Mohon tunggu...
emnis wati
emnis wati Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Seorang guru dari SDN 012 Surya Indah di Kecamatan Pangkalan kuras. Sekarang pindah ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Pengawas sekolah Dasar di Kabupaten Pelalawan. Saat ini tengah menekuni belajar menulis cerpen. Motto: Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Suatu Keajaiban Bisa Sembuh dari Penyakit Leukimia

2 September 2022   14:26 Diperbarui: 2 September 2022   14:34 1486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepalaku  tiba-tiba terasa sakit. Tak pernah terbayangkan dalam pikiranku Hasna akan menderita penyakit leukimia separah itu. Aku tidak  sanggup kehilangannya. Lidahku terasa kelu, tidak bisa bicara apa pun lagi. Putriku menderita leukimia stadium 3. Hidupnya  mungkin akan berakhir karena penyakit ini.

Aku hanya bisa beristigfar, tidak boleh putus asa dan harus berbaik sangka kepada Allah. Aku berusaha meyakinkan diri. Doa ibu untuk anaknya sangat mustajab. Semoga Allah mendengar dan mengabulkan semua doaku.

Aku susah payah menahan air mata, akhirnya menetes juga bagai  rinai hujan. Hasna ikut menangis melihatku. Aku cepat-cepat  memeluk sambil mengelus-elus kepalanya seraya membaca surah AlFatihah.

Setelah semua urusan di rumah sakit selesai, kami bergegas untuk pulang karena sudah senja. Saat menuju parkir mobil, terdengar suara azan Magrib berkumandang. Kami memutuskan untuk pergi ke  musala di area rumah sakit itu.

Air wudu terasa menyegarkan tubuhku yang tadinya terasa panas. Singgah di rumah Allah memberikan rasa tenang padaku. Aku berdoa semoga Allah memberikan keajaiban pada putriku, tidak lupa bersedekah yang diniatkan khusus untuk kesembuhannya.

Hasna hanya duduk diam di sampingku. Sebagai anak yang baru berumur 5 tahun, ia sama sekali tidak mengerti dengan apa itu leukimia. Aku kasihan melihatnya, biasanya diajak pergi ke mana saja tidak bisa diam. Tiba-tiba aku berucap, "Putri Ibu pasti sembuh."  Hasna tersenyum padaku, menyiratkan sebuah harapan yang membuat hatiku agak tenang.

Aku mengajak Hasna pulang. Ketika menuju pintu keluar, seorang nenek menegurku. "Kenapa anakmu?"  Aku menceritakan semua keadaan putriku kepada nenek itu.

"Belilah air zamzam di Toko Rohani di depan situ. Minumkan tiga kali sehari, sebelum diminumkan baca selawat dan niatkan untuk menghilangkan penyakit, minumnya gunakan tangan kanan, ya," pesan nenek itu padaku.

Aku hanya mengangguk sambil memegang tangan putriku. Baru mau mengucapkan terima kasih, nenek itu sudah menghilang entah ke mana. Aku jadi merinding, berusaha berpikir positif, semoga ini pertanda baik.

Dua minggu waktu yang diberikan Dokter Kiki. Aku harus manfaatkan kesempatan  itu sebaik mungkin bersama putriku.  Apa pun akan kulakukan termasuk izin kerja, supaya bisa maksimal merawatnya. Aku tidak boleh terlihat sedih dan lemah di hadapannya. Berusaha  tegar  dan terus berdoa dengan harapan ada  mukjizat dari Allah. Semoga Hasna diberikan kekuatan untuk bisa melawan segala penyakit yang ada dalam tubuhnya.

Mulai hari itu aku rutin melaksanakan salat Hajat dan salat Tahajud. Di sepertiga malam, aku  hanya mengisi malamku dengan lafaz-lafaz zikir memohon kesembuhan putriku. Dalam sujud aku memohon keajaiban-Nya. Aku juga melaksanakan pesan nenek yang bertemu kami di pintu keluar musala. Aku yakin akan kuasa Allah Yang Mahabaik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun