Mohon tunggu...
Nurdin Taher
Nurdin Taher Mohon Tunggu... Administrasi - Keberagaman adalah sunnatullah, karena itu pandanglah setiap yang berbeda itu sebagai cermin kebesaran Ilahi. Surel : nurdin.en.te.70@gmail.com0

Lahir dan besar di Lamakera, sebuah kampung pesisir pantai di Pulau Solor, Flores Timur. Menempuh pendidikan dasar (SD) di Lamakera, kemudian melanjutkan ke SMP di Lamahala, juga kampung pesisir serta sempat "bertapa" 3 tahun di SMA Suryamandala Waiwerang Pulau Adonara, Flores Timur. Lantas "minggat" ke Ujung Pandang (Makassar) pada Juli 1989. Sejak "minggat" hingga menyelesaikan pendidikan tinggi, sampai hari ini, sudah lebih dari 30 tahun berdomisili di Makassar. Senantiasa belajar dan berusaha menilai dunia secara rasional dengan tanpa mengabaikan pendekatan rasa, ...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pesona Eksotisme Destinasi Wisata Tana Toraja

21 Juni 2017   21:48 Diperbarui: 23 Juni 2017   07:52 1305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis di depan jejeran Tongkonan (Dokumentasi Pribadi)

Terutama pada saat-saat waktu sholat, ketika menjelang berbuka puasa pada bulan Ramadhan kali ini. Masjid Raya Makale juga menyediakan takjil berbuka untuk para jamaah. Tidak hanya menyiapkan takjil berupa kue-kue dan minuman, tapi juga sekaligus memberikan makanan berupa nasi bungkus.

Monumen Perjuangan Lakipada dengan latar belakang Gereja dan Gedung DPRD (dokumentasi pribadi)
Monumen Perjuangan Lakipada dengan latar belakang Gereja dan Gedung DPRD (dokumentasi pribadi)
Selain itu ada juga pemandangan menarik dari pengurus atau takmir  masjid dalam menyiasasti memakmurkan masjid.  Seperti Ramadhan kali ini.  Tidak hanya menyediakan penganan berbuka, tapi juga memberikan kesempatan kepada anak-anak usia baru akil balig, seusia kelas 4 -- 6 SD untuk tampil unjuk kebolehan sebelum prosesi ceramah atau dakwah agama ketika sholat tarwih.  Kepada anak-anak tersebut dibiasakan untuk tampil membacakan ayat-ayat al-Qur'an dengan tilawah, dan sekaligus membawakan saritilawahnya.  Anak-anak sejak usia masih belia dibimbing untuk memiliki semangat dan girah keagamaan, serta mental mandiri dan berani tampil di muka publik.  Sebuah pemandangan perilaku yang sungguh mengesankan yang diperlihatkan pengurus dan atau takmir Masjid di tengah mayoritas penduduk penganut Kristiani.

Masjid Raya Makale memiliki arsitektur yang tak kalah 'mengagumkan' dibandingkan arsitektur masjid-masjid raya di kota-kota besar. Malah menurut saya, Masjid raya Makale merupakan salah satu yang memiliki desain arsitektur yang indah dan mengesankan. Lagi pula bila memasuki ruang sholat yang sejuk tanpa pendingin udara, yang terdiri dari dua (lantai lantai 2 untuk jamaah pria dan lantai 3 untuk jamaah wanita, sedangkan basement untuk aula kegiatan dan acara) semakin menambah syahdu dan kyusu' menjalankan ibadah sholat. Hanya ada kekurangan dari masjid ini, karena diapit berdempetan dengan rumah-rumah warga yang cukup padat sehingga nyaris tidak memiliki pekarangan yang cukup luas.  

Masjid Raya Makale Toraja (Dokumentasi Pribadi)
Masjid Raya Makale Toraja (Dokumentasi Pribadi)
Tepat di seberang Masjid Raya Makale, tidak lebih dari 50 meter berdiri kokoh Gereja Katolik. Di depan gereja Katolik itu terdapat  Monumen Perjuangan Toraja yang berdiri kokoh di tengah kolam nan luas sebagai simbol kepahlawanan warga Toraja, Lakipadada. Kolam yang terbentang di tengah-tengah kota semakin menambah elok kota Makale dengan dikelilingi beberapa gedung, seperti Rumah Jabatan Bupati Tana Toraja, gedung DPRD, Gereja Bukit Sion, Universitas Kristen Toraja, Gereja Baptis Pertama Katolik, dan beberapa monumen atau gedung lainnya. Salah satu monumen sebagai simbol kebanggaan warga Toraja adalah Monumen Perjuangan Lakipadada yang berdiri kokoh di tengah kolam buatan

Monumen Perjuangan Lakipadada (Dokumentasi Pribadi)
Monumen Perjuangan Lakipadada (Dokumentasi Pribadi)
Monumen lain tidak jauh dari kolam itu adalah Monumen Kemenangan Isabela Coleman Trophy ketika mengikuti parade budaya Tournament of Roses, Pasadena USA tahun 1981 dengan latar Masjid Raya Makale.

Monumen Kemenganan Isabela (Dokumentasi Pribadi)
Monumen Kemenganan Isabela (Dokumentasi Pribadi)
Enam hari berada di Makale telah menggoreskan kenangan yang sungguh sangat mengesankan. Dapat tuntas melaksanakan tugas kedinasan sekaligus memperoleh 'bonus' dengan mengunjungi beberapa destinasi wisata di Toraja. Destinasi wisata yang tidak hanya memberikan kenyamanan pada mata, tapi juga memberikan pengalaman yang mengesankan, kesejukan rohani yang menenteramkan, dan menambah wawasan pengetahuan pula.

Wallahu a'lam bisshawabi

Makale, 21/06/2017

Catatan :

Mungkin ada beberapa hal yang terkait dengan tradisi, adat, dan upacara kematian warga Toraja, serta destinasi wisata yang kurang pas penggambarannya. Hal itu disebabkan, karena keterbatasan dalam memahami keterangan yang diberikan oleh beberapa narasumber yang penulis mintai penjelasan atau klarifikasi. Atas kekeliruan dalam penggambaran tersebut, penulis menyampaikan permohonan maaf. Tak lupa penulis menyampaikan terima kasih kepada beberapa 'narasumber' yang sempat penulis mintai keterangan sehubungan dengan artikel ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun