Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat gambaran IPM pada setiap provinsi di Indonesia, mulai dari Daerah Istemawa Aceh di ujung barat sampai dengan Papua di ujung timur. Dari tabel tersebut juga terlihat IPM untuk Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak 4 tahun terakhir (2015 s.d. 2018) juga mengalami kenaikan, meski masih berada pada kisaran rata-rata 63,48.Â
Jika dibandingkan IPM nasional pada tahun 2018, yang berada pada 71,39 dengan IPM NTT yang masih berada pada 64,39, Â maka terlihat jelas perbedaan atau selisihnya masih cukup jauh (sangat jomplang), yaitu sebesar 7,00. Data itu juga menggambarkan bahwa tingkat perkembangan pembangunan di NTT masih berada pada kelompok 3 terbawah, urutan ke-3 dari belakang (peringkat ke-32).Â
IPM NTT hanya bisa mengalahkan Papua dan Papua Barat. Kondisi ini sangat miris, kalau tidak mau kita katakan sebagai sangat mengenaskan. Mengingat kedua provinsi yang IPM-nya masih di bawah NTT itu relatif memang dari dulu kurang mendapat perhatian dari proses pembangunan nasional.
Kondisi tersebut juga menggambarkan relatif belum begitu signifikan peningkatan kualitas hidup, dilihat dari dimensi harapan hidup; pengetahuan; dan standar hidup layak di NTT. Hal itu sudah pasti akan juga sangat berpengaruh terhadap harapan hidup, akses pendidikan yang layak, dan perimbangan pendapatan dan belanja perkapita pertahun.
Selanjutnya bagaimana dengan IPM Kabupaten Flores Timur, di mana Lamakera juga termasuk sebagai daerah administrasinya?
Indeks Pembangunan Manusia Setiap Kab/Kota di NTT (2014-2018)[19]Â
Dari 22 kabupaten/kota di Propinsi NTT, diketahui bahwa IPM Flores Timur pada 4 tahun terakhir (2015 s.d. 2018) meski mengalami kenaikan, tapi masih berada pada kisaran rata-rata 62,39 (berada pada 10 besar, rangking ke-9).Â
Bila dibandingkan dengan IPM provinsi, IPM Kabupaten Flores Timur secara rata-rata masih relatif lebih rendah, 1,09. Itu berarti pembangunan manusia dilihat dari dimensi harapan hidup, pengetahuan (pendidikan), dan pendapatan perkapita untuk Kabupaten Flores Timur relatif masih di bawah tingkat provinsi, apalagi dibandingkan secara Nasional.Â
Disparitas atau kesenjangan yang masih sangat lebar (jomplang) tersebut hendaknya perlu terus dikejar dan ditingkatkan sehingga dapat berpengaruh pada peningkatan sumber daya manusia (SDM) NTT dan Flores Timur, tak terkecuali SDM Lamakera.Â