"Saya ada mainan baru ...."
Si anak masuk rumah, bertanya, "Aku ada apa?"
Saya lagi di kamar, malas menanggapinya.
"Saya ada sepeda baru ...."
Pamer masih berlanjut. Kedengaran sampe di dalam.
Si anak tampak tersudut, dia lantas menuju bapaknya yang gemes karena dari tadi bolak-balik buang tai kucing. Rumah kalau terbuka sedikit saja, kucing pada masuk ke dalam dan meninggalkan tai di mana-mana. Tak memelihara kucing, tapi tainya selalu ada.
"Bilang gini sama dia," kata bapaknya mengajari anaknya. "Saya ada tai kucing, kamu tidak punya ...."
Langsung temannya berlari pulang. Si anak keheranan temannya sudah menghilang begitu saja.
Tak terbayangkan, apa yang akan dikatakan dia pada ibunya sesampai dirumah. Tukang pamer sudah pergi. Si anak sudah tenang. Ternyata tai kucing mampu menghentikan si tukang pamer. Saya sampai sakit perut menahan tawa. Tingkah laku mereka menjadi hiburan seketika.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H