Â
- Siapkan Kaki!
Untuk mencapai Pulau Giliyang dari kota Pamekasan tercinta, pertama-tama harus ke Sumenep dahulu. Lalu ke pelabuhan di Dungkek, dan menyebarang dengan kapal kecil atau perahu.
Kami pun sepakat berkumpul di Stadion jam 06.00 pagi. Lalu berangkat dengan mobil sewaan (di Pamekasan mobil ini disebut Bus Mini). Perjalanan menuju kota Sumenep memakan waktu sekitar satu jam saja. Dekat, kan?
(kalau menggunakan angkot atau bus, siapkan sekitar 10 ribu untuk Terminal Lama Pamekasan-Terminal Sumenep. Lalu oper angkot---sejenis colt atau carry---sekitar 15 ribu untuk Sumenep-Pelabuhan Dungkek)
[caption caption="GiliyangTrip"]
Sang sopir pun menurunkan kami semua di pelabuhan kecil. Dan saya langsung merasa aneh, kok nggak berasa akitivitas yang biasa ditemui di sebuah pelabuhan? Memang ada beberapa kapal tertambat. Tapi tetap saja, terlalu sepi.
Baru kemudian, setelah sang ketua MTMA Pamekasan yang bernama Muhammad Iqbal menelpon kenalannya tentang perahu yang akan membawa kami menyeberang… ternyata, kami berada di pelabuhan yang salah. Hahaha…!
Padahal kebanyakan dari kami sudah eksis foto-foto. Termasuk saya :P
Jadi, kami harus segera pindah ke pelabuhan yang benar. Tepatnya ada di seberang. Pelabuhan itu terlihat dari tempat kami di pelabuhan yang salah ini. Sedang mobil sewaan sudah dadah bye bye meninggalkan kami. Jadi, yuk jalan kaki!
Rupanya, jalan kaki menuju pelabuhan tempat kapal yang akan menyeberangkan kami ini menjadi pemanasan. Ya, selama berada di Pulau Giliyang, kami selalu berjalan kaki. Dari tempat pertama menginjakkan kaki di pulau, lalu menuju rumah Kepala Desa untuk ijin camping, hingga mengunjungi tempat wisatanya.
[caption caption="Jalan kaki"]