(Kompak ya? Kita di Pulau Padar dengan seragam alumni SMA saya)
Kami tiba di Bandar Udara Komodo jelang tengah hari itu. Bandara nya tidak begitu besar, tapi rasanya ada yang berbeda saat menapak di sana. Mungkin karena bayangan photo-photo kece di Instagram itulah pemicu nya. Termasuk karena keinginan saya dari dulu menjejakkan kaki di Indonesia Timur.
Iya, ini juga menyangkut kebanggaan akan kepemilikan bumi Indonesia. Siapa yang nggak ingin menyaksikan sendiri keindahan Pulau Padar dari puncaknya? Siapa yang nggak penasaran melihat hewan langka Komodo, yang sampai-sampai UNESCO turut melindungi nya? Siapa yang nggak ingin snorkeling melihat keindahan bawah lautnya? Rasanya benar-benar sudah nggak sabar untuk segera memulai perjalanan.
Kami menunggu jemputan dari hotel, seperti kesepakatan dengan Bintang Flores Hotel, tempat di mana kami akan menginap. Beruntung sekali karena pihak hotel memberi kemudahan ini. Jadi, setiap kita mau ke mana, kita bisa minta diantar atau dijemput dengan hanya 50 Ribu Rupiah sekali pemakaian mobil. Oh ya, sebelumnya, kami sudah mencari tau penyewaan mobil di sana, adalah 800 Ribu per hari, berikut bahan bakar dan supir. Dengan antar jemput hotel ini, rasanya lebih memudahkan saja untuk kami, karena kami nggak banyak menggunakan mobil selama di sana.
Lalu kenapa judulnya menjelajah Labuan Bajo dalam satu hari saja?Â
Ceritanya, kami tidak mengambil open trip seperti tour yang popular di sana. Semisal, tour 3D2N (3 days, 2 nights) adalah yang minimal ditawarkan, dimana kita akan menginap di kapal kayu. Saya sudah bisa bayangkan, betapa seru nya berpetualang dengan open trip seperti ini, hanya, sayangnya Bang Steph tidak mau, dia takut. Haha.
Jadi, iya, kami sewa per hari saja speedboat nya. Artinya, kita tiap hari berangkat pagi pulang sore. Bisa Koq. Dan ini adalah highlight perjalanan kami di hari kedua di sana. Kami tiga hari di Labuan Bajo. Dan hari kedua itu, kami mengusakan membuat perjalanan yang cocok dijadikan trip sehari.
Tidak Sah ke Labuan Bajo kalau tidak ke Pulau Padar
Pukul 07:00 pagi kami sudah diantar ke pelabuhan Labuan Bajo untuk kemudian berangkat menuju Pulau Padar. Masih subuh untuk ukuran yang ingin bersantai atau berwisata. Tapi memang demikianlah adanya, kalau ingin naik ke Pulau Padar, dianjurkan sesubuh mungkin karena panas terik nya terasa akan mencubit jika hari sudah lebih siang. Jangan lupa bawa minum, pake sunblock dan pakai sepatu trekking.
Karena bang Steph nggak mau mengambil paket open trip, kami memutuskan naik speedboat seperti yang saya sudah sebutkan sebelumnya. Dengan sewa speedboat 7 juta rupiah per hari, akhirnya kami bisa berkesempatan mengunjungi Pulau Padar, Pulau Komodo serta Pink Beach dalam satu hari.
Koq mahal banget?
Kami ke sana tepat saat Lebaran. Semua mahal. Hotel, tiket pesawat dan penyewaan seperti ini menjadi lebih mahal. Masih untung dapat. Lah, iya...
Daripada cuma jadi khayalan perihal indahnya bumi Flores itu, bang Steph akhirnya memang menyetujui. Entahlah. Yang pasti, saya sempat agak menggerutu juga kenapa harus diambil paket ini. Maklum emak-emak, kalkulatornya jalan terus. Dan sebenarnya lagi, kalau tournya bareng-bareng akan lebih murah. Karena speedboatnya muat buat berenam. Ya, gitu.
(Speedboat yang kami pakai menunggu)
Sekitar 1 jam 45 menit perjalanan dari Pelabuhan Labuhan Bajo, kami sudah tiba di Pulau Padar. Kami mengikuti arus pengunjung menuju Puncak Pulau Padar, untuk melihat 3 teluk yang cantik dan menawan itu. Beruntung cuaca bagus, walau Panas, tapi kunjungan jadi maksimal. Sensasi berdiri di puncak Pulau Padar jangan sampai dilewatkan. Medan trekking yang sulit sebelumnya sesaat akan terlupakan.
Kami menghabiskan waktu sekitar dua jam di Pulau Padar, itu termasuk berenang sejenak di teluk pemberhentian speedboat kami.
Mencari Keberuntungan Bertemu Komodo
Selanjutnya, perjalanan kami adalah menuju ke Pulau Komodo. Kecilnya kami di tengah lautan luas itu tak putus mengingatkan besarnya keagungan Tuhan, beruntung Speedboat cukup stabil karena tidak ada ombak membuat perjalanan bisa lebih dinikmati. Pantas Bang Steph serem-serem gimana gitu membayangkan menginap di kapal.
Tiba di Pulau Komodo, setelah membayar tiket masuk, kami mencari Ranger. "Jangan jalan tanpa Ranger" begitu kata Ranger kami, mengingatkan kejadian beberapa bulan lalu, warga Singapura digigit Komodo dan berakhir meninggal di rumah sakit.
Kami menikmati pencarian komodo. Sesekali Ranger memberi informasi tambahan, sesekali kami juga mengajukan pertanyaan. Menurut Ranger yang merangkap guide hari itu, bulan Juni adalah bulan yang sulit bertemu dengan Komodo dikarenakan musim kawin.Â
Namun kami cukup beruntung karena bisa bertemu 3 Komodo dari berbagai usia di hari itu. Reptil yang masuk warisan UNESCO, yang selama ini membuat penasaran itu, akhirnya bisa diabadikan dengan fotoan bareng.
Ranger nya sudah berpengalaman, foto-foto yang dihasilkan benar-benar bagus, seolah-seolah kita berjarak dekat padahal minimal 2-3 meter dari pengambilan foto.
Lebih kurang dua jam juga kami menghabiskan waktu di Pulau Komodo. Itu sudah termasuk waktu kita gunakan untuk belanja souvenir, ini wajib. Mutiaranya cantik serta baju tulisan Pulau Komodo boleh lah buat mengingatkan kunjungan.
Skorkeling di Pink Beach
Pemberhentian ketiga kami hari itu adalah Pink Beach. Pantai-pantai di sana memang sangat cantik dan alami. Airnya jernih seperti kristal, bisa dilihat karena tembus pandang. Karena itu juga, di tempat ini, kami juga menyempatkan snorkeling melihat keindahan bawah laut Flores.
Nggak terasa kami satu jam snorkeling di Pink Beach. Rasanya masih ingin melihat ikan-ikan yang berwarna-warni itu ke sana ke mari. Bawah laut nya benar-benar cantik. Semoga, suatu hari nanti, kami punya kesempatan untuk kembali.
Jadi, kalau cuma punya waktu sehari berkeliling dengan pemberhentian seperti ini, sebenarnya cukup. Mengingat libur di tanah air yang tidak banyak, tidak masalah. Masih bisa menjelajah ke Timur Indonesia saat akhir pekan. Hitungannya, Jumat berangkat, Sabtu menjelajah, lalu hari Minggu pulang.
Kami beruntung karena cuaca bagus. Sehingga, sore hari nya kami masih dapat kesempatan melihat matahari terbenam dengan sempurna di Labuan Bajo, dari Pantai Hotel tempat kami menginap. Ini bonus. Jadi, kira-kira begini gambarannya kalau mau ambil trip sehari full di Labuan Bajo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H