dikenal seperti Bali dan Yogya, tidak banyak bersinggungan dengan birokrasi. Namun beberapa wisatawan yang datang ke daerah lain, misalnya Maluku Utara, mengeluhkan adanya wajib lapor dan keharusan mengisi formulir-formulir yang membuat mereka pusing.

5. Bahasa. Kelemahan kita adalah sulit berkomunikasi dengan wisatawan mancanegara. Biasanya memang ada tour guide yang dapat menjelaskan kepada mereka. Namun hal itu bisa dilakukan bila para wisatawan berkunjung dengan menggunakan paket wisata yang diselenggarakan biro perjalanan. Sedangkan para turis yang datang sendiri, lebih suka  bebas 'blusukan' kemana-mana tanpa didampingi pemandu. Nah ketika mereka berinteraksi dengan penduduk, ada kesulitan karena masyarakat kita kurang menguasai bahasa Inggris. Maka alangkah baiknya jika pemerintah setempat  memberikan pelatihan bahasa Inggris di wilayah pariwisata. Sebagai contoh, pelatihan yang diberikan kepada tukang becak di Yogyakarta atau kepada sopir taksi di Surabaya. Hal ini harus diberlakukan di seluruh Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun