Mohon tunggu...
Kuah Bakso
Kuah Bakso Mohon Tunggu... -

Follow : @Madamphilosophy llllllllllllllllll\r\nSubjek yang tulisan nya sangat terpengaruh oleh tulisan-tulisan: Martin Heidegger, Jacques Derrida, Nietzsche, Michel Foucault, Jean-François Lyotard, Richard Rorty, Jean Baudrillard, Fredric Jameson, Douglas Kellner, Jurgen Habermas, Theodore Adorno, Antonio Negri, Michael Hardt, sangat menyukai MUSIK, Bermain MUSIK, dan kebetulan seorang Bassist pada Sebuah Band yang sedang mengerjakan EP pertama nya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mendorong Lebih Jauh Clash of The Civilization/ Membongkar kepalsuan Teori Konspirasi

5 Juli 2012   21:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:15 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik



Banyak telah kira dengar permasalahan "New World Orderyang di sangkut pautkan dengan teori-teori konspirasi dalam hal ini Illuminati, Freemason, Ksatria Templar, atau bahkan The Priory Of Sion (Biarawan sion) yang telah menyusun suatu rencana untuk menguasai dunia dari mulai dalam tatanan kebijakan Negara sampai pada aspek terkecil dalam kehidupan sosial. yakni individu. Bagi para penikmat teori-teori konspirasi mungkin adalah sebuah keasyikan dan sebuah titik terang dari permasalahan-permasalahan yang mungkin tidak terjawab selama ini. Akan tetapi, Apakah semudah itu menyebutkan dan menjawab diskursus yang sekarang ada? Sebelum melangkah kepembahasan yang lebih jauh ada baiknya penulis menjelaskan secara terperinci tentang apa itu teori konspirasi, freemason, Iluminati, dan Priory Of Sion (biarawan sion).

Frase Novus Ordo Seclorum(Inggris: “New Order of the Ages”) muncul di balik lambang resmi Amerika Serikat, pertama kali didesain pada tahun 1782 dan dicetak di balik dollar Amerika Serikat sejak tahun 1935. Frase ini juga muncul pada lambang Yale School of Management, sekolah bisnis Universitas Yale. Frase ini sering disalahartikan sebagai “New World Order”, yang bahasa Latinnya adalah Novus Ordo Mundi…” Dalam istilah Novus Ordo Seclorum, dewasa ini banyak istilah-istilah yang sesungguhnya sebangun, seperti: Tata Dunia Baru, Globalisasi, The Small Village, The New World Order, dan sebagainya. Secara etimologis tentu istilah-istilah tersebut berbeda artinya, namun dalam kacamata politik, semuanya sama, mengacu pada gerakan konspiran globalis untuk mewujudkan satu dunia di mana negara-negara utara menjadi tuan atas negara-negara selatan, di mana kulit putih menjadi tuan bagi kulit berwarna, dan dimana sekularisme menjadi TUAN atas semua Ibrahimic-Religions[1].

Illuminati adalah sebuah persaudaraan kuno yang pernah ada dan diyakini masih tetap ada sampai sekarang walaupun tidak ada bukti – bukti nyata keberadaan persaudaraan ini sampai saat ini. Illuminati berarti Pencerahan Baru. Para penganut Illuminati disebut Illuminatus yang berarti Yang Tercerahkan. Illuminati sebelumnya bernama Perfectibilists didirikan oleh Adam Weishaupt (1748-1811) seorang keturunan Yahudi yang lahir dan besar di Ingolstadt, memiliki latar belakang pendidikan sebagai seorang Jesuit yang lalu menjadi seorang pendeta Katolik dan selanjutnya mengorganisasi House of Rothschild. Illuminatus adalah orang – orang yang mencari jawaban apa yang disebut agama sebagai misteri Tuhan. Menurut mereka dengan ilmu pengetahuan tidak ada lagi misteri Tuhan, semua ada jawabannya. Salah seorang Illuminatus yang terkenal adalah Galilei Galileo seorang ahli antropologi yang terpaksa harus dihukum rumah seumur hidup oleh gereja akibat membuat pernyataan bahwa pusat alam semesta yang bukan bumi adalah matahari. Pernyataan tersebut dianggap menyinggung gereja karena secara tidak langsung menyatakan bahwa Tuhan dengan sengaja menempatkan pusat kehidupan di planet lain. Sejak saat itu illuminatus diburu oleh para kaum gereja. Mereka diburu dan diberi stamp salib didada mereka baru kemudian dibunuh. Illuminati kemudian bergerak dari bawah tanah sebagai sebuah kelompok rahasia yang paling dicari oleh gereja. Para illuminatus yang melarikan diri kemudian bertemu dengan kelompok rahasia lainnya yaitu kelompok ahli batu yang bernama Freemasonry atau lebih sering disebut sebagai kelompok Mason[2].

Freemasonry adalah organisasi RahasiaInternasional, sekaligus merupakan gerakan rahasia paling besar dan paling berpengaruh di seluruh dunia.Freemasonry terdiri dari dua kata yang di satukan. Free artinya bebas atau merdeka, sedangkan Mason adalah juru bangun atau pembangun. Tujuan akhir dari gerakan Freemason ini adalah membangun kembali cita-cita khayalan mereka, yakni mendirikan Haikal Sulaiman atau Solomon Temple. Perlawanan terhadap organisasi ini terlebih dulu dilakukan oleh kalangan pemimpin gereja. Perlawanan gereja Katholik ini terjadi karena Freemason telah menjadi organisasi tempat berkumpulnya kaum anti-agama. Dalam sebuah artikel berjudul The Earlier Period Of Freemasonry yang di Mimar Sinan, turki, Freemason disebut sebagai tempat berkumpul para anggota Mason yang mencari kebenaran di luar gereja. Dan ini menjadikan awal abad-18 sebagai tahun-tahun yang penuh pertarungan antara gereja Katholik dengan Freemason di Eropa. Sejak awal berdirinya, Fremason telah menyokong kebebasan beragama, sama persis dengan yang terjadi belakangan ini di berbagai negara, liberalisasi keagamaan[3].

Biarawan Sion dalambahasa Inggris: Priory of Sion atau Priory of Zion, sejak 1970-an telah menjadi karakter protagonis misterius dalam berbagai karya fiksi dan non-fiksi. Digambarkan sebagai perkumpulan rahasia paling berpengaruh di dalam sejarah Dunia Barat, disebut-sebut sebagai Rosicrucian-esque ludibrium modern, tapi ada juga yang menyebutnya sebagai kabar bohong (hoax). Bukti-bukti yang mendukung keberadaan Priory of Sion hingga kini masih diragukan keasliannya oleh para ahli sejarah, akademisi, dan ilmuwan. Pernah ada sebuah biara pertapaan yang dikenal sebagai Priory of Sion, tetapi kepemilikannya telah diambilalih Yesuit pada 1617.[4]

Penulis sangat merasa tertantang untuk membahas perihal masalah ini, dikarenakan setiap apa yang di lakukan oleh negara-negara Pro Hegemoni adalah buah pemikiran dari para Illuminatus yang berada di baliknya. Akan tetapi justru saya menganggap bahwa ini adalah sebuah pembahasan yang lebih dalam dari hanya sekedar menyebutkan aspek Freemason, Illuminati dan kawan-kawan nya. Menurut penulis isu Illuminati dan kawan-kawan adalah sebuah hembusan pemikiran kecil yang jika di prosentasekan tidak lebih daripada 10 persen kebenaran nya.

Pembahasan penulis didasari oleh 2 paradigma yang berbeda akan tetapi menurut penulis sangat berkaitan dan dapat menjawab permasalahan ini. yang pertama adalah pendekatan yang berasal dari Antonio Negri dan Michael Hardt dan Ashrin Adib Mogghadam tentang A Meta-History of Clash of The Civilization . dalam bukunya Antonio Negri membahas tentang Empire, dalam bukunya justru Empire inilah yang menguasai dunia sampai kedalam aspek-aspek Multidimensional. Empire dalam kasus ini bukan diartikan sebagai sebuah kerajaan monarki seperti di Inggris, Thailand atau kerajaan-kerajaan pada masa abad pertengahan, akan tetapi empire disini menurut penelusuran penulis berarti sebuah sistem. sebuah sistem yang role the world atau bisa di katakan sebuah sistem global yang cakupan nya sangat luas dan menyeluruh.

Empire disini bisa di katakan kekuasaan daripada sistem kapitalisme atau Sebuah kelompok pemegang hegemoni dunia, karena cakupan mengenai Empire ini telah terlepas jauh dan luas cakupan nya dari hanya sekedar Illuminati dan Freemasonry. Empire ini seperti lewat di depan mata kita akan tetapi hingga mengenduspun kita tidak dapat mencium keberadaan nya. Empire telah melewati batas kedaulatan sebuah negara, walaupun tidak hilang kedaulatan sebuah negara akan tetapi pada akhirnya kedaulatan ini harus tunduk di bawah kekuasaan empire yang telah masuk terlalu jauh dalam sendi-sendi dan relung kehidupan hingga yang paling kecil.

Melangkah lebih jauh, Empire berhasil membuat dirinya sebagai Gurita yang memeluk dunia ini dengan banyak jari-jari nya yang banyak lalu menghisap semua potensi yang ada di dunia ini hingga ke batas paling rendah. jika kita melihat lebih jauh saya menyebut empire ini seperti Kraken yang digambarkan meremukan kapal-kapal laut di abad pertengahan dan menghancurkan nya.

Begitulan menurut saya penggambaran paling mudah untuk menggambarkan sifat kebinatangan dari Empire. Melalui salah satu jaringan nya empire membuat organisasi-organisasi yang bercita-cita sangat luhur, akan tetapi di balik dari maksud dan tujuan organisasi tersebut disitulah tujuan-tujuan empire akhirnya dapat terlaksana dan sukses. salah satu kepanjangan tangan dari empire adalah organisasi-organisasi internasional yang sekarang ada, bertujuan baik akan tetapi justru menghancurkan secara mekanis terhadap negara-negara yang telah tunduk di bawahnya. melalui organisasi-organisasi internasional inilah penguatan posisi empire sangat signifikan berkembang.

Dari pembahasan di atas dapat dilengkapilah pembahasan masalah ini dengan non-Western paradigma, yang menjelaskan lebih jauh permasalahan sikap dan keinginan daripada "Kraken"[5] yang telah penulis bahas di atas. Asumsi Mr.Ashrin Adib.M dalam bukunya A Meta History of The Clash of Civilization sangat berbeda dengan Clash Of The Civilization karya Samuel Huntington[6].Di dalam Clash of Civilization, terdapat poin-poin yang menjelaskan mengapa benturan antar peradaban dapat terjadi; pertama, peradaban dibedakan satu sama lain oleh sejarah, bahasa, budaya, tradisi dan yang paling penting, agama. Kedua, dunia menjadi tempat yang lebih kecil. Interaksi antara masyarakat dari peradaban yang berbeda semakin meningkat; interaksi ini semakin meningkatkan kesadaran peradaban dan kesadaran akan perbedaan antara peradaban dan kesamaan dalam peradaban. Ketiga, proses modernisasi ekonomi dan perubahan sosial di seluruh dunia saat ini memisahkan orang dari identitas lokalnya. Mereka juga melemahkan negara bangsa sebagai sumber identitas. Keempat, pertumbuhan kesadaran peradaban ditingkatkan oleh peran ganda Barat. Lebih lanjut Huntington menjelaskan adanya “Kin-Country Syndrome” yaitu aliansi dari beberapa negara yang memiliki kesamaan peradaban melawan negara lain yang berasal dari peradaban yang berbeda. Lalu adanya “West versus The Rest” yaitu perlawanan dari negara Non-Barat terhadap nilai dan kepentingan Barat. Kemudian, “Confucian-Islamic Connection” yaitu koneksi antara negara-negara Islam dan Konghucu untuk meningkatkan kemampuan militer mereka demi menjatuhkan hegemoni Barat[7].

Menurut Mr.Ashrin Clash of the Civilization disini bukan lagi hanya sekedar pertempuran antara 2 negara yang memperebutkan nasional interest masing-masing, akan tetapi lebih kepada pergesekan yang terjadi antara "us" dan "them". "us" disini adalah representasi dari Empire itu sendiri atau bila lingkupnya di perkecil adalah negara-negara pemegang hegemoni, sedangkan "them" merupakan dari Negara atau siapapun dan apapun yang bertentangan dengan Empire. "us" disini telah menggali jurang yang amat sangat lebar dengan "them" membedakan nya hingga titik maksimum keburukan yang ada dalam arti kata lain yang memiliki ideologi atau paradigma yang berbeda dari Empire itu sendiri di-labelkan sebagai Terroris, atau bahkan Fasis.

Sebagai contoh kasus pergesekan yang terjadi antara Amerika dan Sekutunya yang mewakili "us" atau Empire dan Islam yang notabene adalah sebuah ide yang sangat vokal menentang Emprisme. Amerika dengan ke aroganan nya menuduh Islam dengan sebutan teroris, sedangkan Islam sendiri yang terlalu dangkal memahami pola pergesekan ini menganggap justru Amerika dan sekutu-sekutu nya di tunggangi oleh Illuminati atau Freemansory yang merupakan sebuah kepanjangan tangan daripada Yahudi Zionis[8]. Dalam hal ini penulis mengakui bahwa Islam terlalu mengenggap masalah ini personal akan tetapi bukan ini yang ingin penulis bahas, akan tetapi penulis ingin coba membuktikan bahwa pergesekan inilah yang membuktikan perseturuan antara "us" dan "them" ini telah sangat luas ruang lingkup nya.

Jika di tarik kedalam ranah Organisasi internasional banyak bukti-bukti yang sangat konkrit tentang permasalahan keberfihakan Organisasi internasional terhadap "us" atau Empire itu sendiri, contohnya adalah bagaimana IMF yang tujuan nya sangat "baik" justru akhirnya memposisikan negara-negara yang telah di bantu nya masuk ke dalam kontrol daripada "us" atau empire itu sendiri karena sebagian besar dari dana pinjaman yang diberikan oleh IMF pada akhirnya tidak dapat di bayar dan dilunasi oleh negara-negara peminjam nya sehingga akhirnya menjadi mudah di atur oleh IMF yang merupakan kepanjangan tangan daripada "us".

Logika sederhana yang akan saya jadikan suatu penguat daripada pembahasan di atas adalah Jika "A" meminjam uang kepada si "B", si "B dalam hal ini dengan maksud-maksud tertentu meminjamkan uang kepada si "A". ketika si "A" gagal untuk melunasi hutang-hutang nya, maka "B" akan coba untuk memberikan saran-saran yang justru akan mempersulit "A" sebagai contoh si "B" berkata "hey coba kamu tempuh cara ini atau itu" lalu si "A" dengan terpaksa akan mengikuti saran dari si "A". atau si A meminjamkan uang dan telah berjasa kepada si "B" atau pada suatu saat anak si "A" yakni si "C" ingin bekerja, karena "B" merasa telah berhutang budi kepada "A" akhirnya dengan faktor ketidak-enakan menerima si "C" yang bekerja walaupun boleh jadi si "C" ini yang akhirnya akan merusak perusahaan "A" dari dalam.

Dari penjelasan logika sederhana yang telah saya paparkan di atas dapat kita lihat contoh-contoh mekanisme yang dilakukan oleh Organisasi Internasional yang menurut penulis adalah agen atau kepanjangan tangan dari Empire (us) untuk menguasai "them". dari contoh logika sederhana diatas penulis dapat mengartikan bahwa ternyata pendekatan dan proses penjajahan yang dilakukan oleh us (empire) sangat halus. melalui Organisasi-organisasi internasional yang sengaja dibuat sebagai instrumen penjajahan terselubung inilah signifikansi penjajahan dan pembunuhan karakter yang dilakukan oleh Empire (us) ini terlihat.

Terlepas daripada Organisasi internasional, empire juga terkadang dengan sengaja membuat suatu diskursus tertentu yang pada akhirnya melegalkan perlakuan semena-mena negara yang menganut Empirisme untuk masuk mengintervensi atau bahkan melakukan suatu oprasi militer kepada negara-negara kontra Empire. sebagai contoh adalah ketika Isu HAM yang sengaja dibuat demi melenggangnya negara-negara barat untuk menguasai negara-negara yang di anggap tidak sepemikiran dengan dia. Dengan Isu HAM yang mengantarkan tumbang nya Rezim Qadafi, lalu Isu senjata pemusnah masal yang dimiliki Saddam Husain yang berujung kepada oprasi militer yang dilakukan fihak Uni-Eropa dan Amerika.

Diskursus yang sengaja diciptakan inilah yang membuat konstelasi dunia sungguh sangat aneh untuk di telaah. ketika Amerika memiliki senjata nuklir, akan tetapi melarang negara-negara seperti Iran untuk mengembangkan nuklir nya sendiri. Kita juga telah melihat bagaimana Green Politics juga akhirnya mendukung posisi empire/us untuk menguasai dunia ini. Dalam kasus ini ketika negara-negara baratmemproklamirkan bahwa dunia kita sedang sekarat dan menuju batas akhir, justru negara-negara besar dan memiliki industri yang besar justru enggan untuk mengurangi emisi nya, sedangkan negara-negara kontra Empire di paksa untuk menurunkan emisi nya. Adil? jangan berbicara keadilan jika kita menghadapkan diri kita dalam pembahasan "us" atau Empire ini.

Penulis akan membahas mengapa Diskursu mengenai HAM, dan Green Politics ini menjadi sebuah primadona Diskursus yang di buat oleh Empire sendiri. pertama HAM, penulis menggugat tatanan HAM itu sendiri dengan kata lain apakah ada batasan-batasan HAM yang baku? tidak ada, penulis dapat memastikan bahwasan nya HAM tidak ada suatu batasan baku nya. oleh karena itu HAM hanyalah menjadi sebuah diskursus sekaligus alat empire untuk menguasai dunia. Pembahasan HAM tidak dapat dilepaskan daripada pembahasan Norma dan Budaya dalam suatu negara tertentu, mengapa demikian? hal ini dikarenakan setiap negara mempunyai kebudayaan yang bermacam-macam dan juga norma yang bermacam-macam sehingga tidak bisa bila di paksakan mengikuti konteks HAM yang di anut oleh barat. Yang aneh nya ketika suatu negara atau kebudayaan tertentu tidak mengikuti tatanan HAM barat, lalu dengan secepat kilat menyambar langsung di labelkan sebagai tidak berprikemanusiaan, tidak memiliki rasa Sanse of Humanity, atau bahkan Fasis. Jadi dapat kita lihat bagaimana suatu hal yang begitu mulia dijadikan sebagai suatu alat penjajahan terselubung.

Yang ke 2 adalah Green Politics[9], mungkin kita sering mendengar kata-kata yang di hembuskan oleh Organisasi-Organisasi internasional yang membawahi bidang-bidang lingkungan hidup seperti "Think Green" atau "Save the earth" and masih banyak lagi istilah-istilah atau slogan-slogan dari Green Politics. Dalam kasus Green Politics disini penulis ingin masuk lebih jauh kedalam Meta-Teori dari Green Politics itu sendiri. sekedar penjelasan mengenai Meta Teori, Meta-Teori adalah asal mula mengapa teori itu dapat lahir. Bisa di artikan juga bahwa Meta-teori merupakan Ibu daripada teori, mengapa dikatakan demikian? karena ketika teori terbentuk itu tidak dapat dilepaskan daripada nilai-nilai yang mempengaruhi mengapa teori itu terbentuk. nilai disini bisa berupa sudut pandang pen-teori itu sendiri, budaya yang mempengaruhi si pen-teori, dan norma yang mempengaruhi si pen-teori untuk melahirkan sebuah teori.

Telah saya pastikan disini bahwa ide-ide permasalahan Green Politics juga termasuk ke dalam diskursus yang dibuat oleh empire untuk mengusik kedaulatan-kedaulatan negara-negara anti empire demi untuk melenggangkan pengaruh mereka di segala bidang. saat negara-negara kecil sibuk menurunkan emisi mereka, negara-negara pemegang hegemoni justru tidak berfikir untuk sedikitpun mengurangi emisi mereka. ada apa di balik batu? ternyata ada udang dibalik batu. mengapa demikian? karena jika negara-negara pemegang hegemoni tersebut menurunkan emisi mereka, ini akan mempengaruhi kapabilitas daripada industri negara-negara maju. "biarlah negara-negara kecil yang menurunkan emisi dan menjaga lingkungan agar kami negara-negara besar yang pro empire untuk mengembangkan Industri kamu dan semoga juga ketika negara-negara kecil itu Industri nya tidak kuat dikarenakan penurunan emisi nya, mereka akan bergantung kepada kita. Mission completed dan selamanya kita tak akan pernah bisa di goyahkan"

KESIMPULAN.

Jadi dapat kita simpulkan dari pembahasan diatas, bahwa sebenarnya lebih baik menelaah mengenai permasalahan Empire atau “us” daripada kita membahas dan sibuk memikirkan mengenai teori konspirasi yang tidak pernah habis dan tidak ada ujung nya “wasting time”. Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa Freemasonry atau Illuminati hanyalah sebuah faktor kecil daripada permasalahan New World Orde. Penjahat New World Order yang sesungguhnya bergerak di depan hidung kita sendiri, akan tetapi kita tidak menyadari nya.

Empire yang penulis gambarkan sebagai “Kraken” adalah penjahat New World Order yang sesungguhnya, dan juga penjahat “Way To The Light” yang sesunggunya , So jangan habiskan waktu kalian semua untuk membahas tentang masalah-masalah teori konspirasi yang tidak jelas, yang harusnya malah di kritisi tentang kitadak valid-an sanad nya.Jangan jadikan otak-otak cemerlang kalian menjadi sebuah tempat sampah yang apa saja dapat masuk tanpa di kritisi dan di cari kebenaranya

Daftar Pustaka

·Adib-Moghaddam. Ashrin, A Meta-History Of Clash of the civilization: US and Them beyond Orientalism, C.Hurst & Co, London, England, 2011

·Negri Antonio & Michael Hardt, Empire, the president and fellows Harvard University press,2001

·Burchill, Scott dan Andrew Linklater. 2001. Theories of International Relations. New York: Palgrave Macmillan

·Jackson, Robert dan Georg Sorensen. 1999. Introduction to International Relations. New York: Oxford University Press Inc.

Sumber Elektronik:

·http://www.humansecurityinitiative.com/?page_id=31

·http://www.theforbiddenknowledge.com/hardtruth/omegafile33.htm

[1]http://www.theforbiddenknowledge.com/hardtruth/newworldindex.htm di Akses pada tgl 23-06-2012 pada pukul 20.30

[2]http://www.theforbiddenknowledge.com/hardtruth/omegafile33.htm Diakses pada tgl 26-06-2012 pada pukul 19.50 wib

[3]idem

[4]idem

[5] Kraken adalah seekor monster yang digambarkan sebagai makhluk raksasa yang berdiam di lautan wilayah Islandia dan Norwegia. Makhluk ini disebut sering menyerang kapal yang lewat dengan cara menggulungnya dengan tentakel raksasanya dan menariknya ke bawah.Kata Kraken sendiri berasal dari Kata "Krake" dari bahasa Skandinavia yang artinya merujuk kepada hewan yang tidak sehat atau sesuatu yang aneh. Kata ini masih digunakan di dalam bahasa jerman modern untuk merujuk kepada Gurita.Mr. Linnaeus adalah orang yang pertama kali mengklasifikasi makhluk hidup ke dalam golongan-golongannya. Dalam bukunya itu, ia mengklasifikasikan Kraken ke dalam golongan Chepalopoda dengan nama latin Microcosmus. Jadi, boleh dibilang kalau Kraken memiliki tempat di dalam sains modern.Pada masa kini, teori mengenai Cumi atau Gurita raksasa dianggap sebagai penjelasan yang paling masuk akal mengenai legenda Kraken.

[6] Dalam Clash of Civilization, Huntington mengklasifikasikan peradaban menjadi 8 yaitu: Peradaban Barat, Islam, Konfusianisme, Jepang, Hindu, Slavik-Orthodoks, Amerika Latin, dan Afrika.

[7] Adib-Moghaddam. Ashrin, A Meta-History Of Clash of the civilization: US and Them beyond Orientalism, C.Hurst & Co, London, England, 2011

[8] Istilah Zionisme berasal dari akar kata zion atau sion yang pada awal sejarah bansga yahudi merupakan sinonim dari perkataan Yerussalem. Zion adalah pengucapan dalam bahasa Inggris untuk term sion dalam bahasa Latin dan tsyon dalam bahasa Ibrani. Arti dari istilah tersebut adalah “bukit” yaitu bukit suci Yerussalem yang juga simbol dari konsep “teokrasi Yahudi” Zion atau sion juga berarti bukit suci yang didirikan oleh Nabi Sulaiman (Solomon). Zion juga dinisbatkan sebagai julukan bagi kota Yerussalem sebagai “kota rahasia”, kota Allah atau kota tempat tinggal Yahweh.Zionisme adalah sebuah gerakan politik Yahudi ekstrem, yang berupaya untuk mendirikan sebuah negara Yahudi (Usrael Raya) di tanah Palestina, sebagai tanah yang dijanjikan dalam klaim teologis mereka. Dari sinilah, diharapkan Yahudi dapat menguasai seluruh dunia yang berpusat di Yerussalem. Zionisme internasional merupakan sebuah gerakan politik Yahudi garis keras yang mempunyai akar histories dan ideologis pada gerakan-gerakan politik maupun keagamaan yahudi yang pernah ada sebelumnya seperti gerakan Makkabi, gerakan Bar Kokhba, gerakan Moses Kretti (Karaites), gerakan David Rabin, gerakan Kabbalisme, dan gerakan politik Yahudi lainnya semasa mereka hidup berdiaspora di berbagai Negara dan belahan dunia.Pada kongres yang diadakan pada tahun 1897, Theodor Herzl berhasil mengumpulkan cendekiawan-cendekiawan Yahudi di Bazel dan berhasil mengeluarkan keputusan penting dalam gerakan politik zionisme yaitu the protocols of the meetings of the elders of zion. Zionisme sebagai sebuah gerakan di awalnya setidaknya mengalami empat fase penting. Perkembangan pertama dideklarasikan secara informal di Rusia, yang disebut dengan Russian Jewish Movement. Pada perkembangan kedua, gerakan zionis mulai terorganisasi secara formal dan berpusat di Rumania (Rumanian Jewish Movement). Perkembangan ketiga mengalami masa kebangkitan sehubungan dengan dukungan dari ratu Inggris yang terpusat di London dengan nama baru Zionist Movement. Perkembangan keempat adalah masa pengakuan dunia terhadap Israel yang berpusat di Amerika Serikat. Perkembangan pertama dan kedua menginginkan berdirinya Negara Yahudi di Argentina, Uganda, atau Ethiopia. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, zionisme bertujuan mendirikan Negara Yahudi di Palestina yang merupakan tanah tumpah darah leluhur bangsa Israel yang kemudian dikenal dengan istilah erset Israel atau tanah Israel.

[9] Kaum environmentalis menerima suatu kerangkan atas struktur politik, sosial, ekonomi, dan normative dari politik internasional yang ada, dan berupaya untuk memperbaiki permasalahan lingkungan dalam struktur tersebut. Sementara itu, green politics akan lebih memandang struktur tersebut sebagai sumber utama dari krisis lingkungan dan oleh karenanya menetapkan bahwa struktur tersebut adalah obyek yang perlu diuji dan lebih diutamakan. (Theories of International Relations. 2001) Dapat diambil kesimpulan bahwa kaum environmentalis memiliki pemikiran yang sama dengan institusionalis liberal. Analisis kaum environmentalis menitik-beratkan pada respon sistem negara terhadap isu lingkungan, terlebih pada kemunculan rezim-rezim lingkungan internasional. kaum environmentalis memiliki asumsi dasar bahwa sistem negara mampu memberikan respon yang efektif. Sementara green politic justru menolak anggapan tersebut. Bagi green politics, sistem-negara dan struktur lain dalam politik internasional tidak mampu melakukan respon seperti yang diasumsikan para environmentalis. para pemikir green politics, berpandangan bahwa untuk ‘memegang’ lingkungan dibutuhkan tangan semua lapisan masyarakat dunia. Tidak hanya dalam layer negara saja, namun multilayered. Sebaliknya,Linklater sebagai teoritisi kritis justru memandang pesimis. Gagasan tentang masayrakat di tingkat global adalah mengenai penyeimbangan keragaman dan keaneka-ragaman dan bukan keinginan untuk menciptakan suatu identitas global yang homogeny, ada suatu pemahaman yang lebih kuat dalam Green Politcs bahwa masyarakat hanya dimungkinkan di tingkal yang sangat lokal—gagasan mengenai sebuah ‘masyarakat global’ itu tidak masuk akal bagi pemikiran Hijau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun