Mohon tunggu...
Nurdin Taher
Nurdin Taher Mohon Tunggu... Administrasi - Keberagaman adalah sunnatullah, karena itu pandanglah setiap yang berbeda itu sebagai cermin kebesaran Ilahi. Surel : nurdin.en.te.70@gmail.com0

Lahir dan besar di Lamakera, sebuah kampung pesisir pantai di Pulau Solor, Flores Timur. Menempuh pendidikan dasar (SD) di Lamakera, kemudian melanjutkan ke SMP di Lamahala, juga kampung pesisir serta sempat "bertapa" 3 tahun di SMA Suryamandala Waiwerang Pulau Adonara, Flores Timur. Lantas "minggat" ke Ujung Pandang (Makassar) pada Juli 1989. Sejak "minggat" hingga menyelesaikan pendidikan tinggi, sampai hari ini, sudah lebih dari 30 tahun berdomisili di Makassar. Senantiasa belajar dan berusaha menilai dunia secara rasional dengan tanpa mengabaikan pendekatan rasa, ...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengembang Kurikulum 2013 Ibarat “Rasul”

19 Mei 2016   08:31 Diperbarui: 19 Mei 2016   14:50 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wakil Peserta ToT K-13 yang Memberikan Kesan Pesan (Dok. Pri)

Oleh : eN-Te

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen Dikdasmen) saat ini sedang melaksanakan “sosialisasi” implementasi Kurikulum 2013 (K-13) diseluruh Indonesia. Mulai Maret s.d. April Ditjen Dikdasmen telah melaksanakan Training of Trainers (ToT) Tim Pengembang K-13 untuk “menyeleksi” instruktur nasional (IN) dan instruktur provinsi (IP) di pusat. Selanjutnya sejak awal Mei 2016 giliran pelaksanaan ToT Tim Pengembang untuk “menyeleksi” instruktur Kab/Kota (IK) di tingkat provinsi oleh LPMP di seluruh Indonesia.

***

Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) sebagai Unit Pelaksana Teknis Pusat (UPTP) dan perpanjangan tangan dari Ditjen Dikdasmen diberikan tugas untuk melaksanakan ToT Tim Pengembang K-13 Kab/Kota di tingkat provinsi. ToT Tim Pengembang K-13 untuk instruktur Kab/Kota (IK) saat ini sedang berlangsung di tingkat provinsi. Peserta ToT Tim Pengembang K-13 bagi IK merupakan guru-guru mata pelajaran (mapel) dan guru kelas dari tingkat pendidikan dasar (SD, SMP) dan pendidikan menengah (SMA/SMK).

Peserta ToT K-13 sedang Mengikuti Acara penutupan (Dok. Pri)
Peserta ToT K-13 sedang Mengikuti Acara penutupan (Dok. Pri)
ToT Tim Pengembang K-13 itu bertujuan untuk “menyeleksi” guru-guru mulai dari Sekolah Dasar (SD), SMP, SMA, dan SMK sesuai mapel yang diampuh. Selanjutnya setelah dinyatakan lulus ToT maka akan bertugas sebagai instruktur Kab/Kota (IK) untuk memberikan pelatihan implementasi K-13 bagi guru sasaran di Kab/Kota masing-masing. Dalam melaksanakan tugas pada Diklat Implementasi K-13 bagi guru sasaran, maka para IK akan didampingi oleh Instruktur Provinsi (IP) dan LPMP.

***

ToT Tim Pengembang K-13 di tingkat provinsi yang dilaksanakan LPMP Sulawesi Selatan (Sulsel) telah berlangsung dua tahap (angkatan). Angkatan pertama telah berlangsung pada awal minggu pertama dan kedua Mei 2016 baik untuk tingkat pendidikan dasar (SD, SMP) maupun tingkat pendidikan menengah (SMA). ToT Tim Pengembang Angkatan kedua juga telah dan sedang berlangsung pada minggu kedua dan ketiga Mei 2016. Sedangkan untuk tingkat SMK dijadwalkan akan berlangsung bulan ketiga dan keempat Mei 2016.

Tahap selanjutnya setelah rangkaian ToT Tim Pengembang K-13 untuk IN, IP dan IK, maka akan dilaksanakan Diklat Implementasi K-13 bagi guru sasaran di Kab/Kota. Pelaksanaan Diklat Implmentasi K-13 bagi Guru Sasaran dijadwalkan akan berlangsung bulan Juni 2016, bertepatan dengan pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan 1437 H.

img-20160517-140847-573d147a0023bdae0eba09b8.jpg
img-20160517-140847-573d147a0023bdae0eba09b8.jpg
Peserta ToT K-13 Kelas Bahasa Lain SMA (Bahasa Mandarin dan Bahasa Arab) sedang Praktik Mengajar (Dok. Pri).
Peserta ToT K-13 Kelas Bahasa Lain SMA (Bahasa Mandarin dan Bahasa Arab) sedang Praktik Mengajar (Dok. Pri).
Diharapkan momentum Ramadhan 1437 H ini dapat memberikan imbas positif bagi para guru untuk dapat mengikuti semua rangkaian kegiatan Diklat nanti dengan penuh antusias. Di samping karena keinginan untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru mengenai implementasi K-13, juga memanfaatkan momentum Ramadhan itu sebagai sarana ibadah untuk mendapat pahala da ridha Alah SWT.

***

Kemarin, Rabu (18/5/16) merupakan hari terakhir pelaksanaan ToT Tim Pengembang K-13 bagi IK tingkat SMA. Ada sesuatu yang menarik ketika acara penutupan kegiatan tersebut. “Sesuatu yang menarik” tersebut ingin saya sampaikan pada artikel kali ini.

Salah seorang peserta ToT Tim Pengembang K-13 tingkat SMA, ketika mewakili peserta lainnya untuk menyampaikan pesan dan kesan mengibaratkan para calon instruktur K-13 ini sebagai “penyampai wahyu”. Dalam perspektif agama penyampai wahyu di sebut Rasul Allah. Karena itu, dalam pandangan peserta itu bahwa ketika sudah ditahbiskan sebagai “Rasul”, maka pada diri mereka sudah melekat kewajiban untuk menyampaikan “kebenaran wahyu” itu kepada guru-guru lainnya di daerah dan di tempat tugasnya masing-masing.

Seorang peserta Praktik Mengajar Bahasa Jepang (Dok. Pri)
Seorang peserta Praktik Mengajar Bahasa Jepang (Dok. Pri)
Wahyu” yang akan disampaikan itu harus benar-benar merupakan sebuah kebenaran, sehingga ketika diterima oleh guru-guru sasaran tidak terjadi mispersepsi, yang pada gilirannya akan mengurangi kesalahan dalam implemetasi K-13 di lapangan (sekolah). “Wahyu” yang diterima selama mengikuti ToT, sudah semestinya disampaikan, didesiminasikan, diimbaskan kepada guru-guru lainnya di daerah dan tempat tugas (sekolah) masing-masing. Dan diharapkan semua peserta yang telah mengikuti ToT Tim Pengembang (IN, IP, IK) harus memiliki “kesadaran profetik”, hal mana harus memiliki sifat-sifat kenabian, sehingga ia dituntut untuk dapat menyampaikan “wahyu” itu secara benar dan bertanggung jawab.

***

Ketika para instruktur K-13 sudah menyampaikan “wahyu” itu secara benar, maka misi Kemdikbud untuk menyempurnakan Kurikulum Pendidikan 2013 dinyatakan berhasil. Tapi, bila sebaliknya, maka permasalahan pendidikan Nasional yang ditandai dengan perubahan rezim maka berubah pula kebijakan (Kurikulum Pendidikan) tidak akan pernah menemui ujung.

img-20160518-080541-573d169fed9273c20e2489d5.jpg
img-20160518-080541-573d169fed9273c20e2489d5.jpg
Peserta ToT sedang Khusyu' Mengerjakan Soal Post Test (Dok. Pri)
Peserta ToT sedang Khusyu' Mengerjakan Soal Post Test (Dok. Pri)
Jangan sampai fenomena ganti rezim ganti (pula) Kurikulum Pendidikan sesuai dengan orientasi politik rezim berkuasa akan terus berlanjut. Jika kondisi tersebut tidak dapat diperbaiki, maka Pendidikan kita tidak akan pernah selesai. Maka permasaahan pendidikan kita juga tidak akan menemukan jalan akhir. Itu berarti “kebenaran wahyu” yang harus disampaikan itu akan terus berputar-putar, tanpa sampai kepada yang harus menerima dan menerapkannya. Pada akhirnya, harapan untuk menumbuhkan pendidikan yang berkualitad dan berkarakter tidak akan pernah terwujud. Maka pertanyaan yang perlu menjadi renungan kita saat ini, adalah Quovadis Pendidikan Indonesia?

Wallahu a’lam bish-shawabi

Makassar, 19 Mei 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun