Oleh sebab itu, secara pribadi dan pengalaman, saya mengapresiasi kegiatan di awal pengabdian yang dilakukan oleh Presiden Prabowo. Walaupun dunia sudah maju dengan berbagai transformasi tekhnologi informasi, kecanggihan peradaban dialam modernisasi, dunia tanpa batas, namun nilai-nilai patriotisme, nilai-nilai nasionalisme, nilai-nilai perjuangan kebangsaan harus selalu ditanamkan, diingatkan dan dijewantahkan oleh seluruh anak bangsa, apalagi bagi pejabat penyelenggara negara. Itu adalah nilai-nilai yang tak lekang oleh waktu, itulah nilai-nilai yang akan selalu menjaga spirit dan api bangsa ini untuk selalu menyala.
Sebenarnya waktu dua atau tiga hari sangatlah tidak cukup, dibutuhkan beberapa waktu untuk pembentukan sikap, attitude, penanaman cinta bangsa dan tanah air ini, paling tidak minimal dua minggu, yang outputnya diharapkan adalah bagaimana para penyelenggara negara betul-betul dalam menunaikan pengabdiannya memiliki etos kerja yang tinggi, tidak silau dengan materi, gratifikasi, dan hedonisme.Â
Dapat memandang semua anak bangsa adalah bagian dari diri kita bersama, memiliki empati dan simpati yang tinggi akan kondisi rakyat, tidak terjebak dalam egosentrisme pribadi, keluarga, kelompok, atau entitas tertentu.Â
Kacamatanya betul-betul untuk bangsa Indonesia secara integral dan komprehensif, menempatkan semua anak bangsa dalam strata yang sama yang harus diperjuangkan, nantinya akan tercermin dalam kebijakannya yang pro rakyat, berkeadilan dan bermaslahat untuk anak negeri.
Tentunya dengan kegiatan yang ditampilkan oleh Presiden Prabowo di awal masa pemerintahannya, walaupun sebentar namun memiliki maksud, tujuan dan makna yang besar ini, terbungkus harapan Presiden Prabowo dan kita bersama yang amat besar.
Dengan semangat Hambalang dan Lembah Tidar, kabinet merah putih dibawah nakhoda Presiden Prabowo, tentunya kedepan kita berharap dan berdoa, semoga kita akan dapat menyaksikan apakah ladang-ladang kekayaan alam dan puing-puing perekonomian rakyat akan mampu dikembalikan kepada anak bangsa yang selama ini dinikmati dengan pestaporanya para kaum kapitalis, borjuis, monopolis yang begitu masifnya mengeksplorasi, mengeksploitasi dan mengkooptasi sumber-sumber kekayaan alam dan sumber-sumber perekonomian kita (sebagaimana yang diutarakan oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus adik Presiden Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, mengatakan tentang masalah ketimpangan di Indonesia.Â
Salah satu yang disorot adalah pertumbuhan orang kaya yang dinilai sangat pesat. Menurutnya, 10 orang terkaya di Indonesia lebih kaya dari 114 juta orang lainnya, "Dan yang lebih prihatin lagi, orang kaya dan terkaya di Indonesia bertambah luar biasa cepat dan besar. Waktu itu Pak Prabowo katakan, 10 keluarga kaya di Indonesia lebih kaya dari 114 juta orang Indonesia," tutur Hashim dalam diskusi di Menara Kadin, Jakarta Selatan, Rabu (23/10/2024) Sumber Detik.com 24/10/2024 ).
untuk kembali ke pangkuan ibu pertiwi dan dinikmati oleh seluruh anak bangsa, melalui pengelolaan oleh negara dan rakyat secara berdaulat, mandiri, dan akuntabel. Seperti tambang emas, nikel, timah, batu bara, bouksit, tembaga, dan lainnya. Begitupun sumber daya alam dibidang pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, kelautan, perikanan, industri kreatif dan lainnya.
Semoga kedepan, kita menyaksikan toko-toko kelontong dan UMKM masyarakat yang sewaktu Indonesia mulai merdeka menjadi tumpuan ekonomi bangsa kita untuk hidup mandiri dan sejahtera serta menyekolahkan anaknya, kembali berdikari, tidak dikuasai oleh segelintir perusahaan tertentu.
Semoga kita menyaksikan bidang peternakan yang dikuasai oleh segelintir konglomerasi kembali menyebar ke kandang-kandang ternak masyarakat seperti  kandang sapi, kandang kambing, kandang unggas yang dimiliki masyarakat. Pakan-pakan ternak yang mampu diberdayakan sendiri oleh masyarakat melalui komunitasnya seperti koperasi, kelompok tani dan sebagainya.
Semoga kita menyaksikan rumah sakit rumah sakit yang ketika kita datang berobat tidak ditanyai saku kantong deposit terlebih dahulu, tetapi betul-betul langsung ditangani oleh rumah sakit rumah sakit pemerintah yang harus lebih baik dari rumah sakit swasta.