Mohon tunggu...
Nurdin Taher
Nurdin Taher Mohon Tunggu... Administrasi - Keberagaman adalah sunnatullah, karena itu pandanglah setiap yang berbeda itu sebagai cermin kebesaran Ilahi. Surel : nurdin.en.te.70@gmail.com0

Lahir dan besar di Lamakera, sebuah kampung pesisir pantai di Pulau Solor, Flores Timur. Menempuh pendidikan dasar (SD) di Lamakera, kemudian melanjutkan ke SMP di Lamahala, juga kampung pesisir serta sempat "bertapa" 3 tahun di SMA Suryamandala Waiwerang Pulau Adonara, Flores Timur. Lantas "minggat" ke Ujung Pandang (Makassar) pada Juli 1989. Sejak "minggat" hingga menyelesaikan pendidikan tinggi, sampai hari ini, sudah lebih dari 30 tahun berdomisili di Makassar. Senantiasa belajar dan berusaha menilai dunia secara rasional dengan tanpa mengabaikan pendekatan rasa, ...

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Mungkinkah Ahok Bisa 'Mencontohi' CR7?

19 April 2017   11:18 Diperbarui: 19 April 2017   11:39 978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : eN-Te

Seru! Itulah satu kata yang dapat menggambarkan pertandingan leg ke-2 babak perempatfinal Liga Champions (LC) Eropa musim 2016/2017 antara Real Madrid versus Bayern Muenchen Rabu (19/4/17) dinihari tadi. Pertandingan Madrid vs Bayern tersebut tidak hanya seru, tapi juga ‘mendebarkan’.

Mendebarkan karena kedua tim menampilkan permainan yang sangat cantik dan ciamik. Saling serang terjadi antara dua kubu. Baik Madrid maupun Bayern secara bergantian menyerang, merangsek ke kubu lawan untuk memastikan si kulit bundar dapat masuk ke gawang. Sampai dengan babak pertama usai, papan skor belum berubah. Kedua tim masih berbagi angka sama, 0-0.

Memasuki babak kedua, tempo permainan masih tetap tinggi. Kedua tim melalui skill individu pemain menampilkan sepakbola yang indah untuk dipandang sekaligus menghibur. Papan skor baru bisa berubah setelah pada pada menit ke-53, atas pelanggaran yang dilakukan Casemiro terhadap Arjen Roben, Bayern mendapat hadiah pinalti.

Lewandosky yang maju sebagai eksekutor tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk membantu Bayern mempertebal asanya melaju ke babak semifinal. Eksekusi pinalti Lewandosky berhasil  memperdaya Keylor navas. Skor berubah menjadi 1-0 untuk keunggulan Bayern. Agregat gol menjadi sama kuat, 2-2. Akan tetapi, Madrid masih diuntungkan karena memiliki agregat gol tandang.

Kondisi tersebut membuat Madrid meningkatkan serangan. Gelombang serangan pasukan Zidane mencoba mengurung pertahanan Bayern hingga membuahkan gol pada menit ke-76.

Tandukan CR7 setelah mendapat umpan matang Casemiro ke gawang Bayern tidak dapat dijangkau Manuel Neuer. Skor di papan pun berubah menjadi 1-1. Kembali agregat gol menjadi 3-2 masih untuk keunggulan Madrid.

Kontribusi Casemiro atas gol balasan Madrid yang dibuat CR7 dapat menjadi ‘pelipur’ atas kesalahan fatal ketika mengganjal Roben di kotak terlarang sehingga lahir gol pertama Bayern. Sayangnya kegembiraan pasukan dan fans Madrid hanya berlangsung sesaat. Sebab selang dua menit kemudian, giliran Sergio Ramos yang membuat blunder fatal.

Ramos salah mengantisipasi bola sepakan Muller dengan mencocor si kulit bundar masuk ke gawang sendiri. Keylor Navas yang mencoba menghentikan larinya bola, tidakk dapat menghalau hingga si kulit bundar dengan nyaman bersarang di gawang Madrid. Kembali papan skor berubah menjadi 1-2 untuk keungguan Bayern.

Pada kedudukan 1-2, agregat gol menjadi sama kuat, 3-3. Baik Madrid maupun Bayern memiliki gol tandang yang sama. Jika Madrid ingin lolos ke babak semifinal maka harus all out untuk mengejar gol tambahan menjadi selisih satu. Begitu pula sebaliknya untuk Bayern. Bila sampai pertandingan waktu normal skor tidak berubahan maka harus dilakukan perpanjangan waktu untuk memastikan tim mana yang pantans melaju ke babak berikutnya.

Terbukti kemudian, hingga pluit panjang ditiup wasit sebagai pertanda pertandngan usai, skor tidak berubah, masih 1-2 untuk keunggulan Bayern. Tidak ada lagi gol tambahan, baik untuk keunggulan Madrid maupun keunggulan Bayern. Karena agregat gol masih sama kuat, 3-3, maka pertandingan harus dilanjutkan melalui perpanjangan waktu untuk menentukan tim mana yang lolos ke babak semifinal.

Sebenarnya Madrid sedikit diuntungkan ketika salah satu pemain Bayern, Arturo Vidal diusir keluar lapangan oleh wasit karena akumulasi kartu kuning. Sayang situasi tersebut tidak dapat dimanfaatkan secara optimal oleh pasukan Zidane.

Setelah wasit meniup pluit panjang pertanda babak pertama perpanjangan waktu dimulai, kedua tim kembali mengerahkan segala daya dan keuatan untuk memenangkan pertandingan. Tidak hanya untuk memenangkan pertandingan, melainkan juga untuk menegaskan eksistensi tim masing-masing. Mana yang paling berhak tampil di semifinal untuk selanjutnya memburu jawara di partai puncak.

Pada 1x15 menit pertama Madrid dapat mencuri satu gol melalui CR7. Mendapat umpan matang dari Ramos pada menit ke-104, CR7 mengontrol bola dengan dadanya kemudian melalui kaki kiri melesatkan si kulit bundar ke jala Bayern tanpa dapat dihalau Manuel Neuer. Skor berubah menjadi 2-2, yang memberi keuntungan kepada Madrid dengan agregat gol menjadi 4-3.

Pada 1x15 babak kedua, lagi-lagi CR menunjukkan tajinya. Setelah Marcelo berhasil mencuri bola dari pemain Bayern kemudian merangsek dan mengecoh beberapa pemain  belakang Bayern ia berhasil membawa bola masuk garis gawang. Marcelo berusaha mengecoh pemain bertahan Bayern, Philip Lahm sebagai orang terakhir, sebelum ia mengoper bola ke arah CR7. Tanpa terkawal CR7dengan bebas mencocor si kulit bundar masuk ke gawang Bayern. Manuel Neuer hanya dapat melihat si kulit bundar masuk ke gawangnya tanpa dapat berbuat apa-apa. CR7 pun mencetak hatrick pada menit ke-109 itu.

Selebrasi CR7 setelah mencetak gol ke-2 (dokpri)
Selebrasi CR7 setelah mencetak gol ke-2 (dokpri)
Agregat gol kembali berubah menjadi 5-3 untuk keunggulan Madrid. Pasukan Zidane semakin leluasa mengobrak-abrik pertahanan Bayern. Pada menit  ke-112 Asensio melengkapi kemenangan Madrid atas Bayern dengan skor 4-2, dan agregat gol 6-3 untuk keunggulan Madrid. Pasukan Zidane pun dengan pasti menahbiskan satu tiket di babak semifinal.

Nah, sekarang kita beralih ke ‘Liga’ DKI 1. Pada hari ini (Rabu, 19/4/17) mulai pagi hingga siang hari nanti warga ibukota akan menentukan siapa paslon gubernur yang pantas menahkodai ibukota negeri untuk lima tahun ke depan.

Antara Ahok dan Anies bersama pasangannya masing-masing, mana yang paling layak menurut warga ibukota untuk dipilih memimpin Jakarta. Apakah Ahok dan pasangannya sebagai petahana yang masih layak sehingga  diberi kepercayaan untuk menjadi nahkoda DKI lima tahun ke depan?  Ataukah pasangan kompetitornya, Anies-Sandi yang malah menjadi nahkoda baru untuk Jakarta.

Meski demikian, pasangan petahana, terutama Ahok dapat belajar banyak dari cara CR7 mengantarkan Madrid melaju ke babak semifinal LC musim ini. Setidak-tidaknya Ahok dapat ‘mencontohi’ gaya CR7 untuk keluar dari tekanan. Bukan saja mampu keluar dari tekanan, tapi CR7 juga sekaligus menjukkan kualitasnya sebagai seorang bintang. CR7 menegaskan identitas dan eksistensinya sebagai seseorang yang harus terus diperhatikan dan diperbincangkan oleh pecinta bola sleuruh dunia.

CR7 mampu membuat hatrick sekaligus mencatatkan record. Ahok sebagai petahana mestinya mampu menunjukkan ‘kualitasnya’ sehingga warga ibukota tetap memberi respek dan menaruh harapan pada pundaknya.

Mestinya Ahok sudah dapat memetik pelajaran dan kenyang dengan semua tekanan yang begitu massif selama ini ditujukan kepadanya. Dengan semua tantangan itu, Ahok seharusnya mampu menjawab dan keluar dari semua hiruk-pikuk yang dpaksakan ditimpakan kepada untuk menjadi pemenang. Momentum pemungutan suara hari ini sebagai sarana untuk menegaskan bahwa Ahok bukan saja hanya berkoar tapi mampu juga membuat record.   

Record sebagai petahana pertama yang mampu mempertahankan kedudukannya. Semua bentuk tekanan melalui berbagai isu primordial yang menyudutkan mampu Ahok tepis satu persatu. Kemudian dengan sangat elegan membalikkan keadaan itu menjadi decap kagum. Tidak hanya dari kawan sekondan, tapi juga membungkam congor besar para penantang yang akan menjadi pecundang.

Dan hari inilah ‘prasasti’ kemenangan itu harus Ahok buktikan. Mari kita saksikan bersama!

Wallahu a’alam bish shawab

Makassar, 19/4/2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun