Mohon tunggu...
Nurdin Taher
Nurdin Taher Mohon Tunggu... Administrasi - Keberagaman adalah sunnatullah, karena itu pandanglah setiap yang berbeda itu sebagai cermin kebesaran Ilahi. Surel : nurdin.en.te.70@gmail.com0

Lahir dan besar di Lamakera, sebuah kampung pesisir pantai di Pulau Solor, Flores Timur. Menempuh pendidikan dasar (SD) di Lamakera, kemudian melanjutkan ke SMP di Lamahala, juga kampung pesisir serta sempat "bertapa" 3 tahun di SMA Suryamandala Waiwerang Pulau Adonara, Flores Timur. Lantas "minggat" ke Ujung Pandang (Makassar) pada Juli 1989. Sejak "minggat" hingga menyelesaikan pendidikan tinggi, sampai hari ini, sudah lebih dari 30 tahun berdomisili di Makassar. Senantiasa belajar dan berusaha menilai dunia secara rasional dengan tanpa mengabaikan pendekatan rasa, ...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengembalikan “Nyawa” Pendidikan dengan Hypnoteaching

10 September 2015   08:44 Diperbarui: 10 September 2015   09:09 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut promovendus, bahwa dengan memberikan kata-kata sugesti berupa kata-kata positif, memberikan pujian, dan menekankan niat dan motivasi, serta berusaha menyamakan posisi dan gerak tubuh, dan mengarahkan peserta melakukan sesuatu sangat membantu menghilangkan perasaan “tak mampu”, sekaligus dapat meningkatkan “kepercayaan diri” dan terampil menulis publikasi ilmiah. Hal itu dibuktikan dengan melakukan tes dengan menggunakan instrument penelitian, di mana hasil pretest dan posttest menunjukkan terjadi peningkatan.

Hasil penelitian ini menjadi urgen bagi guru-guru yang sedang menjabat sebagai guru madya dengan golongan/pangkat IV/a. Mengingat bagi kelompok guru pada pangkat/golongan/jabatan ini mengalami “kesulitan” dalam menulis publikasi ilmiah sebagai syarat kenaikan pangkat/golongan satu tingkat di atasnya (IV/a  ke atas). Hasil penelitian ini dapat menjadi pedoman yang sangat berharga bagi kelompok guru pada pangkat/golongan/jabatan IV/a ke atas agar terbantu menulis publikasi ilmiah. Dan metode hypnoteaching sangat membantu guru-guru kelompok pangkat/golongan/jabatan IV/a ke atas memiliki keterampilan menulis publikasi ilmiah sebagai syarat pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB).

Penelitian ini dilatari oleh sebuah fakta bahwa masih banyak guru kelompok pangkat/golongan/jabatan IV/a ke atas yang masih belum terampil dalam menulis publikasi ilmiah. Masalah ini membuat mereka terhambat untuk meningkatkan jenjang kepangkatannya satu tingkat di atasnya. Celakanya, guru-guru dengan jenjang kepangkatan IV/a lebih banyak mendapat sugesti negative berupa pernyataan atau kata-kata yang skpetis dan bersifat pesimsistis. Hal itu semakin membuat perasaan “tidak berdaya” untuk memulai menulis publikasi ilmiah.

Padahal populasi jenjang kepangkatan IV/a ke atas ini cukup besar. Secara matematis ekonomis, Direktur PPs UNM sbegai ketua Sidang pada ujian promosi tersebut, mensimulasikan bahwa bila guru-guru dengan jenjang kepangkatan IV/a ke atas ini sekitar 150.000 orang di Sulawesi Selatan, dan bila kenaikan pangkat satu tingkat di atasnya berpengaruh pada kenaikan gaji pokok sebesar Rp. 100.000,- berarti total dana semuanya 15 milyar rupiah, maka hal itu sangat berpengaruh pada pergerakan ekonomi. Sebuah angka yang sangat besar untuk dapat mendorong roda pergerakan ekonomi suatu daerah. Jadi secara tidak langsung hasil penelitian ini berdampak pada peningkatan pergerakkan ekonomi suatu daerah.

Manfaat dan Penerapan Hypnoteaching di dalam Kelas

Pada hakekatnya hypnoteaching berbeda dengan hypnoteraphy dan hipnosis. Hypnoteaching menekankan pada kesadaran siswa dengan menciptakan kondisi yang rileks, sehingga siswa merasa tidak tertekan (secara mental psikologis). Dengan kondisi rileks secara mental psikologis maka akan memudahkan siswa mencerna pelajaran yang sedang diajarkan atau disampaikan oleh gurunya. Karena selama proses pembelajaran seorang guru yang menerapkan metode hypnoteaching harus memperhatikan secara seksama keadaan fisik, apalagi mental psikologis siswa-siswanya. Siswa-siswa yang  masih merasa kondisi psikologisnya kurang menguntungkan, sehingga pikiran mereka terbelah, tidak lagi fokus pada pelajaran yang akan diajarkan oleh guru akan kurang memberikan dampak positif bagi hasil pembelajaran mereka. Dalam kondisi seperti itu, maka seorang guru harus dapat mengembalikan suasana kelas yang memungkinkan siswa kembali memusatkan perhatiannya pada materi pelajaran yang akan disampaikan. Dan salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk menciptakan perasaan tenang dan rileks itu adalah dengan menerapkan metode hypnoteaching.

Penerapan hypnoteaching untuk menciptakan suasana kondusif, tenang dan rileks,  sehingga siswa-siswa (peserta didik) dapat memusatkan perhatiannya pada pelajaran yang akan dipelajari. Guru bertindak sebagai “fasilitator” dapat membantu siswa menemukan suasana rileks dan tenang serta menyenangkan (hati), dengan melakukan trik-trik tertentu. Salah satunya adalah dengan trik lirikan mata. Trik lirikan mata dapat meningkatkan konsentrasi (pemusatan perhatian) siswa. Untuk menerapkan trik lirikan mata tersebut, guru dapat memandu siswa melakukan hal-hal seperti berikut : 1) minta siswa untuk menutup mata, 2) saat mata dalam keadaan tertutup, lanjutkan dengan meminta mereka untuk melirikkan mata ke atas, 3) katakan kepada siswa untuk memfokuskan pikiran, dan 5) lakukan kurang lebih selama 5 menit (sumber).

Hal itu bertujuan untuk membangkitkan motivasi dalam diri setiap siswa. Guru harus menyadari bahwa penyebab siswa kurang dapat (segera) memahami apa yang disampaikan atau diajarkan, karena pikiran siswa sedang terpecah atau tidak fokus. Di sinilah penggunaan cara mengajar dengan metode hypnoteaching. Yaitu, dengan merilekskan pikiran siswa agar pengetahuan yang diperoleh bisa dipahami dengan baik. “Dengan menguasai hypnoteaching, maka para guru dan pendidik akan memahami pola kerja pikiran yang sebenarnya. Hypnoteaching murni bermain dalam tataran eksplorasi alam pikiran saja, tidak ada unsur-unsur magis.
Metode hypnoteaching baik diterapkan dalam pendidikan, karena dapat membuat siswa lebih termotivasi dan senang dengan pelajaran. Siswa dapat mengingat pelajaran dan berkembang sesuai dengan bakat dan minatnya (sumber).

Jika hypnoteaching dapat berpengaruh positif terhadap keterampilan menulis publikasi ilmiah bagi guru, khususnya guru dengan jenjang kepangkatan IV/a ke atas, sehingga dapat mendorong peningkatan pergerakkan perekonomian suatu daerah, apatah lagi bila metode yang sama diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Investasi social ekonomi  akan sangat menguntungkan dalam jangka panjang dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang terampil dan kompetitif. Jika semua ini dapat berjalan dengan baik maka “nyawa” pendidikan yang sempat mati akan kembali mampu menginspirasi dan menggerakkan. Oleh karena itu, metode hypnoteaching ini menjadi sebuah keniscayaan dan sangat relevan untuk mengembangkan konsep pendidikan yang menginspirasi dan menggerakkan sebagaimana digagas Mendikbud, Anies Baswedan.

Ya sudah, selamat membaca!

Wallahu a’lam bish-shawabi

Makassar, 10  September  2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun