Mohon tunggu...
Nurdin Taher
Nurdin Taher Mohon Tunggu... Administrasi - Keberagaman adalah sunnatullah, karena itu pandanglah setiap yang berbeda itu sebagai cermin kebesaran Ilahi. Surel : nurdin.en.te.70@gmail.com0

Lahir dan besar di Lamakera, sebuah kampung pesisir pantai di Pulau Solor, Flores Timur. Menempuh pendidikan dasar (SD) di Lamakera, kemudian melanjutkan ke SMP di Lamahala, juga kampung pesisir serta sempat "bertapa" 3 tahun di SMA Suryamandala Waiwerang Pulau Adonara, Flores Timur. Lantas "minggat" ke Ujung Pandang (Makassar) pada Juli 1989. Sejak "minggat" hingga menyelesaikan pendidikan tinggi, sampai hari ini, sudah lebih dari 30 tahun berdomisili di Makassar. Senantiasa belajar dan berusaha menilai dunia secara rasional dengan tanpa mengabaikan pendekatan rasa, ...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Akhir Karier atau Awal Bangkitnya Ahok?

15 November 2016   10:29 Diperbarui: 15 November 2016   10:56 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sbr. gbr.: http://megapolitan.kompas.com/read/2016/11/15/05370191/ahok.tidak.akan.hadiri.gelar.perkara.kasus.dugaan.penistaan.agama.

Mereka akan dengan senang hati menerima bila keputusan hasil gelar perkara hari ini menunjukkan arah angin yang berpihak kepada mereka. Bahkan sejak mula, sebelum proses hukum belum berjalan, kelompok pelapor telah mempunyai kesimpulan sendiri, bahwa Ahok memang bersalah. Karena telah bersalah dengan sengaja ‘menistakan agama dan kitab suci’, maka Ahok harus ditangkap dan dipenjarakan, sehingga tak pantas lagi melanjutkan kompetisi dalam kontestasi Pilkada DKI 2017.

Bila kasus ini tidak serta merta mematikan karier politik Ahok, maka gelombang protes akan terus berlanjut. Ahok akan terus diposisikan sebagai public enemy. Karena sebagai musuh publik maka merupakan hal yang tidak elok dan pantas, bahkan menantang kepatutan umum, membiarkan Ahok terus melenggang kangkung di pentas politik Nasional.

Masyarakat Indonesia juga harus siap-siap melepas ‘kepergian’ Ahok, bila terbukti bersalah. Kegaduhan yang menggembirakan selama ini sejak kehadiran Ahok merupakan sebuah hiburan yang semarak di tengah kepenatan melihat polah tingkah politisi yang cenderung menghalalkan segala cara. Suka atau tidak suka, rela atau tidak rela, kita harus mengakui secara jujur, bahwa Ahok telah memberikan kontribusi ‘hiburan’ yang menggembirakan bagi publik  sejak kehadirannya di pentas politik Nasional.

Kasus serempet surah al-Maidah 51 menjadi titik krusial bagi Ahok, apakah akan tetap eksis di kancah perpolitikan Nasional atau malah mengantarkannya masuk kotak dan tak akan pernah muncul kembali? Mari kita tunggu dan saksikan bersama!

Wallahu a’lam bish-shawabi

Makassar, 15112016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun