Mohon tunggu...
Muh. Musa Qadarsyah
Muh. Musa Qadarsyah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Kang Cover Amatiran

penulis | suka mencoba hal baru | suka jalan-jalan I @emmus_syah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

GILIYANGTRIP: Nge-trip bareng My Trip My Adventure Pamekasan

2 Januari 2016   11:39 Diperbarui: 2 Januari 2016   12:30 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Ikan hasil mancing si Yudi"]

[/caption]

Perjalanan Malam

Kisah ini baru saya dengar ketika saya bangun jam 4 pagi. Rupanya setelah mancing, Anam, Mas Ari, Yudi, Ilham, dan entah siapa lagi, meninggalkan tenda untuk mencari ikan buat dibakar. Membali dari warga sekitar. Rupanya ada insiden menegangkan dalam perjalanan malam itu hingga mereka berhamburan kabur di area kuburan itu, meninggalkan Yudi paling belakang. Padahal ini anak masih saja cuma mengenakan sarung doang. Kebayang kan?

 

  1. Atraksi Penghuni Lautan

Ongkos naik kapal atau perahu motor ini cukup murah loh. Ketika berangkat dari pelabuhan Dungkek, per orang tarifnya cuma 10 ribu rupiah saja. Waktu itu sekitar jam 9 pagi. Ketika berangkat ini, saya memilih duduk di bagian belakang karena ada atap yang melindungi dari sengatan panasnya matahari.

[caption caption="Kapal Pak Anjal"]

[/caption]

Pengalaman serunya adalah ketika 30 menit kemudian perahu motor sampai di Pulau Giliyang. Karena perahu ini nggak bisa merapat di bibir pantai. Ada banyak terumbu karang. Jadi, para penumpang akan dibawa dengan sebuah sampan (katanya, sebelum ada sampan itu, penumpang akan digendong!) yang akan didorong. Gila! Sampan itu berboyang-goyang dan bocor pula. Terus kita disuruh jangan banyak bergerak. Padahal jantung ini sudah dag dig dug serasa mau lompat!

[caption caption="Sensasi naik sampan bergoyang dan bocor!"]

[/caption]

Pas perjalanan pulang. Tarifnya beda. Yaitu 15 ribu. Beda dikit kok. Dan, untuk mencapai perahu motor kembali harus menaiki sampan lagi. Tapi, kali ini di perahu motor saya pilih duduk di bagian depan. Sudah siap dengan kaos lengan panjang (warna hitam!). Walau kepanasan, tapi nggak nyesel. Karena sepanjang perjalanan saya mendapat suguhan atraksi keren dari para penghuni lautan. Ada atraksi dari ikan terbang! Dulu, saya pikir, ikan terbang itu akan benar-benar terbang cukup jauh di permukaan laut. Ternyata nggak begitu yang saya saksikan langsung. Ikan-ikan itu melompat-lompat di permukaan laut dengan lurus. Seperti saat kau melempat batu pipih ke permukaan air yang akan memantul beberapa kali. Nah, begitulah atraksi ikan terbang itu. Bedanya, ikan-ikan ini dalam posisi berdiri dan melompat memantul-mantul di permukaan laut berulang kali dan berkali-kali sebelum akhirnya tenggelam lagi. Kereeeen!

Nah, ikan terbang itu beratraksi berulang kali persis di bagian depan perahu motor tempat saya berdiri. Mungkin, mereka pikir, mereka itu lumba-lumba ya! J

Selain ikan terbang, saya juga beruntung melihat punggung seekor penyu. Dia meninggalan bekas gelombang yang cukup besar. Lalu, ada ubur-ubur berwarna merah. Semoga saya nggak salah mengenali. Hehehe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun