Meski sejauh ini Messi belum dapat menyamai seniornya, Maradona, sejauh tournament Copa America 2016 ini berlangsung Messi sudah menunjukkan “tanda-tanda” baik. Sampai pada partai semifinal kemarin menghadapi AS, Messi sudah mampu membuktikan dan mengantarkan Tim Tango melaju pasti ke partai pamuncak, partai final. Bahwa hati dan perasaan Messi juga untuk Tim Nasional dan public Argentina. Terbukti sudah 5 atau 6 gol Messi kemas selama tournament berlangsung.
***
Tapi semua itu belum cukup, bila Messi tidak mampu menghadirkan atmosfir selebrasi merayakan kemenangan dan menambah koleksi trophi juara bagi Tim Nasional, Argentina. Jangan sampai Messi hanya akan dikenang public sebagai spesialis runner-up tournament dan tidak akan menjadi legenda. Mengingat sudah tiga kesempatan emas telah Messi sia-siakan.
Kesempatan pertama ketika pagelaran Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Malah pada kesempatan ini Messi gagal melangkah lebih jauh, dan harus memimpin rekan-rekan mengepak koper lebih awal pulang kampung, karena tersingkir pada fase pengisian grup. Kesempatan kedua, datang ketika Argentina berjumpa dengan Jerman di partai final Piala Dunia 2014 di Brasil. Argentina harus takluk oleh gol semata wayang Jerman, dan hanya puas dengan titel sebagai runner-up. Kemudian kesempatan ketika kembali datang di ajang Copa America 2015 di Chili. Sayang di partai pamuncak ini, berjumpa dengan tuan rumah Chili, Messi, dkk., harus tertunduk lesu karena kalah bersaing dengan Sanches, dkk., di drama adu tos-tosan. Kegagalan itu, kembali membuat Messi hanya puas menyandang predikat, lagi-lagi sebagai spesialis runner-up tournament.
***
Oleh karena itu, pada Copa America Centenario 2016 ini, Messi harus dapat menghapus mimpi buruk itu. Dengan menghapus mimpi buruk itu, sekaligus menghadirkan trophi juara, maka Messi sudah pantas menyandang predikat juga sebagai “legenda”, yang memiliki prestasi seperti seniornya, Maradona. Bahwa kedua-duanya, Maradona dan Messi memiliki kemahiran mengolah bola tingkat dewa dan mampu menghadirkan prestasi untuk Tim Nasional Argentina.
Dua-duanya memang megabintang lapangan hijau di eranya masing-masing. Sehingga tidak ada lagi pertanyaan dikhotomis, mana yang terbaik antara Messi dan Maradona? Tapi keduanya, sudah sama dan sejajar, berada pada “maqomnya” masing-masing. Keduanya merupakan asset dan kebanggaan nasional damn rakyat Argentina. Mungkin pula public sepakbola dunia.
Wallahu a’alam
Parapare, 23 Juni 2016
Oleh : eN-Te
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H