Mohon tunggu...
Mahesta Riyadi Putranto
Mahesta Riyadi Putranto Mohon Tunggu... Programmer - Student at Universitas Teknologi Digital Indonesia

Someone who is obsessed with algorithms and programming.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menciptakan Kebahagiaan dan Meningkatkannya dengan Filosofi Tiongkok Kuno Ini

1 April 2024   12:30 Diperbarui: 1 April 2024   12:34 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tetapi jika kita melihat dari definisi wu-wei sendiri, kita akan menemukan bahwa tidak ada satupun definisi yang konkret mengenai hal tersebut. Beberapa orang menerjemahkan Wu-Wie sebagai non-aksi, tidak melakukan apapun. Sementara yang lain mendefinisikannya sebagai tanpa tindakan dan campur tangan, usaha tanpa berusaha, atau tindakan tanpa usaha.  

Selain itu, Kita mungkin akan menemukan bahwa Taoisme memiliki beberapa lapisan, jika kita berkeinginan mendalami hal tersebut. Mengenai bagaimana Wu-Wei dapat meningkatkan hubungan kita dengan semesta. Dan bagaimana filosofi kuno Wu-Wei “membiarkan segala hal terjadi” tidak lantas membuat kita menjadi seseorang yang pasif dan apatis, hal ini sebenarnya akan meningkatkan kesadaran mengenai bagaimana kita harus mengambil tindakan, yang akan mengarah pada hasil yang lebih baik. 

Makna Dari Ajaran Filosofis Wu-Wei

Berbicara mengenai Wu-Wei, intrepertasi yang paling umum adalah menyelaraskan tindakan kita dengan alam, dan tidak memaksakan apapun, serta bertindak hanya jika diperlukan. Lao Tzu mengatakan bahwa memaksakan sesuatu hanya akan mengarah pada masalah yang tersembunyi. Ia tidak menggunakan istilah paksaan, tetapi lebih kepada memaksa aliran alam, menurutnya alam memiliki jalannya sendiri.

Alam selalu bekerja di balik-balik layar, yang terletak pada akar dari keberadaan manusia dan terus menerus menghasilkan dan menciptakan kembali apa yang disebut Taois sebagai 10.000 hal: segala sesuatu yang berada di bawah langit dan diluarnya.

Namun, terlepas dari gerakan dan daya dorong serta energi semesta yang sangat besar. Masyarakat saat ini, terlalu mementingkan usaha dan kerja keras diatas segalanya. Kita merayakan usaha, terlepas dari efektivitasnya, dan selalu berusaha untuk sibuk agar terlihat sibuk. Analogi ini mirip dengan, kita mendorong batu menanjak hanya untuk terlihat mendorong.

Berusaha merupakan satu hal tetapi berusaha dan bertindak dengan cerdas merupakan hal yang dibutuhkan. Tak bisa pungkiri, terkadang berusaha dengan keras merupakan hal yang penting, dan tentunya usaha juga dibutuhkan, tetapi pada beberapa peristiwa itu tidak diperlukan. Karena terkadang, hal tersebut bergantung pada alur permainan, pada kartu yang kita miliki dan apakah saat ini giliran kita atau tidak. Bertindak tidak sesuai giliran berarti bergerak melawan arus permainan.

Sekilas filosofi Wu-Wei mungkin seperti ajaran Stoikisme dari Yunani Kuno. Stoikisme secara garis besar lebih menekankan pentingnya mengontrol secara total apa yang dapat kita kontrol dan melepaskan yang tidak. Ajaran Stoikisme lebih menekankan pentingnya menciptakan kebahagiaan dalam diri dari pada menggantungkan kebahagian kita dari faktor-faktor eksternal.

Generate by AI
Generate by AI

Belajar Menerapkan Filosofi Wu-Wei Dalam Kehidupan

Kita sering kali memaksakan kehendak kita terhadap sesuatu, terkadang hal ini hanya akan mengarahkan kita pada kerusakan jangka panjang. Terkadang mendorong keberuntungan yang kita miliki diluar kehendak alam semesta hanya akan menjadi kendala dan bumerang. Di sisi lain, situasi atau kondisi yang terjadi seringkali menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa campur tangan dan desakan kita. Dengan membiarkan sesuatu terjadi, hal tersebut akan terselesaikan dengan sendirinya.

Jika kita bertindak sesuai dengan kehendak semesta, maka segala sesuatunya akan berjalan dengan lancar. Misalnya tugas petani diawal paragraf,  adalah menanam benih, tugas benih yaitu tumbuh menjadi tanaman, dan tugas petani selanjutnya adalah memanen hasil dari tanaman tersebut ketika sudah waktunya. Seperti itulah cara semesta bekerja dengan optimal.

Lao Tzu selalu percaya bahwa dunia tidak dapat diperintah, atau kita tidak akan bisa menaruh kontrol kita diatas alam semesta, karena dunialah yang memerintah dirinya. Hal tersebut diluar dari kuasa kita, dan jika kita berusaha untuk menguasainya, maka hanya akan membawa kehancuran untuk kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun