Hingga sampai pula panggilan ketiga dilayangkan kepada La Nyalla. Tapi, bukan La Nyalla namanya, kalau tidak punya nyali. Sekali lagi, La Nyalla pun unjuk gigi, kembali mangkir tidak memenuhi panggilan Kejati Jatim.
Pun kita dipaksa harus menerima dengan nalar yang dipaksa sehat mengenai alasan ketidakhadirannya. Seperti dikutip awal tulisan ini, bahwa La Nyalla tidak dapat memenuhi panggilan “ultimatum” (ketiga) itu karena ingin menghormati proses hukum yang sedang berjalan, yakni proses praperadilan. Oleh karena itu, pihak La Nyalla meminta kepada pihak Kejati Jatim juga harus menghormati proses hukum yang sedang berjalan. Tidak perlu bersikap berlebihan, asal main kuasa. Meski mereka pun menyadari bahwa gelagat yang ditunjukkan pihak La Nyalla ini dapat menimbulkan penilaian negatif dari publik. Bisa jadi publik merasa seakan-akan dihipnotis bahwa ia memang punya power yang kuat untuk “bernegosiasi” dengan pihak Kejati Jatim.
Lepas dari semua itu, saya merasa ada sesuatu yang sedang dimainkan oleh La Nyalla. Padahal La Nyalla sangat sadar bahwa bila tidak memenuhi panggilan ketiga, ia akan dijemput paksa (baca ditangkap). Dan semua sudah mahfum, sebelum proses jemput paksa itu dilakukan oleh Kejati Jatim terhadap dirinya, La Nyalla sudah ngacir duluan.
Keberadaannya pun tidak diketahui di mana rimbanya. Kejati Jatim juga belum dapat memastikan posisi terakhir La Nyalla. Hanya informasi samar-samar bahwa La Nyalla sekarang sudah kabur ke luar negeri. Untuk sementara dikatakan La Nyalla sedang ngumpet di Malaysia.
La Nyalla yang sejak awal berusaha unjuk gigi untuk melawan Kejati, dengan menuding penetapan statusnya sebagai tersangka karena “intervensi” pihak lain terkait masalah PSSI, kemudian berusaha menemukan keadilan melalui jalur praperadilan, sampai harus mengerahkan "pasukan bayaran" untuk menyerang rumah dinas Kajati Jatim, ternyata terbukti kemudian La Nyalla tak punya nya(l)li. Nyalinya cuma seupil, seharusnya ia berani datang menemui Tim Penyidik Kejati Jatim untuk diperiksa sekaligus mengklarifikasi dan mengkonfirmasi bahwa semua tuduhan terhadapnya itu salah sasaran. Bukan malah harus lari sembunyi ke luar negeri. Ini kembali membuktikan bahwa La Nyalla (memang) tak punya nya(l)li. Hehehehe
Wallahu a’lam bish-shawabi
Ya sudah, selamat membaca, …
Makassar, 30 Maret 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H