Mohon tunggu...
Nurdin Taher
Nurdin Taher Mohon Tunggu... Administrasi - Keberagaman adalah sunnatullah, karena itu pandanglah setiap yang berbeda itu sebagai cermin kebesaran Ilahi. Surel : nurdin.en.te.70@gmail.com0

Lahir dan besar di Lamakera, sebuah kampung pesisir pantai di Pulau Solor, Flores Timur. Menempuh pendidikan dasar (SD) di Lamakera, kemudian melanjutkan ke SMP di Lamahala, juga kampung pesisir serta sempat "bertapa" 3 tahun di SMA Suryamandala Waiwerang Pulau Adonara, Flores Timur. Lantas "minggat" ke Ujung Pandang (Makassar) pada Juli 1989. Sejak "minggat" hingga menyelesaikan pendidikan tinggi, sampai hari ini, sudah lebih dari 30 tahun berdomisili di Makassar. Senantiasa belajar dan berusaha menilai dunia secara rasional dengan tanpa mengabaikan pendekatan rasa, ...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Reuni Sekolah Rasa "Kerehja" (Refleksi Temu Kangen SMP Negeri Lamahala Angkatan 1986)

10 Juli 2023   14:22 Diperbarui: 10 Juli 2023   15:13 857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perintah Bergabung

Berawal dari suara dering handphone pada suatu siang di bulan Februari 2023. Terdengar di seberang, suara seorang teman SMP. Tanpa babibu, teman tersebut dengan nada "perintah", meminta saya segera bergabung dalam sebuah whatsapp group (grup WA) alumni SMP. Saya dengan sedikit terkejut bercampur bingung, balik bertanya dengan nada penasaran, ada apa dan bagaimana saya dapat bergabung? Bukan saya yang membuat grup, juga bukan sebagai salah satu admin. Karena itu dengan sedikit "membentak", saya bilang, berikan nomor WA saya kepada admin supaya dapat ditambahkan (di-add) sebagai anggota grup.

Singkat cerita mulai hari itu, saya terdaftar sebagai salah satu anggota WA grup ALUMNI SMP NEGERI LAMAHALA 1986. Tidak serta merta setelah bergabung saya bisa berselancar ria menyapa teman-teman anggota grup. Mengingat pada waktu saya ditelpon dan ditambahkan sebagai anggota grup, bersamaan pada saat itu saya sedang mengikuti sebuah kegiatan kantor, terkait salah satu episode dari Kebijakan Merdeka Belajar, yakni Kampus Mengajar, yakni kegiatan pelepasan Mahasiswa Kampus Mengajar Angkatan V.

Terkecoh Photo Profile

Lalu, sepulang kantor, saya mencoba membuka-buka grup ALUMNI SMP LAMAHALA 1986. Pertama yang saya ingin tahu adalah peserta atau anggota grup. Siapa saja yang terdaftar dan sudah bergabung.

Waktu saya ditambahkan sebagai anggota grup, jumlah peserta masih sangat terbatas. Jika tidak salah mengingat baru sekitar 30-an orang. Padahal Alumni SMP Negeri Lamahala Angkatan 1986, terdiri dari empat ruang (kelas A, B, C, & D), yang secara rerata 35-40 orang per kelas, maka total alumni seharusnya lebih 100 orang (minus teman-teman yang sudah wafat, almarhum(ah).

Foto Dokpri
Foto Dokpri

Di info grup, terdaftar pada grup itu, ada beberapa nama yang masih saya ingat dengan baik, tapi lebih banyak dari nama-nama yang ada di grup, sedikit agak asing di telinga saya. Karena itu, untuk memastikan nama-nama yang tergabung di grup itu, saya perlu ektsra mengingat, bahkan ada yang lupa sama sekali, maka saya harus mengecek foto profil (Photo Profile, PP). Sayangnya tidak semua teman menulis nama aslinya, termasuk saya yang menggunakan nama alias (samaran). Ada juga yang tidak memasang PP pada WA-nya. Bahkan tidak jarang PP yang dipasang bukan foto alumni sendiri, melainkan foto anak atau istrinya. Maka semakin bertambahlah kebingungan saya!

"Gate & Pahaggor" : Melampiaskan Rindu yang Terpendam

Ibarat memasuki "rumah sendiri", tapi tetap saja masih terasa asing. Saya berusaha untuk dapat berinteraksi selayaknya teman masa kanak-kanak, yang ceria tanpa beban. Tidak ada rasa "gengsi" harus menjaga jarak dengan bersikap "elitis" karena merasa telah menjadi "orang" di negeri orang. Tetapi dengan semangat satu Angkatan, putih biru, 1986, saya pun larut dalam interaksi dan dinamika grup. Bertegur sapa, berceloteh ria tanpa rasa sungkan, bercanda ala kanak-kanak, bahkan dalam batas tertentu, kadang sedikit "norak" (pinjam istilah teman Ahmad Karim).

Teman-teman yang Bersahaja tapi sangat Hebat! Tidak kehilangan rasa homuris (Dokpri)
Teman-teman yang Bersahaja tapi sangat Hebat! Tidak kehilangan rasa homuris (Dokpri)

Dinamika WA grup semakin hidup seiring dengan semakin bertambah jumlah anggota. Percakapan semakin intens antaranggota grup, tidak hanya menyangkut cerita dan memori masa kanak-kanak, yang lugu dan polos, bahkan ada yang konyol tanpa ada rasa ewuh pakewu. Masing-masing teman, selain saling menyapa untuk menanyakan kabar satu dengan yang lain, juga seakan tidak ingin ketinggalan kereta melakukan kilas balik (flashback), untuk menceritakan kepolosan masa kanak-kanak ketika di SMP, baik itu cerita suka maupun cerita duka. Tak ketinggalan, teman yang merasa secara adat, "punya hak" bisa saling "ambil", gate nawak & pahaggor, memanfaatkan interaksi di grup untuk melampiaskan "rindu" yang terpendam. Maka bahasa dan kalimat rayuan penuh gombalan pun saban hari menghiasi timeline grup.

Foto Dokpri
Foto Dokpri

Dengan suasana seperti itu, nuansa grup menjadi angat ceria, sehingga tanpa disadari, gate & pahaggor itu kadang melewati kepatutan. Sehingga dengan sangat terpaksa, ada yang harus tampil sebagai wasit dan meniup pluit sebagai pertanda telah terjadi off side. Di isnilah dinamika dan seni bergabung dalam sebuah kelompok yang sangat beragam (heterogen), tidak hanya menyangkut perbedaan "status", tetapi terkait mengenai hal dasar, karakter.

Reuni untuk Apa?

Harus diakui, suasana grup yang cair membawa kita menerawang jauh ke belakang, lebih dari 37 tahun. Tak terasa, terhitung sejak menamatkan Pendidikan di SMP Negeri Lamahala tahun 1986, kita telah dipisahkan baik secara jarak (ruang) dan waktu, lebih dari tiga (3) dekade, bahkan mendekati empat (4) decade, karena nasib dan jalan hidup yang berbeda. Perbedaan tersebut bukan semata karena iradah (baca takdir Allah), tetapi karena pilihan yang harus diambil dari berbagai opsi yang ada. Sehingga kita tidak perlu menyesal, hari ini kita hadir sebagaimana profil kita hari ini.

Foto Penamatan, 1986, 10 Besar (Dokpri)
Foto Penamatan, 1986, 10 Besar (Dokpri)

Dengan rentang jarak berpisah yang sangat lama, tanpa terasa muncul kerinduan dan keinginan yang kuat saling bersua untuk sekedar menyapa, bersilturahmi, saling berbagi cerita, informasi, dan kenangan. Merajut masa kanak-kanak yang lugu dan polos, penuh keceriaan tanpa beban (kecuali beban harus belajar dan mengerjakan PR, hehehe). Muncul keinginan yang kuat untuk bisa saling bertemu, bersua wajah, sambil berceloteh ria, bercanda, dan bernostalgia untuk "mengobati" kerinduan melalui kegiatan Reuni (Temu Alumni). Sebuah wadah untuk mengumpulkan kembali semua alumni yang tersebar pada berbagai tempat dan domisili yang berbeda, selain bertujuan untuk nostalgia, juga yang utama adalah meneguhkan komitmen bersama memberikan kontribusi bagi almamater dan Lewotanah.

Legitimasi Reuni 

Ide reuni itu pun terus bergulir, menggelinding, hingga menemukan bentuknya. Diskurus tentang reuni pun terus berkembang, lalu dilanjutkan dengan pertemuan (rapat) secara daring melalui zoom meeting dengan satu tujuan, melakukan tindakan konkrit, tanpa harus berhenti pada tahapan wacana. Dengan berkaca pada pengalaman angkatan sebelumnya yang pernah merintis, tapi sejauh itu belum terealisasi, maka melaksanakan Reuni Alumni SMP Negeri Lamahala Angatan 1986 adalah sebuah keniscayaan.

Sambutan Camat Adonara Timur (Dokpri)
Sambutan Camat Adonara Timur (Dokpri)

Segala tetek bengek terkait reuni pun disiapkan. Mulai dengan menyiapkan even organizer (EO, panitia pelaksana). Lalu terbentuklah kepanitian, yang bertugas utuk melakukan konsolidasi dan koordinasi, baik secara administrasi maupun teknis dalam mendukung terlaksananya kegiatan reuni. Agar legitimasi kegiatan reuni punya nilai tawar, maka disepakati Kepanitiaan dibentuk melalui Surat Keputusan (SK) yang ditetapkan oleh Kepala Sekolah. Komposisi kepanitiaan pun disepakati harus merupakan teman-teman alumni yang berada dan berdomisili di sekitar almamater (di Lamahala dan sekitarnya).

NGOPI

Kegiatan Reuni ini dirancang sebagai ajang silaturahmi sekaligus wadah untuk berkumpul dan bersua kembali antaralumni SMP Negeri Lamahala Angkatan 1986. Karena itu, kegiatan reuni Alumni SMP Negeri Lamahala Angkatan 1986, selain bertujuan untuk ajang temu kangen dan mempererat tali silaturahmi antaralumni SMP Negeri Lamahala, juga menjadi sarana atau media alumni untuk dapat memberikan sumbangsih (kontribusi) konkrit bagi pengembangan almamater.

Berbagai ide dan gagasan tentang bentuk sumbangsih alumni kepada alamater dimunculkan. Melalui berbagai perdebatan, kemudian mengerucut dan disepakati dengan mengemas reuni dengan kegiatan positif dan bermanfaat bagi pengembangan almamater dan civitasnya, dalam hal ini guru dan tenaga kependidikan (GTK).

NGOPI, Ngobrol Pendidikan adalah salah satu desain kegiatan yang bernuansa akademik sebagai media untuk meningkatkan wasasan dan kompetensi bagi GTK di SMP Negeri 1 Adonara Timur dan sekitarnya. NGOPI, dikemas secara fleksibel dalam bentuk talk show, menghadirkan Narasumber yang kompeten di bidangnya untuk membahas sekaligus membedah kondisi dan isu terkini terkait pendidikan, terutama Kebijakan Merdeka Belajar dan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM).

Kegiatan NGOPI menghadirkan dua narasumber, yakni Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Sulawesi Selatan, dan Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan (FMIPA) Universitas Negeri Jakarta.

Sambutan dan Ucapaan Selamat Datang oleh KS SMPN 1 Adtim (Dokpri)
Sambutan dan Ucapaan Selamat Datang oleh KS SMPN 1 Adtim (Dokpri)

Meski acara NGOPI dan narasumber menyajikan poin-poin penting tentang Kebijakan Merdeka Belajar dan IKM secara daring melalui zoom meeting, tapi dari kemasan acara dan profile dan cara narasumber memaparkan substansi, dan feedback audiens terkait topik yang dibahas, memberikan kesan yang sangat mendalam. Bagi audiens di Adonara Timur Kabupaten Flores Timur, kemasan acara NGOPI yang dilakukan secara daring melalui zoom meeting, merupakan sesuatu yang baru (new things). Di tambah dengan kedua narasumber yang sangat kompeten, dan moderator yang piawai telah memberikan decap kagum. Masyarakat pendidikan dan masyaraat umum memberikan appresiasi dan respek terhadap kegiatan reuni, yang umumnya diasosiasi sebagai kegiatan hura-hura, tapi  digagas dengan kemasan nuansa akademik yang sangat menawan.

Kepala BBPMP Provinsi Sulsel memberikan penilaian yang sangat baik dengan menyebutnya, acaramya mantap, dan Prof. Yuli (Guru Besar UNJ), memberi penilaian terhadap moderator, kereen! Moderator juga adalah seorang Guru Penggerak.

Foto Spanduk dengan Latar Nama Kegiatan dan NS (Dokpri)
Foto Spanduk dengan Latar Nama Kegiatan dan NS (Dokpri)

Dengan respon masyarakat dan penilaian kedua Narasumber, membuat perasaan plong, kerja keras dan kolaborasi tanpa mengenal lelah teman-teman terbayar tuntas. Meski kita juga harus membuka diri untuk melakukan refleksi, bahkan perlu melakukan evaluasi terhadap perhelatan reuni yang telah berlangsung. Terutama, terkait komitmen yang sudah terucap!  

Nuansa "Kerehja" 

Selain acara NGOPI, salah satu poin penilaian terhadap kegiatan Reuni sehingga mendapat respon positif dan appresiasi dari masyarakat umum adalah tentang kemasan acara tanpa mengabaikan nilai-nilai budaya sebagai kearifan lokal. Khususnya kesiapan panitia menyiapkan konsumsi dengan memotong satu ekor sapi. Lebih mendapat rasa hormat dan respek, dan itu sebagai kesan yang mendalam adalah sumbangan alumni terhadap pembangunan Masjid Jami Al Makruf Lamahala. Juga paket bantuan untuk sekolah SMP Negeri 1 Adonara Timur berupa perangkat IT dan website untuk mendukung perpustakaan dgigital dan digitalisasi sekolah. Boleh jadi secara nilai nominal sumbangan (donasi), relatif tidak terlalu besar, tapi bagi masyarakat, Angkatan 1986, sebagai sebuah komunitas telah memulai langkah baru dan sangat baik, sebagai contoh untuk bergerak bagi komunitas lainnya.

Penyerahan Donasi Pembangunan Masjid Jami Al Ma'ruf Lamahala dari Alumni, 1986 (Dokpri)
Penyerahan Donasi Pembangunan Masjid Jami Al Ma'ruf Lamahala dari Alumni, 1986 (Dokpri)

Saya sudah membuat perencanaan ketika agenda reuni itu dijadwalkan pada awal Juli 2023. Di samping terlibat aktif dalam diskusi terkait teknis kegiatan, juga turut menyiapkan berbagai administrasi yang diperlukan untuk mendukung terselenggara dan suksesnya kegiatan reuni. Sejak awal saya sudah menyatkan komitmen untuk siap hadir. Meski berbagai agenda kantor sangat padat, saya tetap fokus untuk mengatur agenda agar pada hari H kegiatan reuni, saya harus hadir. Alhamdulillah, dengan menyiapkan tiket perjalanan lebih awal, lima hari sebelum berangkat, mimpi saya sebagai wujud komitmen siap hadir dan bergabung dapat terlaksana.

Penyerahan Paket Bantuan untuk Sekolah berupa Perangkat IT untuk Mendukung Perpustakaan Digital (Dokpri)
Penyerahan Paket Bantuan untuk Sekolah berupa Perangkat IT untuk Mendukung Perpustakaan Digital (Dokpri)

Satu hal yang membuat saya sangat surprised adalah seting acara (kegiatan). Sungguh sangat luar biasa dan di luar bayangan saya, apalagi mendengar cerita, kalian menyiapkan panggung kegiatan reuni itu telah beberapa hari, dengan nuansa gotong royong yang sangat kuat. Saya merasa sangat terharu dan bahagia, teman-teman begitu sangat antusias dan serius menyiapkan hajatan reuni ini dengan tanpa meninggalkan nilai-nilai budaya (adat) sebagai kearifan lokal. Nuansa "kerehja" begitu menonjol meski dibaluti kesederhanaan.

Prosesi Pemotongan Sapi untuk Konsumsi (Dokpri)
Prosesi Pemotongan Sapi untuk Konsumsi (Dokpri)

Budaya guyub, bersama dalam kesederhanaan demikian mengakar kuat dalam sanubari kita sebagai satu rumpun budaya. Dalam derasnya perubahan yang ada, tak terelakkan memberi dampak terhadap pergeseran nilai, termasuk nilai budaya (lokal), kita (kalian) tetap berpegang pada akar budaya taradisional. Bersama dalam kesederhanaan mempertahankan gotong royong dengan budaya guyub yang luar biasa. Saya memberi respek yang sangat tinggi dan rasa hormat tak terhingga buat teman-teman sekalian.

Janji Tak Tertunai   

Saya selalu berkata bahwa seringkali diajak teman-teman satu almamater di Makassar, baik teman SMA (saya tamat SMA di Makassar, 1 tahun), teman kuliah (sarjana maupun magister) untuk bisa berkumpul dengan tema reuni. Tapi jujur, ajakan itu tidak pernah saya respon, apalagi ikut bergabung.

Kebersamaan ini Jangan Cepat Berlalu! Suasana Pesiar di Pantai Putih (Dokpri)
Kebersamaan ini Jangan Cepat Berlalu! Suasana Pesiar di Pantai Putih (Dokpri)

Kebersamaan ini Jangan Cepat Berlalu! (Dokpri)
Kebersamaan ini Jangan Cepat Berlalu! (Dokpri)

Tapi berbeda ketika ada inisiasi dari teman-teman alumni SMP Negeri Lamahala Angkatan 1986 yang berkeinginan melakukan reuni. Saya merasa keluarga saya, bagian dari diri saya, mengajak saya harus kembali. Sejak saat itu, saya menyatakan komitmen dan berikrar, apapun kondisinya, saya siap hadir. Alhamdulillah, janjiku tertunai!

Kebersamaan ini Jangan Cepat Berlalu! Suasana Pesiar di Pantai Putih (Dokpri)
Kebersamaan ini Jangan Cepat Berlalu! Suasana Pesiar di Pantai Putih (Dokpri)

Kebahagiaan dan kepuasaan saya bisa hadir dan dapat bertemu teman-teman semua. Kalian tetap bersahaja, yang tidak pernah berubah (masih seperti masa kanak-kanak kita dulu), berbaur menjadi satu, meski ruang dan waktu telah membuat jarak dalam sekian dekade. Tidak ada rasa gengsi karena status dan profesi, semua menyatu, berbagi cerita dan nostalgia, tanpa perlu merasa risih. Terima kasih dan appresiasi serta hormat saya kepada kalian, sikap kalian membuatku tersanjung, bisa kembali berkumpul, berbaur secara rileks tanpa sikap-siakp elitis dengan tidak (harus) membentang jarak.

Refleksi

Setiba di rumah saya mendapat pertanyaan dari istri saya. Bagaiamana Pa, dengan kegiatan reuninya? Apa lagi setelah mendengar cerita bahwa tidak semua teman yang "di luar" (istilah kalian, wutun kleten), bisa hadir. Bahkan tidak lebih dari 25 persen alumni yang sejak awal begitu menggebu-gebu, berkoar-koar tentang reuni, bahkan idiom (istilah), gampang, memakan tuannya, tidak bisa hadir. Lebih jauh istri saya menimpali, jika dibandingkan dengan Reuni Akbar Warga Lamakera dengan nuansa yang sangat "spektakuler" yang saya tidak hadiri dan lebih memilih ikut reuni sekolah, apakah saya merasa kecewa atau puas?  

Penyerahan Cinderamata dari Alumni (Dokpri)
Penyerahan Cinderamata dari Alumni (Dokpri)

Dengan tegas saya mengatakan bahwa sedikit pun saya tidak pernah merasa kecewa, apalagi menyesal telah hadir di reuni Akumni SMP Negeri Lamahala Angkatan 1986 ini. Sebaliknya saya merasa sangat bahagia dan puas dengan penerimaan dan penyambutan teman-teman. Sungguh di luar espektasi saya. Saya merasa sangat diterima, mendapat tempat dan rasa hormat, yang sebelumnya tidak pernah saya pikirkan.

Kebersamaan ini Jangan Cepat Berlalu (Dokpri)
Kebersamaan ini Jangan Cepat Berlalu (Dokpri)

Kalian luar biasa, kalian hebat, meski dalam kesederhanaan kalian tidak kehilangan nilai-nilai kemanusiaan. Tetap guyub, memberi tempat dan rasa hormat.

Bahwa dalam sebuah even tidak selalu berjalan mulus dan lancar. Begitu pula dengan kegiatan reuni yang dikemas dengan sangat apik, dengan menyelipkan kegiatan bernuansa akademik, yang sangat jarang dilakukan oleh sebuah komunitas pendidikan sekalipun. Termasuk komitmen personal alumni. Satu hal yang ingin saya tegaskan adalah tentang sikap konsisten. Konsistensi pada sebuah komitmen adalah manifestasi dan implementasi nyata dari sikap istiqomah. Dalam bahasa yang paling sederhana, orangtua kita sering menasehatkan agar selalu menjaga kepercayaan. Teggu plenai, barru pai!  Satu kata dengan perbuatan!

Semoga lain waktu berjumpa lagi! (Dokpri)
Semoga lain waktu berjumpa lagi! (Dokpri)

Jangan sesumbar, kalau tidak bisa bersikap istiqomah.

Mulutmu harimaumu. Sikap perilakumu bisa membunuhmu!

Salam sayonara, sampai berjumpa di lain waktu!

Tetap bersatu dalam Ukhuwah, Kebersamaan, dan Persahabatan  

Wallahu a'lam bish-shawabi

Makassar, 10 Juli 2023

Catatan : Gambar atau foto bersumber dari Grup WA

   

   

  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun