Apalagi membentuk opinibahwa masalah yang sedang berlangsung adalah by design untuk sebuah tindakan kriminalisasi.Bahwa memang sebuah kewajaran bila seseorang dalam posisi terjepit akan berusahasecara maksimal dengan berbagai cara untuk berkelit dan berusaha lolos darilubang jarum. Tapi, mestinya hal itu dilakukan dengan menggunakan logika yangbenar dan penuh perhitungan. Bila tidak, bisa jadi kondisi itu malah berbalikmenjadi bumerang, menyerang balik, dan melukai ‘tuannya’.
Mempertaruhkan Integritas GanjarPranowo
Kondisi itu yang harusdipahami oleh setiap orang yang sedang berada dalam posisi sulit. Sesulitapapun kondisinya, bila dapat dihadapi dengan pikiran yang tenang dan hati yang‘lapang’ akan sangat membantu menemukan jalan keluar dari benang kusut yangsedang membelit.
Pada posisi ini kita dapatmemahami ‘keprihatinan’ mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Prof. Mahfud MDterhadap dugaan keterlibatan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo dalam kasus e-KTP.Bagi Prof. Mahfud, adalah representasi politisi PDIP sebagai sosok pemimpinmuda yang sangat dibutuhkan bangsa ini.
Dalam pandangan Prof.Mahfud, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo adalah orang yang berintegritas tinggi.Karena itu, Prof. Mahfud sampai begitu galau ketika mendengar nama Ganjardisebut dalam dakwaan JPU. Melalui akun twiternya, Prof. Mahfud berujar, “Kalauorang sebaik Ganjar terlibat dalam mega korupsi itu, habislah asa kita sebagaibangsa. Logikanya, kalau dia saja begitu, bagaimana dengan yang lain?” (baca di sini).
Jangan sampai ‘kegarangan’dalam memberantas korupsi sebagai cermin sikap jujur, kredibel, dan integritasGanjar hanya sebatas terlihat di media untuk kepentingan pencitraan semata. Dibalik itu, ternyata tersembunyi ‘birahi’ ketamakan yang tak pernah puas.
Semoga harapan Prof. Mahfudbahwa bangsa ini tetap mempunyai asa untuk maju di tangan sosok pemimpin mudapotensial, seperti Ganjar, tidak hanya layu sebelum berkembang. Dan Ganjarharus membuktikan dirinya memang ‘pantas’ menerima amanah untuk tetapmemelihara asa bangsa ini.
Jargon Partai Wong Cilik
Berkaca pada keprihatinanProf. Mahfud, maka publik juga harus memberikan perhatian khusus terhadap kasuse-KTP ini. Kita berharap, setiap kasus hukum, termasuk kasus e-KTP ini harusdiusut tuntas untuk mengurai benang kusut dan memastikan siapa saja, elitpolitik dan elit parpol yang bermental kemaruk sehingga sampai tega menggarongdana proyek, yang sejatinya untuk kepentingan rakyat. Rakyat mana, yang didalamnya termasuk mereka yang digolongkan dan dilabel sebagai wong cilik.
PDIP yang sejak awalmenjadikan nasib wong cilik sebagai jargon politik, hendaknya ikut pulamendorong agar kasus e-KTP ini dapat terungkap secara terang benderang. Tidakperlu mencoba melakukan ‘manipulasi’ untuk menutupi fakta-fakta yang mungkinmereka sendiri sangat tahu.
Proteksi apapun yangdilakukan untuk melindungi kader dan elit partai yang terindikasi kuatmelakukan tindakan pidana akan menjadi bumerang. Pertaruhannya sungguh sangatbesar bila mencoba ‘bermain’ untuk melindungi kader dan elit partai.