Mohon tunggu...
Nurdin Taher
Nurdin Taher Mohon Tunggu... Administrasi - Keberagaman adalah sunnatullah, karena itu pandanglah setiap yang berbeda itu sebagai cermin kebesaran Ilahi. Surel : nurdin.en.te.70@gmail.com0

Lahir dan besar di Lamakera, sebuah kampung pesisir pantai di Pulau Solor, Flores Timur. Menempuh pendidikan dasar (SD) di Lamakera, kemudian melanjutkan ke SMP di Lamahala, juga kampung pesisir serta sempat "bertapa" 3 tahun di SMA Suryamandala Waiwerang Pulau Adonara, Flores Timur. Lantas "minggat" ke Ujung Pandang (Makassar) pada Juli 1989. Sejak "minggat" hingga menyelesaikan pendidikan tinggi, sampai hari ini, sudah lebih dari 30 tahun berdomisili di Makassar. Senantiasa belajar dan berusaha menilai dunia secara rasional dengan tanpa mengabaikan pendekatan rasa, ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Mulai Menggertak

18 Mei 2017   16:13 Diperbarui: 18 Mei 2017   16:28 3107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Karena itu Presiden Jokowi geram. Dalam kegeraman itu, di hadapan para Pemred media massa nasional, Presiden terpaksa kembali mengulang kata ‘GEBUK’ yang pernah digunakan mendiang mantan Presiden Soeharto dulu untuk menggertak lawan-lawan politiknya.

Publik Indonesia pasti masih sangat ingat dengan wawancara eklusif mantan Presiden Soeharto di atas pesawat ketika dalam perjalanan pulang dari kunjungan kenegaraan ke luar negeri. Menjawab pertanyaan wartawan, Soeharto ketika itu dengan geram menyatakan akan MENGGEBUK siapa saja yang ingin merongrong kekuasaannya.

Warning dengan kata ‘GEBUK’ ala Soeharto itu kini di take over oleh Jokowi untuk mengingatkan kepada semua elemen dan anak bangsa untuk tidak bermain-main dengan ideologi Pancasila, UUD 1945, dan NKRI. Bahkan untuk sekedar menyebut sampel, Jokowi menyatakan bahwa “Kalau PKI nongol gebuk saja” (4).

Buat saya, penyebutan PKI sebagai sampel oleh Jokowi bukan tanpa alasan. Padahal isu kebangkitan komunisme pada beberapa perhelatan demokrasi akhir-akhir ini menjadi jualan yang laris manis, di samping jualan politik identitas berbau primordial.

Isu PKI dan kebangkitan paham komunisme sengaja digoreng sedemikian rupa untuk memberi stigma negatif pada rezim saat ini. Pada saat yang bersamaan isu PKI dan komunisme dimanfaatkan untuk memanipulasi dan mengeksploitasi sentimen keagamaan sebagai upaya brain washing (cuci otak). Dengan begitu, mereka yang memainkan isu ini berharap umat akan berasumsi bahwa rezim saat ini memang tidak kridibel dan berbalik membencinya.

Sikap tegas Presiden memang diperlukan dalam kondisi darurat (emegency) saat ini. Di mana ada kelompok ormas dan kaum oportunis mencoba mengelabui umat dan anak bangsa lain demi meraih kekuasaan politik. Dan hal itu harus segera dihentikan, sebelum semuanya terlambat!

***

Kita sebagai anak bangsa yang masih mencintai tegaknya NKRI yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 sebagai konstitusi final warisan pendiri bangsa, jangan sampai lengah! Jika lengah, hal itu mnjadi awal  negeri ini menjadi centang perenang.

Karena itu kita perlu memberikan support kepada Presiden untuk melakukan upaya konstitusional mempertahankan Pancasila, UUD 1945, dan NKRI. Jangan membiarkan anasir=anasir jahat yang mau seenak udelnya merongrong kewibawaan pemerintah dan memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa hanya untuk mewujudkan misi meraih kekuasaan politik dengan cara-cara inkosntitusional.

Pak Presiden, kami dukung niat Anda untuk MENGGEBUK siapapun yang mencoba mempermainkan nasib negeri besar nan permai ini. Salam!

Wallahu a’alam bish shawab

Makassar, 18/5/2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun