Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Teladan Kebersihan dari Orang Tua

24 Desember 2014   04:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:35 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_385442" align="aligncenter" width="490" caption="mencuci tangan dengan sabun sebelum makan"][/caption]

Sikap dan perilaku seseorang akan kebersihan, mencerminkan bagaimana ia mendapatkan pendidikan dari orang tuanya. Sebab, orang tua adalah panutan pertama anak-anaknya. Apa yang diperbuat oleh orang tua sehari-hari, selalu diperhatikan dan direkam anak-anaknya. Kemudian anak-anak meniru dan mempraktekkan apa yang dicontohkan oleh orang tua.

Jika seseorang mempunyai kebiasaan yang buruk, misalnya membuang sampah sembarangan, kemungkinan besar dahulu orang tuanya selalu membuang sampah tidak pada tempatnya. Demikian pula jika kita melihat seseorang 'jorok', ada kemungkinan dulu orang tuanya tidak mengajarkan kebersihan. Masih banyak orang yang makan tanpa cuci tangan, padahal dia baru datang dari bepergian. Bayangkan berapa banyak kuman yang ditelannya.

Keluarga saya sudah terbiasa menjaga kebersihan. Sejak saya masih kanak-kanak, kami sudah dibiasakan untuk selalu bersih. Rumah pun dalam keadaan bersih, selalu disapu dan dipel setiap hari. Debu-debu dilap setiap beberapa hari sekali. Kaca-kaca jendela dan cermin dibersihkan seminggu sekali. Halaman rumah juga disapu setiap pagi sehingga daun-daun yang berguguran tidak tampak berserak. Rumah menjadi enak dipandang serta nyaman.

cuci tangan

Kebersihan badan adalah yang paling utama. Kami harus mandi dua kali sehari serta gosok gigi pagi dan sebelum tidur. Namun yang paling sering dilakukan adalah cuci tangan dengan sabun sebelum makan atau memegang makanan apapun. Ibu akan selalu memperhatikan anak-anaknya yang baru datang. kalau salah satu saja dari kami berusaha mencomot makanan ketika pulang sekolah, beliau langsung memperingatkan,"Ayo, cuci tangan dulu."

Wastafel saat itu belum ada. Maklum peralatan belum modern seperti sekarang. Kami mencuci tangan di air keran yang mengalir di kamar mandi atau keran yang ada di tempat cucian piring.  Keran yang digunakan juga untuk berwudhu.  Sabun yang digunakan adalah sabun mandi atau sabun untuk mencuci pakaian.

Bapak juga selalu cuci tangan sebelum makan.  Walau sudah cuci tangan di kamar mandi dengan sabun, Ibu selalu menyediakan  air kobokan di dalam sebuah mangkuk kecil. Apalagi Bapak sering makan tanpa sendok garpu, alias hanya pakai jari jemari saja.  Kami juga lebih suka menggunakan tangan, terutama jika makanan yang dimasak ibu adalah ayam goreng, ikan,  pecel dan semacamnya. Sudah pasti tangan dalam keadaan bersih.

Ibu tak bosan-bosannya mengatakan agar kami tidak lupa cuci tangan. "Kalau tidak cuci tangan nanti perutnya sakit. Kuman-kuman yang menempel di tangan akan ikut termakan oleh kita dan menyebabkan penyakit."

Semua yang dikatakan Ibu memang benar. Sebab saya pernah terkena diare ketika lupa mencuci tangan sebelum mengambil kue. Sejak itu saya kapok. Saya tidak lagi meremehkan cuci tangan pakai sabun. Dimana pun saya berada, saya akan selalu cuci tangan sebelum memakan sesuatu.

Selain mencuci tangan, kami juga harus membiasakan diri  mencuci kami. Kalau dari luar rumah kaki harus dicuci dahulu, sebab rumah dalam keadaan bersih dan selalu dipel. Kami tidak boleh mengotori lantai. Apalagi jika masuk ke kamar, kaki harus dibersihkan dahulu.

[caption id="attachment_385443" align="aligncenter" width="300" caption="mencuci kaki sebelum masuk kamar"]

1419346582687731577
1419346582687731577
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun