Mohon tunggu...
Nurdin Taher
Nurdin Taher Mohon Tunggu... Administrasi - Keberagaman adalah sunnatullah, karena itu pandanglah setiap yang berbeda itu sebagai cermin kebesaran Ilahi. Surel : nurdin.en.te.70@gmail.com0

Lahir dan besar di Lamakera, sebuah kampung pesisir pantai di Pulau Solor, Flores Timur. Menempuh pendidikan dasar (SD) di Lamakera, kemudian melanjutkan ke SMP di Lamahala, juga kampung pesisir serta sempat "bertapa" 3 tahun di SMA Suryamandala Waiwerang Pulau Adonara, Flores Timur. Lantas "minggat" ke Ujung Pandang (Makassar) pada Juli 1989. Sejak "minggat" hingga menyelesaikan pendidikan tinggi, sampai hari ini, sudah lebih dari 30 tahun berdomisili di Makassar. Senantiasa belajar dan berusaha menilai dunia secara rasional dengan tanpa mengabaikan pendekatan rasa, ...

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Payet Semakin Mempesona

18 Juni 2016   22:53 Diperbarui: 21 Juni 2016   09:31 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : eN-Te

Pertandingan ke-2 babak pengisian pada Grup A mempertemukan antara tuan rumah, Perancis melawan Albania. Pertandingan itu telah berlangsung pada Kamis dinihari (16/6/16). Kedua tim menampilkan permainan yang ngotot untuk meraih point penuh, 3.

The Blue (si Biru), Perancis menampilkan determinasi tinggi dalam laga melawan Albania itu untuk menentukan asa melaju ke babak berikutnya, perempat final. Meski demikian tuan rumah, Perancis baru memenuhi ekspektasi penonton dan pendukung yang hadir di stadion menonton langsung dengan gol kemenangan yang tercipta pada waktu menjelang akhir-akhir pertandingan (last times).

Adalah Antonie Griezmann dan Payet sebagai pembeda dalam duel antara Perancis vs Albania itu. Griezmann yang baru masuk pada babak kedua membuat pendukung dan official Perancis bersorak gembira. Ketika jarum waktu hendak menjuk menit ke-90, Griezmann membuat sebuah gol krusial nan cantik. Tepat pada menit ke-89, Griezmann mampu mengkonversi umpan matang Bacari Sagna dengan kepalanya, dan membuat sebuah gol cantik dengan menyundul bola masuk ke gawang Albania di sudut kanan atas penjaga gawang.

Heading Grezmann yang mengarah ke tiang jauh dan tepat di pojok kanan atas gawang tak dapat dijangkau oleh kipper Albania. Bahkan kipper Albania terkesan mati langkah dan membiarkan bola sundulan Griezmann meluncur deras masuk merobek gawangnya. Skor pun berubah menjadi 1-0 untuk keunggulan The Blue.

Gol Griezmann membuat pelatih Perancis, Didier Deschamps melompat kegirangan. Ekspresi yang wajar dari seorang pelatih, mengingat dengan kemenangan itu, memastikan Perancis lolos ke babak selanjutnya. Meski The Blue masih menyisakan satu pertandingan terakhir di pengisian grup melawan Swiss, kepastian melangkah ke babak berikutnya akan mengurangi beban dan kerja tim pada pertandingan terakhir.

Deschamps sudah dapat lebih leluasa mengutak-atik strategi dan taktik. Termasuk mungkin pula mengistirahatkan beberapa pemain inti. Dengan begitu Deschamps bisa memberi kesempatan kepada para pemain cadangan untuk juga memperlihatkan “kebolehan” mereka dalam mengolah si kulit bundar ketika berjumpa dengan tim lawan pada pertandingan terakhir di fase pengisian grup.

Gol Griezmann sebenarnya sudah cukup memastikan Perancis melaju jauh ke fase selanjutnya pada Euro 2016 ini. Tapi, rupanya, kepastian itu belum cukup membuat pasukan Deschamps merasa puas, dan terus memburu gol tambahan. Maka pada masa tambahan waktu (additional time) Perancis menambah sebiji gol kemenangan lagi. Dan lagi-lagi Payet mempertontonkan “kebolehannya” melalui aksi individu yang menawan (mempesona).

Pada pertandingan pertama di fase pengisian grup, ketika Perancis berjumpa dengan Rumania, Payet telah menghipnotis penonton dan pemirsa TV seluruh dunia. Dengan aksi individunya di pertandingan pertama, Payet memperlihatkan skill-nya. Payet memperagakan skill-nya mengolah si kulit bundar dan membuat gol cantik dengan kaki kirinya, di menit-menit akhir (last times) menjelang bubaran, dan mebuat prencis unggul atas Rumania dengan skor 2-1. Perancis pun mengenas oint penuh, 3.

Pesona Payet kembali ia tunjukkan ketika Perancis meladaeni Albania pada pertandingan kedua di fase pengisian grup (Kamis, 16/6/16) dinihari. Sepanjang pertandingan Payet berusaha untuk tampil dengan baik dengan memaerkan segala kemampuannya. Payet seakan ingin membuktikan bahwa Deschamps tidak salah memilih dan menunjuknya sebagai starter.

Kesempatan dan kepercayaan pelatih, tidak ia sia-siakan. Malah payet memanfaatkan kesempatan itu sebagai ajang pembuktian terbaik bagi pelatih dan tim. Payet juga memanfaatkan peluang yang diberikan kepada sebagai motivasi untuk menampilkan permainan terbaik. Dan benar, Payet dapat menjawab kepercayaan pelatih dan seluruh pendukung Perancis dengan sangat ciamik.

Kepercayaan dn kesempatan yang diberikan pelatih itu Payet buktikan dengan menhadirkan dua gol cantik. Kedua gol itu, tercipta melalui aksi individual yang mempesona. Satu gol ia sarangkan ke gawang Rumania, melengkapi gol pembuka yang dicitakan oleh Giroud. Sedang satu gol lagi, yang tak kalah cantik, Payet sumbang melalui kemahirannya mengolah dan menggocek bola dan menaklukkan kipper Albania pada pertandingan kedua di fase pengisian grup pada Kamis (16/6/16) dinihari.         

Jika gol Payet ke gawang Rumania sebagai penentu kemenangan, maka golnya ke gawang Albania , meski hanya melengkapi kemenangan yang sudah didepan mata berkat sundulan Griezmann, tidaklah hal itu membuat pesona Payet berkurang. Malah berkat golnya tersebut, semakin memantapkan posisi Payet pada tempat terhormat, bersama jajaran penyerang top dunia. Payet seperti terlahir sebagai “The rising star” dan akan menjadi salah pemain yang diburu oleh klub-klub besar setelah ajang Euro 2016 ini usai.

Dengan demikian Payet melalui pesonanya, telah menahbiskan dirinya sebagai salah seorang penyerang top papan atas yang patut diperhitungkan dalam persaingan menjadi top scorer pada ajang Euro 2016 kali ini. Publik juga harus mengangkat topi untuk memberi hormat, bahwa Payet tidak hanya hadir sebagai pelengkap tim The Blue, tapi sudah memastikan dirinya sebagai salah satu pelakon utama Euro 2016.

Kehadiran Payet telah dengan sempurna menutup lubang ke mandulan tim Perancis, karena “absennya” Karim Benzema. Suka atau tidak suka, kita harus mengakui bahwa Payet telah menorehkan pesona yang sangat memikat bagi penggemar sepakbola di seluruh dunia. Ajang piala Euro 2016 kali telah menjadi panggung atraksi yang sempurna dan sesungguhnya bagi Payet.

Payet telah membuktikan dapat menciptakan pesona yang ciamik bagi dirinya sendiri dan juga sekaligus bagi tim si Biru, Perancis. Meski demikian, kita masih perlu menunggu, apakah Payet mampu mempertahankan performanya yang ciamik ini sampai ajang Euro 2016 berakhir nanti? Hal yang paling penting adalah apakah Payet mampu membantu Perancis untuk meraih trophi juara Euro 2016? Jika Payet mampu membuktikan membantu Perancis meraih trophi juara, maka patut pula Payet kita sejajarkan dengan Zinedin Zidane. Setidak-tidaknya masuk dalam daftar kelompok elit pemain Perancis, seperti era Zidane, dkk.

Wallahu ‘Alam

Benteng, Selayar, 18  Juni  2016    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun