Mohon tunggu...
Nurdin Taher
Nurdin Taher Mohon Tunggu... Administrasi - Keberagaman adalah sunnatullah, karena itu pandanglah setiap yang berbeda itu sebagai cermin kebesaran Ilahi. Surel : nurdin.en.te.70@gmail.com0

Lahir dan besar di Lamakera, sebuah kampung pesisir pantai di Pulau Solor, Flores Timur. Menempuh pendidikan dasar (SD) di Lamakera, kemudian melanjutkan ke SMP di Lamahala, juga kampung pesisir serta sempat "bertapa" 3 tahun di SMA Suryamandala Waiwerang Pulau Adonara, Flores Timur. Lantas "minggat" ke Ujung Pandang (Makassar) pada Juli 1989. Sejak "minggat" hingga menyelesaikan pendidikan tinggi, sampai hari ini, sudah lebih dari 30 tahun berdomisili di Makassar. Senantiasa belajar dan berusaha menilai dunia secara rasional dengan tanpa mengabaikan pendekatan rasa, ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Antara Antoine Griezmann, Trio Barca, Ahok, dan Ketua BPK

14 April 2016   17:05 Diperbarui: 14 April 2016   22:02 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Gubernur DKI, BTP alias Ahok dan Ketua BPK, HAA"][/caption]

Oleh : eN-Te

Lag ke-2 babak perempat final Liga Champion (LC) Eropa kembali hadir dinihari tadi (Kamis, 14/4/16). Pada pertemuan kedua tersebut kembali mempertemukan empat tim. Atletico Madrid (Atletico) menjamu Barcelona (Barca) di Stadium Vicente Calderon. Sedangkan laga lainnya mempertemukan dua tim yakni Benfica menjamu Bayern Muenchen (Bayern) di markasnya Stadium Estádio da Luz Portugal.

Sementara pada lag pertama, masing-masing, Barca menjamu Atletico di Camp Nou, markas Barca, dengan kedudukan agregat sementara 2-1 untuk keunggulan Barca. Bayern menjamu Benfica di markas Bayern di Stadium Allianz Arena keunggulan agregat sementara untuk Bayern 1-0.

Pertemuan lag kedua antara Atletico versus Barca dan Benfica versus Bayern berlangsung dinihari tadi (Kamis, 14/4/16). Atletico menjamu Barca di Stadium Vicente Calderon dengan hasil akhir yang mengantarkan Atletico melaju ke babak semifinal dengan agregat 3-2. Sedangkan di pertandingan lain, antara Benfica lawan Bayern dengan kedudukan agregat akhir 3-2 dan mengantarkan Bayern melaju ke semifinal LC Eriopa musim ini.

Antoine Griezmann Vs Trio Barca

Pertandingan antara Atletico versus Barca mempertontonkan sebuah pertarungan yang sangat sengit. Kedua tim berusaha dengan semangat tanpa menyerah dan ingin menahbiskan timnyalah yang paling berhak melangkah ke fase berikutnya.

Dalam pertandingan itu juga terlihat pasukan Diego Simeone berjuang meredam gempuran trio Barca, Luis Suares, Neymar, dan Messi (LNM). Simeone melalui pasukan pertahanan Atletico mampu “mensiasati” trio LNM untuk tidak bergerak secara leluasa di depan gawang. Praktis ketiganya tidak dapat mengkreasikan sebuah kesempatan pun untuk dapat menciptakan gol. Trio Barca ini, seakan frustrasi, seperti diperlihatkan Neymar yang sering bersitegang dengan pemain Atletico. Trio Barca ini (LNM), seakan tidak dapat berkutik dan tidak dapat berbuat banyak untuk membantu timnya lolos ke babak semifinal demi mendekatkan impian mereka merengkus gelar LC Eropa musim ini.

Pertandingan itu juga menghadirkan seorang bintang, yakni Antoine Griezmann. Ia seakan hadir untuk membuktikan diri sebagai “pembeda” antara pasukan Simione dan pasukan Luis Enrique Martínez García, terutama trio Barca, LNM. Griezmann seakan ingin menunjukkan kualitasnya. Dari kaki Griezmann lahir dua gol yang membedakan “kualitasnya” dengan trio Barca, LNM.

Griezmann seakan menjadi mimpi buruk bagi Barca. Pada pertandingan lag kedua dinihari tadi Griezmann seakan menunjukkan kebolehannya sekaligus mengbungkam trio Barca, LNM. Melalui kedua golnya, satu melalui tendangan 12 pas, Griezmann mengantarkan Barca untuk masuk melanjutkan “mimpinya” dan sekaligus menguburkan misi mereka.

Mimpi dan misi serta ambisi di mana Barca ingin meraih trible winner musim ini. Dengan tersingkirnya Barca karena “ulah” Griezmann, maka Barca otomatis terhenti hanya pada babak perempat final LC musim ini. Dengan demikian, impian mereka untuk meraih tiga gelar musim ini sirna sudah. Tinggal dua gelar yang masih mungkin mereka kejar, yakni gelar liga domestik, La Liga, dan Piala Raja (Copa Del Rey) 2016.

Ahok Vs Ketua BPK

Di tengah menanti tontotan atraksi Griezmann versus Trio Barca, LNM, menyeruak pula perseteruan antara Guebrnur DKI, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Ketua BPK Harry Azhar Azis (HAA). Gara-garanya tidak lain dan tidak bukan, ya masalah audit BPK mengenai pembelian lahan RS. Sumber Waras oleh Pemprov DKI.

Audit investigatif BPK terhadap pembelian lahan RS. Sumber Waras atas permintaan KPK belakangan menimbulkan “keramaian”. Keramaian yang berbuntut panjang.

Gegara hasil audit BPK tersebut kemudian membuat Ahok geram. Ahok merasa dirinya sedang menjadi target untuk “dimatikan”. Ahok merasa sedang diincar untuk dikriminalisasi. Melalui pintu hasil audit tersebut kemudian menggiring opini publik bahwa Ahok yang selama ini dipersepsikan sebagai Mr. Clean, tidak lebih dari sebuah bumbung kosong.

Selanjutnya seperti sudah kita saksikan hari-hari ini. Terjadi hiruk pikuk di pelataran atmofsir politik negeri. Publik pun terbelah menjadi dua kelompok besar, yanj pro dan yang kontra terhadap hasil audit tersebut.

Yang pro dengan serta merta memberikan label negatif terhadap proses pengadaan lahan RS. Sumber Waras sebagai sesuatu yang disengaja yang berakibat pada kerugian negara. Bagi kelompok pro audit BPK, Ahok telah melakukan tindakan pidana korupsi (tipikor), karena itu pantas ditersangkakan.

Keinginan kelompok pro audit BPK ini seakan mendapat angin ketika pada Selasa (12/4/16) Ahok memenuhi panggilan KPK untuk diperiksa sebagai saksi. Apalagi proses pemeriksaan itu memakan waktu yang cukup lama, kurang lebih 12 jam. Bagi kelompok yang anti Ahok ini, porsi waktu 12 jam itu bukan merupakan sesuatu yang lazim.

Biasanya menurut kelompok anti Ahok ini, bila KPK merasa masih ingin mendapatkan informasi tambahan dari saksi, maka hal itu dapat dijadwalkan pada pemeriksaan berikutnya bila proses pemeriksaan saksi telah melewati 9 jam. Karena itu, mereka sangat kaget dan sangat terkejut melihat Ahok keluar dari gedung KPK dengan segar bugar setelah menjalani pemeriksaan 12 jam, tanpa memakai rompi orange pula.

Sedangkan yang kontra malah berdiri di seberang dan mengatakan bahwa BPK telah melakukan kesalahan karena menggunakan data yang berbeda dengan yang digunakan Pemprov DKI. Masing-masing bersikukuh dengan pendirian dan sikapnya, bahwa merekalah yang (paling) benar.

Hasil audit BPK menyimpulkan telah terjadi penyimpangan dalam enam tahapan pengadaan lahan, sehingga menimbulkan kerugian negara sekitar Rp. 191 M. Sebuah angka kerugian negara yang tidak kecil. Sementara menanggapi hasil audit tersebut pihak Pemprov yang diwakili Gubernur DKI, Ahok, menyebutkan bahwa proses audit tersebut melanggar prosedur. Juga audit tersebut tidak menggunakan data-data yang valid sebagaimana yang dipakai Pemprov DKI. Referensi aturan hukum yang digunakan pun berbeda.

Satu pihak menggunakan rujukan aturan yang menetapkan proses pengadaan lahan harus melalui lelang bila luasannya mencapai lebih dari 1 hektar, sementara di pihak lain menggunakan rujukan aturan yang mengacu pada penunjukkan langsung bila luasan lahan yang akan dibeli kurang dari 5 hektar.

Begitu pula dengan nilai jual objek pajak (NJOP) lahan RS. Sumber Waras. BPK menggunakan patokan NJOP tahun 2013  berdasarkan Jl. Tomang Utara, sekitar Rp. 7 jutaaan sementara Pemrov DKI menggunakan patokan NJOP tahun 2014 di Jl. Kiyai Tapa, dengan nilai sekitar Rp. 20 jutaan.

Maka kemudian Ahok menuding bahwa telah terjadi rekayasa untuk sebuah target tersembunyi, yakni menjadikan dirinya sebagai tersangka tipikor. Dengan begitu, harapan selanjutnya dapat diraih, yakni Ahok dapat dihentikan sehingga kemungkinan untuk maju mencalonkan diri di Pilgub DKI menjadi tertutup. Dan oarng yang seakan ingin dituding Ahok telah “bermain” dalam hasil audit BPK adalah oknum auditor BPK, dan mungkin juga  Ketua BPK sendiri, yakni HAA.

Menurut Ahok ada oknum BPK  yang telah menggunakan kesempatan audit investigasi untuk kepentingan politik tertentu. Apalagi terbukti kemudian ada Mantan Ketua BPK DKI yang diduga dicopot karena mempunyai konflik kepentingan dalam hal audit terhadap lahan RS. Sumber Waras (lihat di sini).

Diketahui bahwa Mantan Ketua BPK DKI, Efdinal, pernah menawarkan lahan sengketa kepada Pemrov DKI, akan tetapi ditolak oleh Ahok (lihat di sini ).  Lepas dari benar tidak informasi tersebut, fakta menunjukkan bahwa setelah laporan audit BPK DKI tersebut Efdinal kemudian diberhentikan dari Ketua BPK DKI (lihat di sini).

Kembali ke perseteruan Ahok versus Ketua BPK, HAA. Karena tidak mau terus menerus menjadi bulan-bulanan hujatan terkait pembelian lahan RS. Sumber Waras, Ahok seakan ingin “menunjuk” kepada publik siapa sebenarnya HAA. Usai diperiksa oleh KPK Ahok menyorot nama Ketua BPK, HAA yang tercantum dalam Panama papers.  

Ahok kemudian menantang BPK untuk membuktikan bahwa harta kekayaan yang mereka miliki bukan diperoleh dari sumber yang tidak benar dan patuh dalam hal pembayaran pajaknya. “Ahok menantang Harry dan pejabat BPK lain membuktikan harta kekayaannya tidak berasal dari uang yang seharusnya menjadi pajak yang dibayarkan kepada negara” (sumber).

HAA pun bereaksi. Menurut HAA orang-orang yang disebutkan dalam Panama Papers belum tentu bersalah. Bahkan dengan nada tinggi HAA balik bertanya bahwa “apakah Panama Papers itu salah?”  Baginya Panama papers bukan merupakan kerugian negara (sumber).

Lepas dari benar tidaknya dokumen skandal keuangan yang tersebut dalam Panama Papers, telah mendorong beberapa pihak mendesak agar HAA mundur dari jabatannya sebagai Ketua BPK (sumber).

Sebelumnya HAA tidak mengakui memiliki perusahaan yang terdaftar di Panama Papers, yaitu Sheng Yue. Tapi setelah semakin jelas validitas Panama Papers tersebut akhirnya HAA mengakui. Bahkan perusahaan tersebut tidak ikut dilaporkan dalam Laporan Harta Kekayaan penyelenggara Negara (LHKPN).

HAA sudah dianggap “cacat moral”, karena diduga sengaja menyembunyikan harta kekayaannya supaya terhindar dari kewajiban membayar pajak kepada negara. Adalah aneh bila seorang pejabat negara berusaha menyembunyikan harta kekayaannya karena tidak ingin membayar pajak. Padahal melalui pajak yang diterima negara tersebut kemudian digunakan untuk membayar gaji Sang Ketua BPK.

Dengan terungkapnya Panama Papers tersebut akankah berpengaruh terhadap proses hukum yang sedang berjalan di KPK? Bahkan Ahok tak henti-hentinya “menantang” BPK untuk membuka semua rekaman notulensi rapat pemeriksaan. Dalam pandangan Ahok ada sesuatu yang “disembunyikan”  BPK, di mana Keputusan Presiden No 40 Tahun 2014 tidak dicantumkan dalam laporan BPK (sumber). Karena itu untuk menguji kebenaran masalah tersebut harus ditempuh jalur pengadilan. Hakimlah yang memutuskan siapa yang benar dan bersih dalam masalah ini, Ahok atau HAA.

Gayung pun bersambut. HAA menyambut tantangan Ahok tersebut dengan menganjurkan menggugat laporan hasil audit BPK ke pengadilan (sumber). Kita lihat dan tunggu, siapa yang akan keluar sebagai pemenang dari pertarungan ini, dan membuktikan diri mereka sebagai Mr. Clean yang dapat dipercaya (amanah).

Pembuktian

Griezmann telah membuktikan bahwa Atletico bukan hanya sebagai tim “penggembira” dalam persaingan memperebutkan trophi juara LC 2016. Grezmann juga sudah membuktikan kapasitas dan kualitasnya sebagai penyerang top papan atas. Ia sudah mampu menunjukkan kualitas ketika berhadapan dengan Trio Barca, LNM. Melalui pertarungan dinihari tadi, di lag kedua babak perempat final LC musim ini, Griezmann membungkam ambisi besar Blaugrana, sekaligus Trio LNM untuk merengkuh trible winner musim ini.

Dua golnya ke gawang Barca sudah mampu menunjukkan dirinya “lebih berguna” bagi tim daripada Trio Barca. Bahkan dalam satu pertarungan Griezmann sudah mampu “mengalahkan” Trio Barca, LNM, sekaligus.

Bagiamana pula dengan pertarungan Ahok dan Ketua BPK, HAA. Akankah publik dapat menyaksikan tidak hanya sebuah “tontonan”, tapi sekaligus juga memberikan “tuntunan”. Mereka tidak hanya mempertunjukkan ambisi, tapi pada saat yang bersamaan harus mampu menghadirkan “harmoni”.

Semua ini dapat terlaksana dan terwujud bila masing-masing pihak dengan itikad baik bersama-sama memberi warna dalam dinamika perpolitikan dan sosial yang menentramkan dan menyejukkan. Bukan malah menghadirkan aura permusuhan atas motif saling menjatuhkan dan “membunuh” satu sama lain. Jika hal ini dapat berjalan, publik dapat mengambil pelajaran yang sungguh sangat berharga, sebagaimana yang pernah ditunjukkan founding fathers kita terdahulu. Meski mereka berbeda pandangan politik, bahkan kadang terlibat perdebatan ideologis secara tajam, toh nilai persahabatan dan silaturahmi tetap mereka jaga dan pegang teguh.

Wallahu a’lam bish-shawabi

Ya sudah, selamat membaca, …

Makassar, 14  April  2016

Sumber Gbr.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun