Meski di atas kertas peluang juara bagi Madrid sangat terbuka lebar, tapi hal itu tentu tidak mudah diperoleh. Mengingat kedua laga yang akan dilakoni pasukan Zinedine Zidane berlangsung di kandang lawan atau harus melakukan pertandingan away. Itu berarti, di samping faktor teknis, pemain Madrid juga harus menghadapi beban nenteknis.
Misalnya pengaruh psikologis yang mengharuskan Sergio Ramos, dkk  memenangkan dua pertandingan tersisa. Minimal memenangkan satu pertandingan, dan satunya lagi harus imbang. Jika salah satu pertandingan Madrid menelan kekalahan maka asa untuk meraih juara akan sirna.
Belum lagi masalah atmosfir pertandingan. Jelas bermain di depan pendukung lawan merupakan sebuah tekanan dan beban psikologis tersendiri bagi Ramos, dkk.
Pemain Madrid akan menghadapi intimidasi mulai dari awal menit pertama ketika wasit meniupkan pluit pertanda kick-off dimulai sampai akhir pertandingan. Jika pasukan Zidane dapat ‘beradaptasi’ dengan atmosfir pertandingan dan intimidasi pendukung lawan, maka pertandingan dipastikan akan berjalan seru. Boleh jadi Madrid dapat menjinakkan atmosfir pertandingan sehingga dapat mengontrol pertandingan kemudian menuntaskan tugas dengan sempurna untuk mengumpulkan 6 poin dari dua laga itu sebagai ‘kado juara’.
Di sisi lain, panorama yang kontras akan terlihat di tim Barcelona. Pasukan Luis Enrique akan menanti dengan perasaan tak menentu, was-was, meski misalnya mereka memenangkan laga terakhirnya dengan mengumpulkan 90 poin. Mengingat Messi, dkk harus menunggu sampai Madrid menuntaskan semua pertandingan tersisa.
Tapi Messi, dkk boleh berharap dengan ‘tekanan’ di kandang lawan, Madrid dapat tergelincir. Kondisi demikian akan sangat ditunggu oleh Barca. Jika Madrid lengah pada salah satu laga terakhir itu, maka kesempatan juara itu diambil Barca.
Kenyataan itu akan sangat pahit dirasakan pasukan Zidane, bila benar-benar terjadi. Akan sangat celaka bagi Madrid, karena tim yang akan mengambil kesempatan juara itu adalah musuh bebuyutan mereka, yakni Barcelona. Dan peristiwa itu bagi Madrid dan seluruh fansnya merupakan sesuatu yang sangat menyakitkan.
Sebagai pendukung setia Madrid, saya berharap Ramos, dkk dapat menuntaskan misi dengan meraih 6 poin di dua laga terakhir itu. Ya paling banter meraih 4 poin untuk menutup musim 2016/2017 sebagai juara La Liga.
Tugas itu akan bermula di kandang Celta Vigo. Zidane harus memimpin pasukannya untuk ‘menabung’ asa itu melawan Celta Vigo di pertandingan away di kandang lawan. Zidane harus memberi ‘nutrisi’ yang tepat kepada Ronaldo, dkk sehingga mereka mampu mengkonversi peluang yang diperoleh nanti pada laga tersebut menjadi sebuah gol kemenangan. Atau paling banter bermain imbang.
Menang atau imbang melawan Celta, maka asa juara akan semakin dekat. Pokoknya Madrid tidak boleh keok di kandang Celta.
Jika kondisi itu yang terjadi, maka Madrid harus memupus asa mereka, meski masih ada satu pertandingan tersisa. Karena meski pada laga terakhir melawan Malaga pasukan Zidane dapat memenangkan pertandingan dengan skor sangat meyakinkan, hal itu tidak akan memberi pengaruh apapun di akhir kompetisi.