[caption id="attachment_392045" align="alignnone" width="300" caption="Pertunjukan Pencak silat di Australia"][/caption]
Pariwisata adalah bisnis yang paling menjanjikan setelah sektor non migas. Jika negara kecil seperti Thailand bisa hidup dari pariwisata, apalagi Indonesia yang memiliki wilayah jauh lebih luas dengan sumber daya alam berlimpah. Mengapa Thailand dan negara-negara lain lebih dikenal pariwisatanya? karena publikasi mereka yang luar biasa. Sedangkan Indonesia memiliki banyak tempat-tempat wisata yang belum dipublikasikan dengan baik.
Memperkenalkan tempat-tempat wisata Indonesia tidak cukup melalui media. Sebab media juga menjadi alat promosi negara-negara lain. Kita bayangkan betapa ketatnya persaingan di bidang pariwisata ini. Kita harus lebih pandai mencari strategi untuk memperkenalkan Indonesia di mata dunia sebagai destinasi wisata istimewa. Salah satunya adalah dengan merangkul dan memberdayakan orang-orang Indonesia yang sedang berada di luar negeri.
WNI yang tinggal di luar negeri disebabkan oleh beberapa hal. Misalnya, karena bekerja di salah satu negara, atau ada yang sedang menuntut ilmu, dan ada juga karena menikah dengan warga negara tersebut. Apapun itu, mereka sangat potensial untuk menjadi ujung tombak dalam mempromosikan Indonesia di negara yang bersangkutan. Dalam hal ini, pemerintah yang diwakili Duta Besar di masing-masing negara harus pro aktif dan mendukung kegiatan-kegiatan mereka, baik itu dari segi perencanaan atau dana.
Hal-hal Yang Perlu Dilakukan KBRI
Pertama, kenali keahlian dan ketrampilan WNI yang berada di negara tersebut. Dari sekian banyak WNI, pasti ada yang memiliki bakat dan keahlian tertentu, mungkin di bidang seni, olahraga atau sains. Tidak ada salahnya jika KBRI mendata mereka yang memiliki kemampuan tersebut. Keahlian mereka akan sangat berguna untuk menampilkan identitas, ciri khas dan kebudayaan Indonesia. Â Ada WNI yang pandai menari tarian tradisional, ada yang pandai pencak silat, menyanyi dll.
Kedua, menyelenggarakan event-event tertentu. KBRI dapat saja menyelenggarakan acara-acara di luar ulang tahun kemerdekaan RI. Acara ini lebih baik tidak berada di gedung KBRI, tetapi menggunakan gedung yang terkenal di ibukota negara yang bersangkutan sehingga banyak orang yang mengetahui dan tertarik untuk melihatnya. Bisa juga di area terbuka, misalnya taman kota dimana masyarakat berkumpul dan berlalu lalang. Acara bisa berupa panggung budaya atau tourism fair.
Ketiga, membuka outlet makanan khas Indonesia. Misalnya sebuah restoran atau rumah makan yang dikelola bersama antara KBRI dengan WNI. Memang sudah ada restoran yang dibuka oleh para WNI dengan inisiatif sendiri seperti di Paris (Prancis), Istanbul (Turki), Adelaide (Australia) dll. Namun akan lebih maksimal jika dibantu dan dikembangkan oleh KBRI.
Keempat, membuka outlet kerajinan barang-barang dari Indonesia. Sebenarnya banyak orang yang tertarik pada kerajinan Indonesia karena unik dan memiliki nilai seni yang tinggi. Andai di setiap negara ada outlet Indonesia yang dikelola secara profesional, maka banyak orang yang akan lebih tertarik untuk membeli dan bahkan berkunjung ke Indonesia. Misalnya outlet furniture dari Jepara, rumah Batik dll. Sebagai contoh, ada WNI yang membuka toko Batik di Doha (Qatar) dan Brisbane (Australia). Alangkah baiknya jika KBRI menunjang WNI-WNI untuk melakukannya.
[caption id="attachment_392055" align="alignnone" width="300" caption="Rumah Batik di Brisbane, Australia"]
Kelima, dengan menyelenggarakan lomba-lomba yang berkenaan dengan Indonesia. Misalnya, lomba menari Bali  atau lomba menyanyi bahasa Indonesia untuk penduduk asli negara tersebut. Di Turki, para pelajar dan mahasiswa kita justru sering mengikuti lomba menyanyi bahasa Turki. Sebaliknya hal yang sama bisa kita lakukan agar masyarakat negara tersebut mengenal bahasa Indonesia.