Mohon tunggu...
Nurdin Taher
Nurdin Taher Mohon Tunggu... Administrasi - Keberagaman adalah sunnatullah, karena itu pandanglah setiap yang berbeda itu sebagai cermin kebesaran Ilahi. Surel : nurdin.en.te.70@gmail.com0

Lahir dan besar di Lamakera, sebuah kampung pesisir pantai di Pulau Solor, Flores Timur. Menempuh pendidikan dasar (SD) di Lamakera, kemudian melanjutkan ke SMP di Lamahala, juga kampung pesisir serta sempat "bertapa" 3 tahun di SMA Suryamandala Waiwerang Pulau Adonara, Flores Timur. Lantas "minggat" ke Ujung Pandang (Makassar) pada Juli 1989. Sejak "minggat" hingga menyelesaikan pendidikan tinggi, sampai hari ini, sudah lebih dari 30 tahun berdomisili di Makassar. Senantiasa belajar dan berusaha menilai dunia secara rasional dengan tanpa mengabaikan pendekatan rasa, ...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rupa-rupa Menarik Simpati Ala Cagub DKI

29 Maret 2016   15:13 Diperbarui: 30 Maret 2016   07:40 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di samping itu, Adault juga saat ini menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka Indonesia. Sebelum menjadi Menetri, Adault banyak berkiprah pada kegiatan sosial dan keagamaan, serta aktif di ormas kepemudaan, hingga mencapai puncak karier sebagai Ketua KNPI Pusat. Dari posisi inilah yang kemudian mengantarkan Adault dilirik oleh SBY dan dipercaya untuk memimpin Kemenpora RI.

Berbekal  berbagai predikat tersebut kemudian Adault, menurut pengakuannya “diminta” agar mau maju mencalonkan diri dalam kontestasi Pilkada DKI 2017. Setelah merasa yakin, ia pun menerima permintaan itu dan menyatakan bersedia maju memperebutkan DKI 1. Menurutnya pula, bahwa pendukungnya memintanya maju karena merasa Gubernur yang sekarang tidak pantas memimpin Jakarta, yang mayoritas penduduknya beragama Islam (muslim). Maka sejak “mendeklarasikan” diri untuk maju menjadi balon DKI 1, Adhyaksa Dault pun mulai membuka “lapak” untuk kampanye. Setiap ada kesempatan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk memperkenalkan diri, berkapanye mencari dukungan.

Begitu pula dengan kesempatan memanfaatkan CFD.   Adault juga memanfaatkan CFD itu dengan berolahraga jalan pagi. Layaknya seorang balon DKI 1, maka setiap pergerakan Adault dalam momentum suksesi DKI 1 akan selalu diikuti, sperti halnya di CFD. Di samping berolaraga bersama rekan-rekannya, kelihatan dalam rombongannya ikut pula para pendukung, dan “simpatisannya”. Maka tak heran kehadiran Adault dimanfaatkan oleh warga yang juga memanfaatkan CFD itu dengan mengajaknya berfoto bersama sambil berselfi-ria. Maklum Adault dikenal sebagai salah seorang publik figure karena pernah menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga di era SBY. Apalagi sekarang sedang berusaha untuk menuju  DKI 1. Wajar sebagai mantan menteri dan balon DKI 1 maka banyak pula orang yang menginginkan bisa berdekat-dekatan dengan beliau, apalagi dapat berfoto bersama.

[caption caption="Berselfi-ria bersama Warga di CFD. Ini juga kampanye?"]

[/caption]

Rupanya momentum tersebut juga tidak disia-siakan Adault. Dengan “berlindung” di balik kegiatan memanfaatkan CFD, sambil berolahraga pagi, dengan berjalan santai bersama rombongannya, Adault pun tak ketinggalan berkampanye mencari dukungan. Salah satu bentuk kampanye itu, ketika diwawancara, Adault pun berceloteh dengan nada menuding meminta kepada calon kontestan DKI 1, calon incumbent, Ahok, agar tidak melakukan kampenye (politik) di CFD (sumber).

Pernyataan Adault yang sejatinya hanya bermaksud mengingatkan Ahok, malah secara tersirat terbaca pula oleh publik ia sedang memanfaatkan panggung CFD mencari simpati. Sayang cara Adault untuk mendapatkan simpati dan dukungan itu dilakukan dengan cara menuding tanpa bukti. Hanya karena bermodalkan ada warga yang memakai kostum bertuliskan dukungan kepada Ahok yang meminta berfoto bersamanya, ia pun menuduh Ahok tidak fair dalam melakukan kampanye. Padahal tidak semua orang atau warga ibukota yang memakai kostum bertuliskan, “KTP Gue Untuk Ahok” pada hari itu, otomatis adalah tim sukses atau orang-orang yang berasal dari relawan Teman Ahok (TA). Dan memang pada hari itu, sebagaimana disebutkan oleh beberapa media, bahwa pada ajang CFD tidak ada terlihat komunitas TA sedang melaksanakan kegiatan di BHI.

Sandiaga Uno

Lainnya halnya dengan pengusaha Sandiaga Uno (SU). Ia dikenal sebagai salah seorang pengusaha muda yang sukses. Tercatat SU dikenal sebagai salah seorang CEO pada beberapa perusahaan ternama seperti PT. Adaro dan PT. Recapital Advisors (sumber).

Dengan profil mentereng seperti itu, tak salah langkah bila SU merasa yakin dan percaya diri maju berlaga di Pilkada DKI 2017. Sandiaga Uno yakin bahwa publik dan warga ibukota tidak akan salah memilih bila ia dipercaya memimpin Jakarta. Meski ia sadar bahwa problematika dalam pengelolaan perusahaan tidak sama dan sebanding dengan mengelola manajemen pemerintahan, apalagi model Jakarta, yang sungguh sangat kompleks.

Terlepas dari itu, SU sudah mantap dan merasa yakin maju berlaga untuk memperebutkan DKI 1. Untuk mewujudkan ambisinya menjadi Jakarta 1, SU pun melakukan safari politik. Mendatangi pasar-pasar bertemu dengan pedagang, beranjang sana ke pimpinan partai, bersilaturahmi dengan tokoh masyarakat dan pemuka agama. Pokoknya semua kesempatan yang dapat digunakan untuk memperkenalkan diri, dimanfaatkan sebaik-baiknya. Termasuk pada CFD lalu (Ahad, 27/3/2016).

[caption caption="Pungut Sampah demi DKI 1"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun