Masalahnya, apakah Atletico Madrid dapat memanfaatkan dua pengalaman baik itu dan mengubahnya menjadi energi positif di San Siro nanti? Atau malah sebaliknya, hal itu menjadi beban mental tersendiri bagi pemain, sehingga berpengaruh terhadap penampilan mereka di final nanti. Jika itu yang terjadi, maka mereka hanya akan dikenang menjadi tim yang “hampir juara” liga kasta tertinggi LC Eropa, tidak pernah merasakankan nikmatnya nuansa getaran menggenggam trophi juara.
Begitu pula dengan Real Madrid. Tentu saja Real Madrid juga tidak akan tinggal diam, kemudian bersikap pasrah, karena pernah merasakan pil pahit, dua kali menyerah di kaki Antonie Greizmann cs., di liga domestik. Seharusnya dua kali pengalaman buruk yang mereka alami ketika bersua dan dipecundangi Atletico Madrid di La Liga dapat menjadi motivasi tersendiri. Dengan pernah merasakan pahitnya “dipermalukan”, Real Madrid sudah pasti akan bangkit dan pasti dengan berani tampil beda di San Siro nanti.
Hal itu sudah pernah dibuktikan Real Madrid pada derbi pertama di final LC musim 2013-2014. Ketika itu, Ronaldo cs., dapat mengambil pelajaran pernah dipecundangi Atletico Madrid dari kompetisi domestic, kemudian mentranformasinya menjadi energi positif. Ketika saatnya tiba, bertemuu di final LC, derbi pertama, Real Madrid, dapat bangkit dari “keterpurukan” di La Liga, dan berbalik mempecundangi Atletico Madrid. Meski sempat tertinggal satu gol di babak pertama hingga nyaris Atletico Madrdi menjuarai LC Eropa musim 2013-2014, di ektra time, Sergio Ramos dengan sundulannya yang mematikan membuyarkan mimpi Diego Costa cs. Di menit-menit akhir waktu tambahan (extra time).
Real Madrid kemudian mengungguli Atletico Madrid pada dua kali babak tambahan, setelah tertinggal satu gol di babak pertama waktu normal. Mengacu pada pengalaman dan hasil akhir derbi final LC musim 2013-2014, Sergio Ramos cs., sangat mungkin memiliki energi lebih untuk berduel hidup mati, dan sudah pasti akan lebih optimis, berhati-hati, dan pasti Zinedine Zidane sudah belajar banyak pada Carlo Anceloti bagaimana menyusun dan memasang strategi khusus untuk meredam pasukan Diego Simeone dalam pertarungan hidup mati derbi final ulangan di San Siro nanti.
Apapun hasil otak-atik dan prediksi kita saat ini, yang pasti tim mana yang lebih berhak menggenggam trophi LC musim 2015-2016 baru akan ditentukan nanti pada 28 Mei 2016. Yuk, mari kita “menyiapkan” fisik dan mental untuk menyaksikan secara langsung melalui layar TV di rumah masing-masing. Atau berkumpul bareng sambil nonton bersama di warung makan, warung kopi, kafe-kafe, restoran-restoran, dan juga mungkin di lapangan terbuka. Dengan begitu, kita dapat membantu memberdayakan dan meningkatkan pendapatan dan ekonomi usaha kecil menegah (UKM), terutama warkan dan warkop, dan sekaligus kita sendirilah yang akan memastikan tim mana yang terbaik dan keluar sebagai jawara liga kasta tertinggi, LC musim 2015-2016.
Selamat menonton!
Makassar, 5 Mei 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H