Identitas sebagai partaiwong cilik hanya akan menjadi jargon semata, tidak lagi menjadi ideologi yangharus terus diperjuangkan untuk diwujudkan bila mencoba ‘bermain’. Di sinilahmarwah partai dipertaruhkan!
Nasib Wong Cilik dan NafasPerjuangan PDIP
‘Keterlibatan’ empat kaderdan elit PDIP dalam dakwaan JPU dalam pesta pora dana bancakan e-KTP, harusnyamembuat publik bertanya ulang. Apakah PDIP masih perlu mempertahankan jargonsebagai partai wong cilik? Masih relevankah mengidentikkan PDIP dengan wongcilik? Masih percara-dirikah PDIP dengan gagah berani terus menerus meneriakkankepentingan wong cilik sebagai nafas perjuangannya?
Pertanyaan-pertanyaan ituwajar dikemukakan mengingat selama ini PDIP mengklaim sebagai partai yangpaling berempati dan care terhadap nasib wong cilik. Tapi hariini, sejauh dakwaan JPU dalam kasus ‘proyek gagal’ e-KTP telah menguak sisilain dari nafas perjuangan PDIP.
Ternyata klaim sepihak PDIPsebagai partai wong cilik hanya sebatas jargon politik semata (jika dakwaan JPUkemudian terbukti di pengadilan). Tidak pernah berwujud rupa dalam manifestasikekaryaan nyata bagi kemaslahatan dan kesejahteraan wong cilik. Nasib wongcilik ditelantarkan di tengah ‘nafsu birahi’ mengumpulkan harta demi memuaskankeserakahan dan ketamakan duniawi.
Wallahu a’alam bish shawab
Oleh :eN-Te
Makassar, 21/3/2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H